Author POV
Darren melihat ke arah pintu ruang rawatnya saat mendengar ada yang mengetuk pintunya. Dia langsung melempar senyum saat melihat kalau yang datang adalah Revan dan Bella, sedikit melirik CCTV yang ada disana, berharap Sena sedang melihatnya dan memberi informasi ini ke Daniel.
"Hi Kak" sapa Darren yang masih berbaring di ranjang, sengaja tidak bangun dari tidurnya sekalipun dia bisa.
"Halo Ren, gimana keadaannya?" tanya Bella.
"Udah lebih baik kak, duduk dulu kak." kata Darren.
Bella dan Revan langsung duduk di kursi yang disediakan disana, dan menaruh buah yang mereka bawa di atas meja.
"Sakit apa Ren?" tanya Revan.
"Cuma sakit biasa kak. Em.. Maaf ya kak, gue nggak bisa duduk." kata Darren.
"It's ok, berbaring aja Ren." sahut Bella, meneliti bagian mana dari tubuh Darren yang sekiranya sakit.
"Emang kenapa?" tanya Revan.
"Nggak papa kak."
"Luka yang di konser itu?" tanya Revan.
"Enggak, bukan itu kak."
"Jadi ada luka lain? bagian mana?" tanya Revan.
"Jangan gitu.." tegur Bella pada Revan, dia tak tega melihat Darren yang terlihat kebingungan mencari jawaban.
Bella kuliah jurusan Psikologi, dan tak sulit untuk melihat kalau Darren sedang merasa terdesak.
"Ok fine."
"Staff gue bilang jadwalnya di-reschedule jadi 2 hari lagi, kalau keadaan lo kayak gini gimana lo bisa kerja, Ren? Lo butuh istirahat."
"Gue nggak bisa libur lama-lama kak"
"Tapi keadaan lo lagi kayak gini."
"I'll try my best." sahut Darren, membuat Revan menghela nafasnya kasar. Sangat sulit membuat Darren cerita padanya.
Setelah mengobrol ringan beberapa saat, HP Darren yang dia taruh diatas meja berbunyi menampilkan nama kontak 'Papa' disana. Darren menarik nafas, untuk menjalankan skenarionya.
"Siapa Ren?" tanya Revan padahal dia bisa melihat nama yang tertera di layar HP Darren.
"Papa, bentar ya kak." kata Darren lalu menjawab teleponnya.
Darren mulai memasang wajah takut, mengingat kembali apa yang terjadi saat dia terkena serangan panik, lalu melakukan satu per satu adegan sekali lagi. Darren berharap aktingnya cukup bagus untuk membuat Bella yang merupakan mahasiswi jurusan psikolog percaya, dan berspekulasi sesuai dengan gejala yang sengaja Darren tunjukkan.
Revan melihat Bella yang sedang memperhatikan Darren, memberi kode kalau dia ingin tau apa yang Bella fikirkan tentang Darren yang sekarang sedang mengangkat telepon papanya,orang yang dia curigai telah melukai Darren.
"Halo pa..."
"Kenapa Revan bisa kesana?" tanya Daniel. Sepertinya benar-benar marah.
Darren bisa saja meminta orang lain untuk berpura-pura meneleponnya dan menjadi Daniel, tapi itu bisa saja menjadi boomerang untuknya. Jadi dia akan mengambil resiko sedikit lebih tinggi untuk membuat setiap adegan senyata mungkin.
"Itu.. aku.. kak Revan cuma jenguk." kata Darren terbata, seolah dia begitu gugup dan takut hingga kata yang keluar dari mulutnya terdengar acak.
"Sejak kapan kalian dekat, Darren?"
"Sejak ketemu di konser aku, pa."
"Apa saja yang sudah kamu bilang sama dia?" tanya Daniel. Persis dengan prediksi Darren.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Stars | Watanabe Haruto
Teen FictionAnd how the star lost in the darkness . . . . . . ⚠️ Physical Abuse, Mental Illness, Harsh Word, Brothership, BxG, Angst. 🦋 Hati-hati dengan warning diatas ya..