19 - The One She Loves

368 41 15
                                    

Author POV

"Zenna.." panggil wanita paruh baya yang suaranya sudah bisa Zenna hafal diluar kepala.

Zenna menoleh, dan melihat seseorang yang sudah dia anggap ibu keduanya ada disana dibelakangnya.

"Bunda.." panggi Zenna, sudah lama sejak terakhir kali mereka bertemu.

Zenna memeluk ibu dari seorang yang disayanginya itu untuk melepas rindu. Dulu mereka sering menghabiskan waktu bersama. Berbagi kebahagiaan bersama.

"Aku kangen.." kata Zenna. Dia merindukan kehidupannya sebelum Takdir merenggut seseorang yang sangat dia sayangi.

"Bunda juga kangen.. udah lama banget kita gak ketemu."

"Maaf ya bun, aku baru berani dateng sekarang. Sebelumnya aku masih nggak sanggup kesini."

"It's Ok. Gio pasti ngerti." sahut wanita itu.

Gio... Bara Giovann... itu adalah nama yang terukir disana. Seseorang yang selalu menjadi bagian dari hidup Zenna.

"Udah  hampir setahun Gio pergi tapi kayak masih belum nyata buat aku bun. Aku masih ngerasa kalau ini mimpi, aku masih nunggu buat bangun dan ketemu Gio lagi.." kata Zenna.

"Pelan-pelan sayang, pelan-pelan lepasin Gio ya?" kata Sera -Ibu Gio.

"Aku nggak bisa janji, bunda tau aku sama Gio bareng-bareng udah dari kecil. I really love him."

"Bunda tau.. tapi Gio juga pasti mau kamu ngelanjutin hidup kamu dengan baik. Dia juga sayang banget sama kamu." kata Sera membuat Zenna kembali menangis meskipun sudah mencoba menahannya.

"Kita ngobrol sebentar sambil beli minum mau? biar kamu bisa lebih tenang. Nanti Gio marah kalau bunda biarin Zenna-nya nangis kayak gini." kata Sera sambil mengelus rambut panjang Zenna dengan lembut, hal yang dulu selalu Gio lakukan.

Zenna mengangguk dan mengikuti Sera ke tempat makan yang ada disana. Ada banyak hal yang ingin Sera bicarakan, termasuk apa yang dia dengar tadi.

"How's life, Ze?" tanya Sera setelah beberapa menit mereka hanya diam.

"Just black and white. Warnanya udah hilang." kata Zenna, dia tidak bohong, memang itu kenyataannya.

"Zenna... bunda tau gimana rasanya. Bunda juga ngerasain rasa kehilangan yang besar, bagaimanapun Gio anak bunda. Tapi Gio nggak akan bahagia liat kamu kayak gini Ze. Dia pasti mau kamu lanjutin hidup kamu dengan baik selagi kamu simpan dia di memory kamu." kata Sera.

"Aku juga berusaha bun. Tapi susah.. Dulu Gio selalu ada di setiap hari-hari aku, aku ngapain aja selalu sama Gio. Bahkan sekarang tiap kali aku keluar rumah aku selalu ngeliat Gio dimana-mana sekalipun aku udah pindah ke tempat lain, sekalipun itu tempat yang gak pernah kita lewatin. Tiap aku nonton film selalu ada suara Gio yang aku denger lagi nonton bareng sama aku. Tiap aku denger musik yang aku pakai pas nari, yang aku inget bukan aku yang lagi nari ballet bun, tapi aku inget Gio yang nonton aku sambil senyum. Susah ngilangin dia.."

"Bunda nggak minta kamu hilangin dia, cukup simpan dia di memory kamu Ze, jangan simpan di hati kamu." kata Sera. Membuat Zenna menatapnya bingung. Kenapa tidak boleh?

"Kamu berhak ketemu sama orang yang kamu cintai, orang yang cinta sama kamu. Kamu berhak ngisi hati kamu sama orang baru, tanpa bayang-bayang Gio."

"Apa maksud Bunda?" tanya Zenna dengan tatapan tak percaya kalau dia akan mendengar kalimat itu.

"Bunda denger semuanya. Jangan memulai hubungan sama orang lain kalau itu hanya karena dia mirip sama Gio, Ze. Biarin Gio terbang tinggi, jangan tahan dia. Gio gak akan suka kamu kayak gini, kamu nyakitin diri kamu, nyakitin orang yang udah sayang sama kamu. Jangan ya, sayang?" kata Sera.

Lost Stars | Watanabe HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang