Author POV
"Darren!" panggil Daniel saat melihat Darren yang terlihat sudah begitu rapi dengan setelan pakaian formalnya.
"Kemana kamu?"
"Ada acara."
"Ulang tahun Jose?"
"Ya."
"Kenapa kamu bisa diundang?" tanya Daniel. Pasalnya tak sembarang orang akan diundang untuk menghadiri acara Jose.
"Aku modelnya Black Line. In case papa lupa."
"Yaudah, kamu berangkat sama papa." kata Daniel.
"Kenapa?"
"Kenapa? Kamu fikir aja, apa yang akan difikirkan orang-orang kalau kamu dan papa berangkat terpisah?"
"Bilang aja aku habis ada jadwal."
"No. Kita berangkat bareng, tunggu mama kamu dulu." sahut Daniel tegas, Darren seperti biasa tak punya pilihan lain selain berkata 'ya'
Tak lama Anetta datang dengan gaun yang begitu elegan, terlihat sangat berkelas.
"Loh kamu juga diundang?" tanya Anetta pada Darren.
"Ya." sahut Darren singkat, terlalu malas untuk mengeluarkan lebih banyak suara untuk orang tuanya.
"Kenapa nggak bilang? Itu nggak ada di jadwal kamu."
"Diundang personal."
"Kamu diundang personal?" tanya Daniel.
"Iya."
"Kenapa nggak bilang?"
"Kalo bilang juga buat apa?"
"Ini hal penting Darren."
"Ini cuma undangan pesta. Bukan tanda tangan proyek besar." sahut Darren, papanya selalu saja berlebihan jika sudah menyangkut Jose.
"Ini bukan sekedar cuma."
"Jadi kita mau berantem aja apa berangkat kesana?" tanya Darren, membuat Daniel semakin marah, tapi Daniel tak ada pilihan lain selain langsung berangkat atau kalau tidak mereka akan terlambat.
Di mobil sama sekali tidak ada percakapan apa-apa diantara mereka bertiga. Sunyi, dan dingin. Memangnya apa yang bisa diharapkan dari hubungan tanpa rasa sayang?
Sampai di rumah megah milik Jose, mereka langsung masuk dan disambut dengan hiasan yang begitu meriah, padahal ini hanya acara ulang tahun. Jose ada disana di tengah-tengah ruangan yang besar dan megah. Rumah Daniel juga mewah tadi ini bisa dikatakan lebih mewah dari itu.
Jose yang menyadari kedatangan mereka langsung memasang senyum dan menghampiri mereka yang masih ada di dekat pintu masuk.
"Darren, apa kabar? Thanks for coming." kata Jose memberi satu pelukan yang terlihat sangat hangat untuk Darren, bahkan dengan senyum yang terlihat tulus, bukan senyum yang selalu Daniel lihat.
Daniel yang ada disana merasa sangat jengkel karena Jose menyapa Darren dengan begitu hangat sementara dia terasa seperti tidak terlihat. .
"Aku baik, Om gimana?"
"Baik sekali." sahut Jose.
Darren lalu mengeluarkan satu kotak dari sakunya yang berisi jam tangan, dia menghabiskan semalaman untuk mencari tahu barang apa saja yang sekiranya bisa dia berikan sebagai hadiah, dan Darren menyadari kalau Jose selalu menggunakan jam tangan dengan model yang berbeda-beda jadi Darren berasumsi mungkin Jose suka mengoleksi jam tangan.
"Ini untuk Om" kata Darren lalu memberikan hadiahnya.
"Wow, you don't need to."
"I have to. Sebagai ucapan terimakasih karena sudah pilih aku jadi model Black Line."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Stars | Watanabe Haruto
Teen FictionAnd how the star lost in the darkness . . . . . . ⚠️ Physical Abuse, Mental Illness, Harsh Word, Brothership, BxG, Angst. 🦋 Hati-hati dengan warning diatas ya..