Author POV
Darren masuk ke rumah megahnya yang sudah tidak dia datangi seminggu, dia disambut oleh pelayan yang selalu ada disana, sampai di ruang tamu dia berhenti karena melihat sekelompok orang yang sedang bersama, terlihat bahagia.
"Darren." panggil Daniel.
"Harmonis banget." kata Darren sarkas dan Daniel langsung mengerti maksudnya.
"Jangan mulai." sahut Daniel yang diabaikan oleh Darren.
"Kamu harus belajar bersikap baik sama mereka, suka atau enggak kalian itu keluarga." kata Daniel lagi.
Darren tak berniat untuk menjawab, dia hanya menatap orang yang ada disana. Istri kedua ayahnya, dan kedua anaknya. Mereka sedang bersama selayaknya keluarga bahagia. Lalu kenapa Ayahnya tak pernah memperlakukannya dengan sama? Apa karena ayahnya hanya mencintai istri keduanya? apa karena dia lahir diantara mereka yang dipaksa untuk bersama karena setara? Lalu kenapa ini menjadi salahnya? kenapa dia yang harus menanggung semuanya?
Darren duduk di sofa menunggu ayahnya untuk datang membawakan jadwal yang harus dia jalani selama sepekan. Tak lama Ayahnya kembali dan duduk di depan Darren.
"Ini jadwal kamu selama seminggu, Papa sama Mama udah susun semuanya dan seperti biasa kamu tinggal mengikuti jadwal ini. Ingat selalu perhatikan semua yang kamu lakukan dan katakan, jangan sampai kamu melakukan hal yang bikin keluarga kita malu." kata Daniel.
Darren bahkan sudah hafal di luar kelapa semua kalimat yang Ayahnya ucapkan, dia mendengar kalimat yang sama setiap minggu.
Di setiap hari minggu Darren akan diberikan jadwal untuk dia jalani selama satu minggu berikutnya. Shooting, kuliah, manggung, dan kegiatan pertemuan lainnya yang harus Darren jalani tak peduli dia lelah atau tidak, orang tuanya hanya peduli dengan jadwalnya terlaksana dengan baik. Serta pujian orang-orang terhadap mereka.
"Kamu jelas tau kalau papa selalu tau semua pergerakan kamu, papa gak akan segan-segan untuk memberi kamu pelajaran kalau sampai kamu berbuat yang aneh-aneh atau ada berita yang mengganggu reputasi papa."
"Ya." sahut Darren malas.
Darren paham apa maksud ayahnya. Dia malas untuk menentang karena akhirnya tetap dia yang salah.
"Minum vitamin kamu, papa nggak mau kamu sakit dan bikin jadwalnya berantakan semua." kata Daniel.
Darren tersenyum sinis, Ayahnya bukannya takut anaknya sakit, dia hanya takut Darren tak bisa mengikuti semua jadwalnya dan membuat semuanya berantakan.
Darren bangun dan bersiap untuk pergi dari sana, memilih tidur di studionya dengan berbagai alasan hanya untuk menghindari tidur di rumah.
"Mau kemana?"
"Ke studio."
"Malam ini rekan kerja papa bakalan dateng berkunjung. Jangan kemana-mana. Bukannya papa juga udah bilang jangan keseringan tidur di studio. Kayak orang gak punya rumah." kata Daniel.
'Emang gak punya' sahut Darren dalam hati. Tapi Darren memilih untuk tidak mengatakan apa-apa, dan hanya menarik nafas dalam mencoba untuk tidak terpancing emosi.
"Bentar lagi kamu manggung, inget jangan sampai perut kamu kelihatan. Tunggu sampai birunya hilang." kata Daniel.
Beberapa hari yang lalu, Darren baru saja mendapatkan 'hadiah' pukulan dari ayahnya karena dia yang bolos dari kampus, karena shooting memakan waktu lebih lama dari perkiraannya hingga dia tidak sempat ke kampus. Bukan salahnya, memangnya siapa yang menyangka akan terjadi masalah hingga shooting tidak selesai tepat waktu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Stars | Watanabe Haruto
Teen FictionAnd how the star lost in the darkness . . . . . . ⚠️ Physical Abuse, Mental Illness, Harsh Word, Brothership, BxG, Angst. 🦋 Hati-hati dengan warning diatas ya..