13 - Hold On To Each Other

622 57 6
                                    

Author POV

Gavin beberapa kali menghela nafasnya kasar, merasa khawatir atas keadaan Darren. Melihat Dokter Sena yang sepanik itu bahkan sampai menghubungi papanya agar Darren dibiarkan istirahat membuatnya merasa kalau keadaan Darren pasti lumayan buruk.

"Kenapa sih vin? gelisah banget?" tanya Fara saat melihat putranya beberapa kali melihat keluar dan melihat HP nya bergantian.

"Ma, aku keluar sebentar ya?" kata Gavin meminta ijin. Dia ingin melihat Darren sebentar saja hanya untuk memastikan kalau Darren baik-baik saja.

"Kemana?"

"Mau lihat Darren ma."

"Loh emangnya Darren sudah disini?"

"Ma, Darren dirawat disini. Tadi papa maksa dia buat dateng dan ngerawat Eva padahal dia juga lagi sakit. Untung aja tadi Dokter Sena ngecek Darren kesini ma, Darren sampai gak bisa jalan sendiri."

"Yaampun, mama nggak tau kalau Darren lagi sakit. Kalau mama tau, mama nggak akan bilang ke papa kamu."

"Sekarang aku mau lihat dia sebentar ma."

"Yaudah, tolong bilang kalau mama minta maaf ya?"

"Iya ma." kata Gavin lalu keluar dan menuju ke ruang rawat Darren.

Dia tak peduli kalau nanti Darren marah atau mengusirnya, setidaknya dia tahu kalau Darren baik-baik saja.

---

Darren membuka HP yang baru saja selesai diisi daya, tadi Gilang datang untuk membawakannya HPnya dan langsung kembali ke kantor agensi untuk mengurus jadwal yang harus mereka batalkan tiba-tiba.

Ada banyak sekali pesan masuk, didominasi oleh Arkan, lalu Gavin, Zenna, dan Kevin. Darren sedikit heran melihat ada nama Kevin diantara orang-orang yang mengiriminya pesan.

Darren membuka chat paling atas yaitu milik Arkan, ada banyak panggilan tak terjawab, ada banyak sekali chat masuk.

'Ren gimana keadaan lo?'
'Lo gapapa kan'
'Kenapa chat gue nggak dibales? lo baik-baik aja kan?'
'Sorry, gue kemarin lihat apa yang terjadi.'
'Kalau lo udah pegang HP please bales Ren.'
'Gue bener-bener gak tenang.'
'Ini udah 1 hari lo nggak bales chat gue Ren.'
'Gue nggak bisa ngelakuin apa-apa, maaf.. harusnya gue bantuin lo..'
'Ren please bilang kalo lo baik-baik aja, kemarin itu keras banget... gue takut lo kenapa-kenapa'

Kira-kira seperti itu chat yang dia terima dari Arkan. Darren sedikit terkejut membacanya, Arkan bilang dia melihat apa yang terjadi?

'HP gue ketinggalan di apart kak.'
'Gue baik-baik aja.'
'Apapun yang lo liat, tolong lupain aja. Anggap lo nggak liat apa-apa.'
'Kalau gue lagi sama bokap gue, jangan ngelakuin apa-apa kak, jangan bantuin gue. Apapun yang terjadi lo harus menjauh, jangan sampai bokap gue liat lo.'

Darren berharap apa yang dilihat Arkan tidak banyak, dia tidak ingin Arkan mengatakan apa-apa pada orang lain. Darren tak ingin terlihat menyedihkan.

Darren lalu membuka pesan dari Zenna, tanpa sadar dia tersenyum karena diantara orang-orang yang membencinya ada Zenna yang baik padanya.

'Hi Gi! hari ini lo nggak ngampus?'
'Ada jadwal ya? Tapi tumben nggak ada ijin apa-apa, biasanya lo kasi kabar kalau nggak ngampus.'
'Lagi sibuk ya? Maaf ya gue ganggu.'
'Sampai ketemu pas lo udah ngampus Gi, jangan sampai sakit'

Darren tanpa sadar tersenyum melihat isi pesan yang dikirimkan oleh Zenna. Sebelumnya Darren tak akan repot-repot mengatakan pada siapapun jika dia tidak datang ke kampus, dia hanya akan mengatakan pada pihak kampus saja. Tapi entah kenapa dan entah sejak kapan Darren mulai aktif memberitahu Zenna jika dia absen dari kelas. Darren juga baru sadar kalau mereka hampir bertukar pesan setiap hari.

Lost Stars | Watanabe HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang