44 - The Star Wishing For Daylight

314 37 8
                                    

Author POV

Zenna menarik nafas panjang sambil memencet bel apartment Darren, dia tak pernah segugup ini. Tak lama Darren membuka pintu, berbeda dengan Darren yang biasanya menyambutnya dengan senyuman, kali ini tidak ada senyum sama sekali yang terlihat.

"Mau minum apa Ze?" tanya Darren.

Sangat asing, biasanya Zenna langsung mengambil minumannya sendiri, tapi sekarang dia merasa seperti pertama kali masuk kesini, ini bahkan lebih dingin dari saat itu.

"Apa aja, Gi." sahut Zenna.

Darren lalu pergi sesaat untuk mengambilkan Zenna minuman kaleng, lalu duduk di samping Zenna tanpa melirik sama sekali, menunggu apapun penjelasan Zenna yang dia yakini akan dia terima, karena sungguh, Darren sangat ingin memeluk gadis di depannya ini dan menghilangkan rasa lelahnya.

"I'm so sorry, Gi... kayak yang aku jelasin sama kamu di chat. Awalnya emang aku ngeliat kamu sebagai Gio, tapi seiring berjalannya waktu dan kita yang sering ngabisin waktu bareng, aku mulai lihat kamu sebagai Darren Gian, bukan Gio lagi. Makanya aku pernah bilang kalau aku ngerasa nggak cukup pantes buat bintang kayak kamu. Selama ini aku selalu takut nyari tau apa yang aku rasain karena aku takut sama hasilnya gimana, tapi setelah semua ini terjadi aku mulai sadar kalau aku udah nggak liat kamu sebagai Gio lagi... Aku mulai kangen sama kamu, bukan Gio.." kata Zenna menjelaskan semuanya, sesekali melirik Darren yang hanya diam sambil meminum minuman kaleng di tangannya.

"Tanpa sadar aku mulai bisa ngelepasin Gio, aku nggak nangis lagi kalau ke tempat Gio. Tanpa sadar setiap kali aku ke tempat Gio, aku selalu cerita tentang kamu sama dia. Aku mulai bayangin kalau Gio pasti seneng kalau bisa kenal sama kamu... Aku minta maaf Gi, harusnya aku nggak gegabah, harusnya aku bisa pelan-pelan untuk lepasin Gio dulu baru mulai hubungan sama kamu. Harusnya aku ceritain tentang Gio ke kamu dulu, kayak gimana aku ceritain tentang kamu ke Gio.. Aku minta maaf karena udah nyakitin kamu." lanjut Zenna.

"Tell me more about Gio..." kata Darren, itu adalah respon yang jauh dari pemikiran Zenna.

"Ya?"

"Kamu bilang harusnya kamu ceritain tentang Gio ke aku dulu. Yaudah, ceritain sekarang.."

"Aku nggak mau nyakitin kamu lebih banyak."

"Gimana aku bisa terima masa lalu kamu kalau aku aja nggak tau apa aja bagian dari itu, siapa aja yang ada disana.." kata Darren, tetap menatap lurus ke arah depan alih-alih melirik Zenna yang ada di sampingnya. Darren tak ingin luluh terlalu cepat.

"Kamu mau kasi aku kesempatan, Gi?"

"Tell me, Zenna."

"Ok. Gio... dia tetangga aku, dari aku kecil, dari aku bisa ingat dia selalu jadi bagian hidup aku.. Nggak ada satu haripun yang nggak ada dia. Kita ngabisin waktu bareng-bareng, sampai pas SMA kita jadian. Semuanya indah banget, aku terlalu asik sama hari-hari indah aku sampai nggak sadar kalau Gio sakit. Gio nggak pernah bilang apa-apa, dia bersikap kayak biasanya seolah dia baik-baik aja. Aku terlalu percaya sama dia sampai aku nggak curiga waktu dia sering ilang nggak jelas, yang dimana waktu itu ternyata dia lagi dirawat." kata Zenna, Zenna tak akan mampu untuk tidak menangis setiap kali mengingat ini.

"Sampai satu hari, mamanya Gio telpon aku dan bilang kalau Gio masuk rumah sakit dan minta aku untuk kesana. Waktu itu aku pikir Gio cuma sakit ringan, mungkin kena tipes atau DB, tapi pas aku sampai di rumah sakit, Gio.... Gio udah tidur, tidur tenang... Suster lalu pindahin dia ke ruangan lain.. Aku nungguin dia di luar ruangan itu... sejam, dua jam, sampai lewat tengah malam, hari itu aku nggak tidur buat nungguin dia bangun... tapi Gio nggak pernah bangun.." Darren melirik Zenna yang berusaha menghentikan tangisnya, dia merasakan hatinya sakit mendengar cerita Zenna. Mungkin jika dia yang berada di posisi Zenna, dia juga akan melakukan hal yang sama.

Lost Stars | Watanabe HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang