Bab 18

89 8 0
                                    

• •✠•❀ Hiraeth  ❀•✠ • •

Dentingan sendok dan piring serta gurauan kecil mengisi ruang makan pagi itu. Berbeda dengan pemuda malang kesiangan itu.

"Nggak ada yang bangunin Bara?!" seru nya.

"Ma, Pa, Del? Bara masih hidup 'kan? Masa kalian nggak liat aku?" ucap Bara sambil menggoyangkan bahu Nadella dan menatap ketiga manusia yang tak menggubrisnya.

"Ma, bahu Adek goyang!" seru Nadella panik.

"Hah enggak, diem gitu. Goyang gimana?"

"Ini loh Ma, masa ngga liat!"

"Eh iya, Dek. Papa lihat, kok bisa?" ucap Akbar ikut berpura-pura panik.

"Iya kan!"

"Ck! Tau ah!" kesal Bara lalu pergi untuk mandi.

"Mangkanya kalo malem itu tidur bukan ngegame sampe subuh. Kesiangan kan," omel Nadella.

"Ya namanya juga push rank, kejar target dong."

Jessica menggeleng. "Ya tapi nggak nyiksa badan sendiri, kalo ngedrop baru tau rasa kamu. Kalo sakit yang repot juga Mama," imbuhnya.

"Kamu kalo ngegame terus papa sita motor dan debit kamu," ancam Akbar. "Papa sering lihat ulah kamu ya kalo malem, berisik, Bar. Akibatnya kesiangan gini 'kan?"

Bara menunduk tak berani menatap kedua orang tuanya. "I-iya maaf."

"Udah sana mandi terus sarapan."

"Aduh Bara nggak sekolah aja ya, udah jam segini pasti telat, Ma."

"Liat noh jam berapa?" ucap Nadella menunjuk jam dengan lirikan matanya.

"Lah? Jam kamar gue jam 8 loh," ucap Bara heran. Jam dinding di dapur masih menunjukkan jam setengah enam kurang sedangkan jam di kamarnya sudah jam sekolah.

"Sengaja tadi Papa tambahin jam nya biar kamu kaget. Terus Papa bangunin Della jam setengah lima. Ampuh 'kan?" ucap Akbar.

Bara merengut. Masih pagi udah dikerjain aja, gumamnya.

"Ck, yaudah aku mandi dulu," gumamnya diiringi kekehan kecil Nadella.

• •✠•❀ Hiraeth  ❀•✠ • •

"Nanti pulang sekolah mau jenguk Kiara nggak?" tanya Reno. Bayu menggeleng. "Baru juga nggak masuk sehari, udah dijenguk aja kayak tuan putri."

"Lo gimana, Bar? Pacar lo sakit, diem-diem bae," Lanjut Bayu.

"Mantan."

"Lah udah nggak pacaran? Kenapa geh?" tanya Bayu.

"Gapapa. Udah selesai aja," jawab Bara seadanya. Reno mendekatkan dirinya seperti berbisik, "dia beneran selingkuh?"

"Iya, udah lima bulan."

"Lah?!" seru Reno dan Bayu bersamaan. Tangan Bara membungkam mulut kedua sahabatnya. Ia tau pasti akan terlontar kata-kata lain dari keduanya.

"Nggak usah lebay. Putus ya putus," ucapnya.

"Hubungan udah setahun tapi mutusinnya gampang amat, biasanya berantem juga baikan," gerutu Reno.

Bara menghembuskan napas. "Kali ini nggak."

"Semua kesalahan bisa diperbaiki kecuali?" ucap Bayu. "Perselingkuhan!" jawab Reno dan Bara bersamaan.

"Nah pinter anak Papa," ucap Bayu sembari mengacak-acak rambut keduanya.

Reno dan Bayu menatap Bara dengan tatapan malas. Bara yang ditatap begitu hanya bisa tertawa geli. Tanpa sadar ia menoleh ke arah pintu kelas dan mendapati sosok Zalfa berjalan masuk dengan memegang satu gelas boba. Gadis itu duduk dan kemudian membuka bukunya sambil menyedot minumannya.

[04] Hiraeth ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang