7 - He's Alone

538 55 11
                                    

Author POV

Darren berdiri di depan mesin minuman yang ada di agensi, Darren terhitung jarang berada disini karena jadwalnya yang padat, lebih padat dari yang lainnya. Tapi sekarang dia harus sering-sering berada disini karena dia harus mulai menyiapkan lagu baru untuk album FLARE dan albumnya sendiri.

Darren mengambil satu kaleng minuman soda, dan berniat untuk langsung ke studionya, tapi ada 3 orang di depannya yang menahannya untuk tetap berada disana. David, Juna, Arkan, dan Kevin mendekati Darren dengan langkah yang sangat angkuh, seolah Darren adalah orang rendahan, dan mereka sepertinya tak sadar kalau tempat Darren berada di atas mereka.

Darren hanya melihat mereka dengan tanpa minat, menunggu kalimat apa yang akan keluar dari mulut mereka.

"Hai anak emas.." sapa David.

Baru satu kalimat yang mereka keluarkan, tapi sudah membuat Darren merasa muak. Jadi Darren tak membalas apa-apa.

"Wah, si anak emas ini makin sombong aja. Disapa sekarang nggak mau bales." sahut Juna.

"Ada perlu apa?" tanya Darren walaupun aslinya dia sudah sangat sangat malas untuk menanggapi.

"Nggak mau nawarin minum dulu?" tanya David.

Darren melirik mereka satu per satu, sampai matanya berhenti di Kevin dan Arkan. Lucu, dulu mereka begitu dekat dan sekarang mereka ada di posisi seperti ini. Kevin  dan Arkan yang ditatap oleh Darren memalingkan wajahnya, jika tidak sedang bersama dengan David atau Juna, Kevin  tak akan mampu berhadapan dengan Darren. Sekalipun Darren lebih muda darinya tapi Darren Gian itu nama yang besar, Kevin  tak bisa menolak fakta itu. Sedangkan Arkan tetap dengan rasa bersalahnya karena sekarang dia berada disini padahal baru kemarin dia minta maaf pada Darren. Jika bukan karena dipaksa oleh David, Arkan tak akan mau ikut.

"Mau minum apa?" tanya Darren. Dia bukannya takut, Darren hanya tak mau terlibat masalah yang nantinya bisa membuatnya harus berurusan dengan amarah papa atau mamanya.

"Cola?" kata David dengan senyum meremehkan.

Darren memasukkan beberapa koin dan mengambil empat cola yang keluar dari mesinnya. Darren lalu menyodorkan cola ke arah David dan Juna.

"Gue nggak bilang kalo gue maunya cola." kata Juna yang membuat Darren melirik malas ke arahnya.

"Apa maksudnya lo natap gue begitu?"

"Jadi lo maunya apa?" tanya Darren.

"Gue lebih tua dari lo." kata Juna mempermainkan Darren.

"Anda mau apa?" ralat Darren.

Tapi tidak seperti harapan Juna yang ingin Darren memanggilnya 'kak' untuk menunjukkan rasa hormat.

"Lama-lama gue muak sama lo."

"Lo fikir gue enggak? Bisa lebih cepet? gue nggak ada waktu buat ngeladenin kalian." kata Darren.

Kevin melihat itu dengan diam, Darren masih tetap sama, dia selalu sama. Tidak takut dengan apa yang Daniel ataupun Juna lakukan, atau apa yang dunia siapkan. Itu malah membuatnya semakin marah.

David yang diusir seperti itu merasa harga dirinya jatuh hingga dia melempar cola yang sudah dibuka itu ke Darren dengan keras hingga mengenai kening sebelah kiri Darren dan membuat isinya membasahi baju putih yang Darren kenakan.

"Sh*t." desis Darren menyadari pakaiannya berantakan.

David bergerak maju dan mendorong Darren hingga punggungnya membentur mesin minuman.

"Jangan mentang-mentang lo lebih sibuk dari kita lo jadi blagu ya. Lihat hidup lo, lo nggak punya temen Darren, lo nggak punya siapa-siapa, lo sendirian." kata David sambil tersenyum. Lalu mendekat ke arah telinga Darren dan berbisik,

Lost Stars | Watanabe HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang