33 - Broken Into Pieces

357 34 21
                                    

Author POV

"Kamu nggak perlu nganterin aku padahal. Emangnya nggak terlambat nanti?" tanya Zenna.

Sekarang Zenna sedang berada di mobil Darren, Darren bersikeras untuk mengantar Zenna pulang padahal setelah ini dia ada jadwal untuk menghadiri meeting bersama dengan ayahnya di kantor.

"Masih cukup waktunya Ze, tenang aja. Lagipula kemarin aku ijin ajak kamu pergi masa sekarang aku nggak anterin kamu?" sahut Darren.

"Nanti kamu telat karena nganterin aku."

"Nggak akan telat, ini kan belum jamnya macet Zenna. Just stay still and be my princess, ok?"

"Iya, ok." Kata Zenna sambil memperbaiki duduknya seolah dia adalah seorang putri, lalu tertawa bersama Darren.

"Thanks ya Gi, udah anterin aku pulang."

"My pleasure."

Tak lama mobil Darren sudah sampai di depan rumah Zenna. Darren dan Zenna lalu turun dan Darren mengantar Zenna masuk, sekedar untuk berpamitan.

"Gian, ayo masuk dulu." kata Nessa saat melihat Darren datang bersama Zenna.

"Maaf tante, aku mampirnya lain kali aja, soalnya harus langsung ke kantor. Maaf kalau nggak sopan." kata Darren, tak ingin ibu dari perempuan yang dicintainya memberikan nilai minus.

"Oh gitu, yaudah gapapa. Lain kali harus mampir ya."

"Iya tante, pasti."

"Kalau gitu saya pamit dulu ya tante." kata Darren.

"Iya, hati-hati ya Gian. Jangan ngebut. Makasih sudah nganterin Zenna pulang."

"Sama-sama tante."

"Aku balik dulu ya Ze. I'll call you later." kata Darren pada Zenna sambil mengelus rambut belakang Zenna dengan lembut.

Setelah berpamitan, Darren lalu pergi dari sana dan mengendarai mobilnya menuju kantor ayahnya. Darren tak pernah merasa begitu semangat menjalani harinya seperti sekarang.

Keluarga Zenna sangat baik, padahal mereka baru bertemu dua kali tapi dia diterima dengan sangat baik. Darren berharap ini bisa menjadi kesempatan baginya untuk merasakan keluarga yang semestinya.

-

"Kita butuh bicara Zenna." kata Nessa saat mobil Darren sudah tidak terlihat lagi.

Zenna sudah tau apa yang akan keluarganya bicarakan, tapi mau bagaimana lagi? ini bukan hal yang bisa dia lepaskan begitu saja. Gian sangat berharga, sama seperti Gio.

Saat Zenna masuk ke ruang tamu, disana ada ayah dan kakaknya yang juga sudah menunggunya. Zenna kira hanya bundanya. Tapi ternyata dia salah, seluruh keluarganya pasti akan memarahinya sekarang.

"Duduk Ze." kata Pras. Zenna hanya menurut, ayahnya pasti marah, dan kecewa.

"Jelasin apa yang terjadi." kata Pras lagi.

"Maaf yah, aku nggak cerita ke kalian tentang apa yang terjadi, aku hanya nggak tahu harus mulai darimana." kata Zenna.

"Kasi tau kita semuanya Ze, bunda mau denger."

"Aku ketemu sama Gian udah lumayan lama, waktu itu kita nggak sengaja ketemu dan dia... dia mirip banget sama Gio. Waktu aku ketemu sama dia, dunia aku seakan berhenti. Yang saat itu aku fikirin, Tuhan akhirnya kabulin doa aku selama hampir setahun, setiap hari. Tuhan akhirnya kembaliin Gio...." kata Zenna.

"Dia bukan Gio, Zenna." kata Zion.

"Aku tau kak, tapi mereka terlalu mirip. Setiap aku sama Gian, aku bisa ngerasain kalau aku lagi sama Gio. Aku ngerasa apa yang hilang perlahan  kembali."

Lost Stars | Watanabe HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang