Bab 9

101 9 0
                                    

• •✠•❀ Hiraeth  ❀•✠ • •

Bara membuka pintu kulkas dan meneguk sekaleng minuman di sana. Entah kenapa sejak melihat gambaran dirinya dan Lila— bukan, gambar Zalfa yang ia maksud sampai malam ini rasanya seperti kosong. Ada perasaan aneh tak seperti biasanya.

"Mikirin apa kamu? Dari pulang sekolah banyak bengongnya mama lihat," ucap Jessica yang sedang menyiapkan makan malam bersama Nadella—adik Bara.

"Eh nggak, Ma."

"Enggak apa sampe diem gitu terus. Ada masalah? Kiara?" pepet Jessica menebak-nebak.

"Enggak bukan Kiara," jawabnya. Jessica mengangkat alis masih bertanya-tanya karena tak biasa anak bujangnya berdiam diri tanpa adanya masalah.

"Emm, Mama masih ingat Lila nggak?"

"Lila?" beo Jessica.

"Iya Lila, anak cewek yang tetangga kita dulu."

"Oh, yang masih kamu cari sampai sekarang?" Bara kembali terdiam. Bagaimana bisa ibunya tau jika ia masih mencari keberadaan Lila?

"M-mama tau?"

"Tau lah, gelagat kamu bisa Mama baca semua."

"Ih serius!"

Jessica terkekeh mendengar rengekan anaknya. "Ya tau, kamu sering ketiduran di meja dan laptop kamu masih nyala. Sering Mama masuk kamar kamu pas layar laptop nunjukin banyak nama Lila di sosmed, Mama juga pernah nemuin kertas catatan kamu coretan nama Lila di situ, semua nama yang ada Lila–nya ada di situ terus kamu coret kayak lagi cari orang hilang. Itu tandanya kamu masih cari dia 'kan? Iya 'kan?" jelas Jessica.

Bara hanya terdiam mendengar jawaban Jessica, ternyata sedetail itu ia diperhatikan. "Mama tau semua?"

"Yang namanya Ibu tetap tau tingkah laku anaknya gimana tanpa bertanya. Padahal kamu udah punya Kiara tapi masih cari info Lila, kangen?"

"Banget, Ma. Lila sama Kiara enggak bisa disamain posisinya buat Bara. Udah bertahun-tahun aku cari info tentang dia tapi nihil. Enggak ada hasil sama sekali, Ma."

"Siapa tau dia sudah balik dan ada di sekitar kamu dan mungkin nama panggilannya sudah berbeda. Kayak adek kamu, dulu panggilannya Adel sekarang dipanggil Nadella. Semua bisa berubah Bara, tapi ada yang mungkin belum berubah. Itu kebiasaan dan hobi yang sudah tertanam," jelas Jessica.

Bara mengangguk paham dengan penjelasan ibunya. Benar, mungkin kebiasaan dan hobi Lila–nya dulu masih sama dengan Lila yang sekarang. Seperti dirinya yang sejak dulu sangat menyukai mobil tamiya sampai sekarang kamarnya penuh dengan tamiya sebagai pajangan.

"Lila siapa sih?" tanya Nadella yang baru selesai mencuci kentang.

"Ikut-ikutan aja lo," cibir Bara.

"Ih sewot amat!" gerutu Nadella.

"Mulai deh."

"Abang yang mulai, Ma. Aku 'kan cuma nanya," adu Nadella.

"Lagian lo kepo amat."

"Kepo sama nanya sedikit itu beda."

"Apa? Sama-sama pengen tau 'kan?" tantang Bara.

"Apa sih?!" ucap Jessica naik satu oktaf.

"Tuh dibentak dikit pada diem kan," cibir Jessica. Bara pergi sambil melirik adiknya.

Ia kembali ke kamarnya, menutup pintu lalu bersandar di sebaliknya. Memikirkan perkataan Ibunya tadi. Ada benarnya juga, mungkin Lila yang sekarang sangat berbeda dengan sosok Lila–nya dulu.

[04] Hiraeth ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang