Bab 17

94 8 0
                                    

• •✠•❀ Hiraeth  ❀•✠ • •

Bara keluar dari ruang multimedia menemui Bayu dan Reno yang memberinya ruang untuk bicara dengan Zalfa tadi.

"Kenapa lo?" tanya Bayu.

"Gue cabut duluan, ada urusan mendadak," pamitnya.

"Diomongin apa sama Zalfa? Bisa langsung semangat gitu," gumam Reno menatap Bara pergi.

"Udah biarin, daripada tantrum nanti malah nelen kamera," ucap Bayu lalu merangkul Reno mengajaknya pergi dari sana.

Di sisi lain Bara sedikit kegirangan sebab Zalfa menawarkan untuk keluar berdua sebagai tanda permintaan maaf Zalfa karena membuat gaduh dengannya.

"Gue tunggu di depan rumah," ucap Zalfa di telepon tadi.

Bara langsung bergegas menyahut tas nya dan pergi dari ruang multimedia. Dengan mengulum senyum Bara melangkah meninggalkan kedua sahabatnya itu.

• •✠•❀ Hiraeth  ❀•✠ • •

Bara dan Zalfa sudah berada di tempat tujuan mereka, menyusuri koridor mall menuju bioskop di lantai empat. Zalfa terpaut beberapa langkah di depan Bara. Gadis itu sengaja meminta mereka untuk berjalan berjauhan alih-alih takut jika berpapasan dengan orang yang mereka kenal.

📩
Zalfa
Gue ke toilet dulu ya, Lo masuk aja pesen tiketnya. Nanti gue tuker uangnya tenang aja.

Bara menatap ponselnya lalu melirik Zalfa. Benar saja gadis itu sudah ditelan belokan arah toilet.

✉️
Bara
Gue tunggu lobby bioskop ya.

📩
Zalfa
Ok

Bara melanjutkan langkah ke lantai terakhir tempat bioskop berada. Di tengah menaiki eskalator, ia disajikan dengan pandangan mengejutkan dari Kiara yang berada di tengah kerumunan orang di eskalator itu bersama seorang lelaki lain.

Bara terkejut lalu mengejar Kiara yang tidak jauh beberapa meter dari tempat ia berdiri, ia mengikuti Kiara diam-diam dan ternyata tujuan Kiara juga bioskop.

Sesampainya di lobby bioskop Kiara langsung mengantre tiket disusul Bara yang menarik bahu Kiara dengan reflek Irfan mendorong bahu Bara. "Maksud lo apa?!" bentak Irfan. Berbeda dengannya, Kiara hanya terdiam menatap bara yang penuh emosi.

"Ini siapa?" tanya Bara.

"Siapa?" ulang Bara karena Kiara tetap bungkam.

"Lo siapa?"

"Harusnya gue yang nanya lo siapa?!" ucap Bara naik satu oktaf. "Gue masih sempet nggak percaya sama foto itu, Ki. Tapi sekarang gue lihat dengan mata kepala gue sendiri," ucap Bara langsung berlalu.

"Bar, nggak kaya gitu," rengek Kiara menahan lengan Bara.

"Udah berapa lama lo sama dia, Bro?" tanya Bara menatap Irfan.

"Jawab, Sayang. Dia siapa?" tanya Irfan.

"Gue—" Belum selesai menjawab kata-katanya tertahan dipotong oleh Bara.

"Jawab pertanyaan gue!"

"Gue lima bulan sama dia," jawab Irfan. Bara mengangkat satu sudut bibirnya. "Oh, langgeng ya, Bro," ucapnya.

"Lo pacar Kiara juga?" tanya Irfan. Bara menggeleng, "bukan."

"Bar, dengerin dulu gue bisa jelasin," ucap Kiara menahan lengan Bara.

[04] Hiraeth ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang