Disclaimer : Aku bukan anak hukum yaa... jadi aku nggak tau persidangan itu kayak apa.. tapi aku perlu bikin untuk ceritanya.. jadi buat yang anak hukum aku minta maaappppp banget kalau kedengerannya ngaco.
Yang ini juga aku cuma bikin latarnya aja, nggak begitu detail biar nggak banyak salah..
Maaf kalau feelnya jadi kurang banget.---
Author POV
Darren menatap gedung di depannya dimana dia akan menjalani persidangan. Keadaannya belum sepenuhnya pulih tapi dia tetap ingin datang. Apapun yang terjadi nanti, Darren berharap kalau dia cukup kuat untuk membuat ayah dan ibunya mendapatkan hukuman yang semestinya.
"Berubah pikiran?" tanya Damar yang menemani Darren.
Revan, Jose, dan Gavin datang dengan terpisah karena ada begitu banyak media yang menunggu Darren untuk diwawancarai. Tetapi untung saja Jose menyewa beberapa bodyguard untuk menjaga Darren.
"Mau balik aja?" tanya Edward yang juga mengantar cucunya untuk menjalani persidangan, meskipun itu adalah untuk melawan anaknya sendiri.
"Enggak Opa, udah terlanjur disini." kata Darren.
Darren menarik nafasnya panjang, dalam hati dia berdoa agar takdir yang ada di depannya saat ini cukup baik kepadanya.
"It's ok, Opa sama Oma ada disini. Kamu nggak sendiri." kata Mita.
Darren mengangguk, lalu melangkahkan kakinya dengan pasti, walaupun dia sedang merasa ragu dengan hasil yang akan didapatkannya nanti.
Darren masuk ke ruangan dimana persidangan akan dilakukan, dia duduk di tempat yang sudah disiapkan. Darren melihat ke arah dimana orang-orang datang untuk menyaksikan persidangannya. Disana dia melihat Jose, Revan, dan Bella. Di sisi lain dia melihat Opa, Oma, Kakek dan Neneknya yang duduk bersama. Sisanya semuanya asing dimata Darren.
Untuk Gavin mungkin nanti dia akan diminta untuk memberi kesaksian karena dia adalah yang pertama kali menghubungi polisi.
Tak lama Darren melihat Daniel yang datang dan memasuki ruang persidangan. Penampilan ayahnya terlihat sangat jauh berbeda dari biasanya, tidak ada lagi jas kebanggannya. Dalam hati Darren merasa senang melihat itu. Daniel memang seharusnya mendapatkan itu.
Saat pandangan Darren dan ayahnya bertemu, Darren menatap ayahnya seolah dia hanyalah korban yang tak memiliki kekuatan apa-apa. Sebab disana ada banyak media dan Darren yakin kalau ada banyak orang yang menonton sidang ini melalui live streaming media.
"Kamu gapapa, Ren?" tanya Rina memastikan Darren tetap baik-baik saja sesuai dengan permintaan Revan.
"Iya." sahut Darren.
"Sebentar lagi persidangannya akan dimulai, kamu siap?"
"Harus siap."
"Nanti kalau ditanyain, jawab aja sesuai apa yang kamu inget, sesuai dengan apa yang kamu ceritain ke kita, dan tentunya sesuai BAP."
"Iya Om." Sahut Darren.
Persidangan berjaln dengan cukup menegangkan, berbagai macam pertanyaan sudah dilontarkan dalam persidangan. Seperti yang Darren tebak, Daniel akan berusaha mengelah sebanyak mungkin. Tetapi beruntungnya itu tidak bisa banyak dilakukan karena Darren memiliki bukti yang cukup kuat untuk menyangkal apapun yang Daniel katakan itu.
"Saya melakukan itu semata-mata untuk mengajarkan anak saya bagaimana berperilaku dengan baik, dan bagaimana agar dia tidak menjadi anak yang pembangkang. Saya menyesal karena cara yang saya lakukan itu salah." kata Daniel, bersikap seolah dia adalah orang yang paling suci dan ayah yang baik.
![](https://img.wattpad.com/cover/359990007-288-k805306.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Stars | Watanabe Haruto
Teen FictionAnd how the star lost in the darkness . . . . . . ⚠️ Physical Abuse, Mental Illness, Harsh Word, Brothership, BxG, Angst. 🦋 Hati-hati dengan warning diatas ya..