42 - Asking Permission

481 44 11
                                    

Author POV

Darren tersenyum kikuk saat Revan dan Jose masuk ke ruang rawatnya, sementara Gavin pergi ke kantin rumah sakit untuk memberi ruang pada Darren agar bisa bicara dengan leluasa.

"Hi kak, Om.. Silahkan duduk." kata Darren, sungguh Darren benci berada di situasi ini. Dia merasa menjadi orang paling jahat dan tak pantas dimaafkan.

"Gimana keadaan lo?" tanya Revan.

"Udah nggak papa kok kak. Makasih udah dateng."

"Kok bisa begini, Ren?" tanya Jose.

"Itu.. some stupid things. Aku minum wine trus habis itu renang tengah malem. Dan ya, hampir tenggelam." sahut Darren. Dia tak ingin berbohong lagi, sedikitpun.

"Kapan kejadiannya?" tanya Revan.

"Hari itu.." kata Darren dan Revan sudah mengerti maksudnya.

"Maaf... gue harusnya nggak kebawa emosi." sahut Revan, entah kenapa dia menjadi merasa bersalah.

"No.. lo sama sekali nggak salah kak. Masalahnya ada di gue dan reaksi lo wajar. Gue bahkan expect reaksi yang lebih dari itu."

"Padahal gue yang nyuruh lo minta tolong tapi gue malah marah dan nggak mikir kalau itu mungkin cara lo buat minta tolong." kata Revan.

"Cara gue salah kak, nggak seharusnya gue bohongin lo apalagi manfaatin lo kayak gitu. Gue minta maaf sama lo, sama om juga. Kayaknya gue bahkan nggak pantes buat ada di sekitar kalian."

"Kamu cuma nggak punya pilihan lain Ren." sahut Jose.

"Punya om. Aku bisa aja diem dan nggak ngelibatin kalian. Tapi aku malah milih ngelakuin hal buruk kayak gini, rasanya aku malu buat ketemu sama kalian setelah apa yang aku lakuin."

"Don't be. Kita mulai lagi semuanya, tanpa ada kebohongan." kata Jose.

"Iya Ren. Maaf, gue buka tas lo dan gue sama papa dan mama udah liat semua yang lo siapin. Dengan apa yang terjadi sama lo, gue paham kalau lo nggak berniat buruk, lo cuma butuh orang buat nolong lo dan gue nggak marah untuk itu. Ok, mungkin cara lo salah.. tapi dengan apa yang terjadi sama lo, kita bisa maafin lo untuk itu. Gue udah tambahin file yang bisa gue bantu cariin. Tinggal tambahin rekam medis lo dan siapin saksi. Kita bisa bawa ini ke pengadilan." sahut Revan.

Darren tak percaya dengan apa yang dia dengar.. setelah apa yang dia lakukan, Jose dan Revan masih memaafkannya.. mereka bahkan masih mau membantunya?

"Nggak... aku nggak bisa ngelibatin kalian lagi. Semua rencana itu, aku rasa nggak akan ada hasilnya." sahut Darren.

"Apa maksud kamu? Om yakin semua ini ada hasilnya.. Kamu nggak perlu takut, kali ini kita mulai semuanya lagi.. kita siapin lagi.."

"Gimana kalau ujungnya aku cuma bakalan hancur? ini belum seberapa dan papa udah bisa bikin hidup aku berantakan.. aku nggak bisa bayangin apa yang terjadi kalau aku berani berontak."

"Lo punya kita. Kita nggak akan tinggalin lo Ren. Kita akan bantu lo sampai lo bisa bebas dari dia." sahut Revan.

"Kenapa lo bantu gue sebanyak ini kak? kita baru aja kenal dan gue juga udah kecewain lo."

"Nggak tau, gue cuma pengen bantu lo.. Gue nggak tau kenapa gue nggak bisa cuma diem aja. Mereka udah perlakuin lo seburuk itu. To be honest, gue sampe nangis liat rekamannya, mama juga. Lo kuat banget udah bertahan sejauh ini, gue nggak bisa bayangin kalau gue yang ada di posisi itu." sahut Revan.

"It must be hurt so much..." kata Revan lagi.

"Gue udah terbiasa." sahut Darren.

"Itu bukan hal yang perlu dibiasain Darren, tubuh kamu nggak akan pernah bisa terbiasa dengan rasa sakit terus menerus." sahut Jose.

Lost Stars | Watanabe HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang