Author POV
Darren masuk ke rumahnya setelah beberapa hari berada di rumah sakit, walaupun perutnya sakit tapi dia sedikit bersyukur setidaknya dengan dia yang dirawat itu memberinya waktu untuk istirahat sebentar.
Ada banyak orang di rumahnya, lebih banyak dari biasanya. Tidak heran karena orang tuanya pasti sedang menyiapkan pesta ulang tahun pernikahan mereka yang akan diadakan satu minggu lagi. Acara formalitas yang tidak ada arti apa-apa selain hanya untuk kepentingan bisnis semata. Memuakkan.
"Darren." Darren menolehkan kepalanya ke asal suara. Suara yang sangat lembut saat bicara dengan orang lain namun terdengar begitu dingin saat bicara padanya.
"Kenapa ma?"
"Ini schedule kamu yang baru. Nanti Gilang akan kesini buat jemput kamu. Nanti malam kamu ada wawancara buat majalah, besok kalian pemotretan." kata Anetta. Darren bahkan baru saja menginjakkan kakinya di rumah.
"Harus banget malam ini ma? Aku baru balik dari rumah sakit."
"Trus? kamu udah boleh pulang ya artinya kondisi kamu udah baik. Kamu udah ngabisin beberapa hari tidur doang di rumah sakit Darren. Nggak usah kayak anak kecil."
Darren tak menjawab karena jujur saja kadang dia tak tahu harus menjawab apa karena kelakuan mamanya sangat berbeda dengan seorang ibu pada umumnya, yang seharusnya.
"Minggu depan kita ada acara besar di rumah. Jangan sampe kamu sakit lagi. Lagian mama heran, kamu tuh sakit mulu. Lama-lama kamu kayak orang penyakitan." kata Anetta tanpa memikirkan apa itu menyakitkan untuk Darren atau tidak.
Darren menatap Anetta tak percaya, dia sudah sering mendengar kata-kata kasar mamanya tapi tetap saja rasanya tak percaya saat mendengar hal sekasar itu datang dari mulut seorang ibu.
"Penyakitan?" tanya Darren lalu tertawa sarkas.
"Kenapa? emang kenyataannya kayak gitu. Kamu itu laki-laki masa dikit-dikit sakit."
"Emang siapa yang bisa sehat dengan jadwal gila kayak gini, Ma?"
"Shut up. Mama nggak mau denger apa apa dari kamu."
Darren menghela nafasnya kasar, lalu memilih untuk pergi dari sana dan masuk ke kamarnya. Jika tau seperti ini dia lebih baik pulang ke apartment saja daripada harus dihadapkan dengan mamanya.
--
Sudah beberapa hari Darren tak datang ke kampusnya dan sekarang rasanya asing karena dia seolah lupa bagaimana rasanya ada di lingkungan seperti ini.
"Gi!" Panggil Zenna yang seperti biasanya datang bersama dengan Bagas.
"Hi Ze, Hi Gas." sapa Darren.
"Kemana aja Ren?" tanya Bagas basa basi karena sudah beberapa hari tak melihat Darren.
"Kemarin ada jadwal, jadi terpaksa harus ijin." sahut Darren berbohong.
"Ada tugas kelompok lagi kemarin Gi." kata Zenna.
"Oh ya? tugas apa?"
"Nanti gue kirim. Tapi kayaknya bikinnya harus barengan, soalnya semuanya nyambung jadi susah kalau nggak bareng ngerjainnya."
"Harus dikumpul kapan?"
"Masih 3 hari lagi." sahut Zenna.
"Rencananya mau ngerjain nanti malem, lo bisa gak?" tanya Bagas.
"Nanti malem gue baru bisa sekitar jam 8 ." tanya Darren.
"Oh yaudah, jam 8 aja kalo gitu." sahut Bagas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Stars | Watanabe Haruto
Teen FictionAnd how the star lost in the darkness . . . . . . ⚠️ Physical Abuse, Mental Illness, Harsh Word, Brothership, BxG, Angst. 🦋 Hati-hati dengan warning diatas ya..