24 - This Is How It Feels...

371 45 7
                                    

Author POV

"Pulang!" satu pesan yang Darren terima dari ayahnya yang sejujurnya sudah bisa dia duga. Memangnya apalagi yang bisa Daniel Ragasta itu lakukan selain menyakitinya?

Darren hanya membaca pesannya, dia bahkan tak berniat untuk membalas pesan ayahnya walaupun hanya sekedar iya atau tidak.

"Kak, tolong anter gue ke rumah dulu ya. Nanti lo langsung pulang aja, biar gue ke apartnya sendiri." kata Darren pada Gilang yang sedang berada di samping supir perusahaan.

"Kenapa? katanya udah ditungguin di apart?"

"Papa minta gue pulang, jadi daripada dia ke apart dan bikin kacau mendingan gue pulang dulu."

"Pulang ke tempat gue aja, setidaknya sampai rasa marah papa lo reda. Sekarang dia pasti lagi marah banget Ren, nanti dia nyakitin lo lagi." kata Gilang khawatir.

"Dia emang bisanya cuma ngelakuin itu doang kak."

"Makanya jangan kesana."

"Lo fikir dia akan diem aja. Dia pasti bakalan tau gue ada dimana."

"Shit." respon Gilang saat dia merasa sudah tak ada jalan keluar.

"Gue minta maaf ya Ren, gue nggak tau kenapa video itu bisa kesebar. Bukan gue yang upload itu ren, I swear."

"It's ok kak."

"It's not. Gara-gara video itu semua orang sekarang curiga sama bokap lo dan itu pasti bikin dia marah dan pasti lo yang bakalan jadi sasarannya. Gue yakin itu video yang sama dengan punya gue, tapi gue nggak pernah kasi ke siapa-siapa. Cuma lo dan gue yang tau Ren, harusnya nggak ada orang lain yang tau." kata Gilang. Terlihat jelas kalau dia merasa sangat bersalah.

Darren menimang, haruskah dia berkata jujur pada Gilang? tapi apa Gilang bisa dia percaya? Apa ada jaminan kalau Gilang tidak akan mengatakan apa-apa pada orang lain? Tapi Gilang sudah tau terlalu banyak tentang dirinya. Lagian jika semua ini bocor, dia masih punya alasan yang masuk akal.

"That's the point. Cuma lo dan gue yang tau." sahut Darren.

"Tapi gue nggak pernah nyebarin videonya Ren, gue berani sumpah."

"Gue tau." sahut Darren singkat.

"Maksud lo?" tanya Gilang karena tidak mengerti dengan jawaban Darren.

"Nggak usah sepanik itu kak, lagian ini bukan pertama kalinya papa marah. Dan gue masih hidup kan? kali ini juga bakalan sama." kata Darren, alih-alih menjawab pertanyaan Gilang.

Mobil yang mereka kendarai akhirnya berhenti di depan rumah megah Ragasta.

"Kak, kalo nanti dua jam dari sekarang gue nggak ada kabarin lo, tolong dateng ke apart gue ya kak. Tolong anterin Zenna pulang." kata Darren.

"Gue nunggu disini. Kalo dalam dua jam lo nggak keluar atau kasi kabar, gue bakalan masuk ke dalem. Gue bisa aja panggil polisi, persetan sama bokap lo atau iblis apapun yang ada di dalam sana." sahut Gilang membuat Darren tertawa, dia yakin Gilang bisa saja nekat melakukan itu jika dilihat dari bagaimana karakternya.

Darren lalu mengirim pesan pada Zenna agar menunggunya sebentar. Semoga saja...

-

Saat Darren masuk ke rumah, hal pertama yang dia lihat adalah papa dan mamanya yang sudah duduk menunggunya di sofa dengan wajah yang terlihat jelas kalau mereka sedang marah. Darren berhenti di dekat mereka, lalu menaruh HPnya di atas meja di dekat sana.

Daniel bangun dengan langkah tegasnya lalu menghampiri Darren yang membuat rasa takut dalam diri Darren muncul lagi, yang sekuat tenaga dia tahan agar tidak terlihat menyedihkan.

Lost Stars | Watanabe HarutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang