Author POV
Showcase perilisan lagu FLARE akan dilakukan hari ini dimana tidak tanggung-tanggung, agensi mengadakan konser untuk perilisan album mereka yang nantinya juga akan diisi oleh lagi solo dari setiap member dan bisa dipastikan kalau tiketnya terjual habis.
Agensi juga menyiapkan set up untuk penampilan mereka dengan begitu baik, nyaris seperti konser tunggal. Semua penonton sudah ada disana dan dia antara ribuan penonton itu Zenna dan Bagas menjadi salah satunya. Bahkan Gavin juga diam-diam datang kesana.
Gavin ingin melihat bagaimana penampilan Darren secara langsung, sebelumnya dia tidak pernah berani datang karena takut kalau Darren akan marah padanya tapi kali ini hubungannya dengan Darren sudah membaik dan tak ada alasan untuk tidak datang di acara yang besar seperti ini.
Sementara di belakang panggung Darren menyiapkan dirinya, tampil seperti ini bukanlah hal yang besar, darren bahkan sudah tidak merasa gugup lagi untuk menginjakkan kaki diatas panggung yang besar seolah-olah panggung itu memanglah tempatnya.
Dia sama sekali tidak bicara dengan David ataupun Juna kecuali itu memang hal yang benar-benar penting. Tak peduli sekalipun David atau Juna menatap kearahnya, Darren tak akan menghiraukan mereka.
"Ren, ayo kita doa dulu sebelum manggung." ajak Arkan.
"Iya." sahut Darren, lalu mereka berdoa bersama sebelum menjalani konser ini.
Kevin sesekali melihat ke arah Darren yang seperti tidak terganggu sama sekali, padahal Kevin dari tadi malam merasa takut dan gugup.
Suara intro dari lagu mereka mulai menggema dan mereka bersiap untuk masuk ke stage untuk memperkenalkan lagu mereka sebelum dirilis secara resmi setelah konser berakhir.
Mereka tampil dengan sangat baik, terlihat sangat kompak, tak akan ada yang menyangka kalau di belakang panggung mereka sama sekali tidak akur.Diatara semua orang yang ada di panggung, Darren Gian bersinar paling terang, bahkan sepertinya setidaknya 70% orang yang datang adalah untuk melihat Darren. Orang-orang akan melihatnya sekalipun dia berada di barisan paling belakang, orang-orang tetap akan fokus padanya meskipun dia hanya bernyanyi beberapa bait saja.
Di antara lautan penonton itu Zenna menatap ke arah Darren dengan kagum, kali ini Zenna tidak sedang melihat Bara, tapi ini benar-benar Darren. Kali ini tidak ada bayang-bayang Bara di depannya, yang ada hanya Darren Gian, sang bintang.
Setelah 2 jam konser berlangsung, akhirnya mereka sampai pada akhir acara dimana mereka menyanyi untuk encore. Darren menatap ke seluruh penonton, seperti yang selalu dia lakukan, Darren ingin mengingat kalau masih ada orang yang menyayanginya.
Sampai matanya tak sengaja melihat Zenna di barisan paling depan di bawah panggung sebelah kiri. Seketika senyum Darren menjadi lebih lebar dari biasanya, dia melambaikan tangannya ke arah Zenna.
Saat Darren masih menatap Zenna, seseorang mengangkat kaosnya hingga bagian perutnya kelihatan, Darren yang tadinya fokus terhadap Zenna sedikit terkejut dan menoleh cepat ke arah orang yang melakukannya, dan menemukan Kevin disampingnya yang sudah menatapnya dengan senyum yang mengembang, lalu digantikan dengan raut bingung setelahnya. Darren langsung menutup kaosnya, dengan pandangan yang terkejut dan takut, hingga membuat Kevin tak tahu harus bereaksi seperti apa. Kevin sama sekali tak mengira kalau Darren akan bereaksi seperti itu. Bukannya ini yang Darren minta? dia tak mungkin salah mengartikan permintaan Darren.
Kevin menatap Darren dengan pandangan bertanya, ragu, bingung, semuanya menjadi satu. Apa ini? Kenapa tubuh Darren penuh memar? Kenapa juga Darren memintanya untuk melakukan ini?
Senyum yang tadinya merekah luntur begitu saja. Kevin tak bisa memproses apa yang sedang terjadi. Apa maksudnya ini?
![](https://img.wattpad.com/cover/359990007-288-k805306.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Stars | Watanabe Haruto
Teen FictionAnd how the star lost in the darkness . . . . . . ⚠️ Physical Abuse, Mental Illness, Harsh Word, Brothership, BxG, Angst. 🦋 Hati-hati dengan warning diatas ya..