42 - Give Another Try

515 44 6
                                    

Author POV

Darren masuk ke apartmentnya, hari ini dia sudah boleh pulang dan sekali lagi Gavin yang mengantarnya. Jika sebelumnya juga ada Gilang maka hari ini hanya ada Gavin yang menemaninya.
Darren bahkan masih belum tahu bagaimana dia harus bereaksi jika dia melihat Gilang. Sampai detik inipun dia tidak mengatakan apa-apa pada agensi.

Bukannya Darren takut melaporkan ini atau bukannya dia tidak bisa mengganti Gilang. Tapi jika dia lakukan itu, dia merasa kalah. Darren ingin memperlihatkan bahwa dia sama sekali tak terusik dengan apa yang Gilang lakukan, padahal nyatanya itu adalah salah satu alasan terbesar kenapa dia sampai melakukan hal yang hampir membunuhnya.

Darren rasa agensi juga tidak tau apa yang terjadi, kecuali Gilang cukup bodoh dengan mengatakan sendiri apa yang sudah dia lakukan.

"Ren, kenapa bengong?" Tanya Gavin sambil menaruh beberapa barang yang dia bawa dari rumah sakit.

"Hm? Enggak. Lo mau langsung pulang atau mau disini dulu?" Tanya Darren.

"Disini aja, males liat papa."

"Dia di rumah?"

"Kayaknya iya, dia tau gue yang jemput lo di RS."

"Kok bisa?"

"Nggak tau, Om Sena kali yang bilang." Jawab Gavin.

"Bisa aja.."

"Tapi dia cuma diem aja, nggak marahin gue."

"Tumben?"

"Gue juga heran. Gak tau ah.. ngapain juga mikirin dia." Kata Gavin lagi.

Darren melihat ke arah Gavin beberapa saat, dia ingin mengatakan pada Gavin tentang apa yang dia dan Revan lakukan, tapi apa Gavin benar-benar bisa dipercaya?

Jika saja Gavin benar-benar ingin berada di pihaknya, Darren mungkin bisa meminta Gavin untuk bersaksi di pengadilan. Tapi jika Gavin tak sepenuhnya ada di pihaknya, setidaknya Darren tak akan merasa bersalah nantinya saat proses hukum benar-benar dia lakukan... yang semoga saja bisa dilakukan.

"Vin.. sesayang apa lo sama papa?" Tanya Darren.

Gavin yang mendapat pertanyaan seperti itu tiba-tiba tidak tau harus menjawab seperti apa.

"Kenapa nanya gitu tiba-tiba?" Tanya Gavin.

"Gue cuma mau tau sebesar apa rasa sayang lo sama dia, jadi gue bisa persiapin sebesar apa lo bakalan benci sama gue." Kata Darren semakin membuat Gavin bingung.

"Benci kenapa? Yang jelas bicaranya Ren, jangan bikin gue bingung." Kata Gavin, karena jujur saja apapun yang berhubungan dengan Darren dan ayahnya entah kenapa membuat Gavin menjadi dua kali lipat lebih waswas.

"Lo inget kita pernah bahas tentang apa yang akan terjadi kalau kita berontak dari papa?"

"Iya, kita bakalan hancur." Kata Gavin menjawab pertanyaan Darren.

Darren melihat ke arah Gavin.

"Gue mau sekalian hancurin semuanya sampai nggak ada sisanya." Kata Darren.

Gavin tak langsung menjawab, dia masih memproses semua yang Darren katakan, apa yang ingin Darren sampaikan.

"Lo... mau berontak?" Tanya Gavin pelan.

"Lebih dari itu... gue mungkin hancurin Ragasta."

"Dengan cara apa?"

"Gue selama ini nyimpen semua bukti dari semua yang dia lakuin ke gue, semuanya."

"Lo mau laporin ke polisi" tanya Gavin. Anggukan dari Darren membuatnya sedikit terkejut, Gavin  tak menyangka akan sejauh ini.

"Trus lo gimana?" tanya Gavin. Dia bukannya takut ayahnya dipenjara tapi dia takut membayangkan apa yang  mungkin terjadi dengan Darren.

Lost Stars | Watanabe HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang