Yeayy gak kerasaa udah part 20 ajaa
Moga² makin ke sini nya readers Abel sama Naren makin full ya🙂💗Warning⚠ Sebagian part berisi adegan🔞. Hati-hati kalo mau baca ya❗
•••
"Jangan deket sama cewek lain selain aku, ya?"
Naren terdiam sejenak. Mencerna setiap ucapan Abel yang tadi. Gadis nya sepertinya cemburu.
"Aku usahain, aku janji," ucap Naren kemudian mengelus pipi Abel yang berada di atasnya.
"Aku gak butuh janji. Aku cuman butuh kepastian sama tindakan," ujar Abel kembali yang langsung di balas anggukan oleh Naren,
Siluet Naren kemudian beralih menatap tangan Abel yang merah. Di ambillah tangan Abel membuat gadis itu terkejut, "Ini kenapa?" tanya Naren membuat Abel tersenyum kecil,
"Gak sengaja kesirem kuah bakso tadi," tuturnya membuat Naren terkejut.
"Kenapa kamu gak ngasih tahu aku?" tanya Naren sambil bangkit menjadi duduk, berhadapan dengan Abel. Dari omongannya tadi sepertinya lelaki itu sedang marah,
Abel lagi-lagi tersenyum, "Gak sempet. Lagian tadi kamu kayak khawatir banget sama Anna," ujar nya membuat Naren terdiam. Sedetik kemudian laki-laki itu menangkup pipi Abel dan menatapnya tajam membuat Abel harus menelan nafas nya gugup,
"Kamu tahu? Kalau tadi kamu ngomong sama aku, aku pasti bakal nemenin kamu. Kenapa? karena kamu lebih penting, kamu pacar aku. Sedangkan dia bukan siapa-siapa aku." jelas Naren membuat Abel mematung,
"Kamu kayak gini karena apa? Karena aku peduli sama Anna? Karena aku perhatian sama Anna? Aku perhatian sama dia itu cuman kasihan, gak lebih. Aku juga ngerasa bersalah makanya aku inisiatif buat ngebantu dia," lanjut Naren terdengar marah membuat Abel semakin bungkam, apa ia salah?
"Kamu nganggep aku apa sih, Ra?" tanya Naren lalu menghempaskan tangan nya dari pipi Abel kemudian menyandarkan tubuh nya ke kursi sambil memejamkan matanya, berusaha menenangkan dirinya agar amarahnya tidak meledak di hadapan Abel.
Abel terdiam dengan segala fikiran yang berkecamuk di otaknya. Benar, harus nya tadi ia memberitahu Naren bukan malah mempersilahkan lelaki itu untuk membantu Anna. Abel tadi hanya terbawa suasana sehingga menjadi tak terkendali.
"Aku kayak cowok yang gak berguna tau gak, Ra." lanjut Naren dengan mengepalkan kedua tangannya.
Abel tidak bisa menyembunyikan rasa bersalah nya. Gadis itu kemudian memeluk Naren dari samping mencoba menenangkan cowok itu dan juga dirinya.
"Maaf, Naren. Aku yang egois. Aku yang lebih mentingin fikiran sama ego aku. Aku yang gak mikir dulu," lirih Abel membuat Naren sedikit melunak.
"Aku cuman takut kamu balik lagi sama Anna dan lupa sama aku," jujur Abel membuat Naren membuka matanya.
"Aku cemburu liat kamu deket sama dia, Naren. Bahkan aku sempet mikir, kenapa Anna balik lagi ke sini? Apa dia mau rebut kamu Lagi? Aku cuma takut kamu jatuh cinta lagi sama dia, Naren."
"Aku egois. Aku emang egois pengen milikin kamu seutuhnya," tekan Abel semakin mempererat pelukannya.
"Boleh kan aku egois, Naren?" tanya Abel membuat Naren bungkam,
"Aku cuman gak mau kamu lupain aku. Rasanya... Rasanya sakittt banget,"
"Kamu jangan marah sama aku," ujar Abel yang langsung membuat Naren mengelus puncak kepala gadis itu. Naren kemudian melepaskan pelukan mereka dan menatap Abel teduh,
"Aku gak marah sama kamu. Aku cuma gak suka cara kamu kayak tadi. Kamu itu pacar aku, Ra. Aku pasti bakal lebih milih kamu daripada orang lain," ujar Naren lembut membuat Abel mengangguk pelan,
"Jangan di ulangin lagi, ya?" pinta Naren membuat Abel mengangguk kembali.
"Aku gak bakal noleh ke siapapun, Ra."
"Karena.."
"Narendra Adhyaksa, hanya milik Arabella Danirwana seorang." tutur Naren membuat Abel tersenyum kemudian terisak pelan lalu memeluk cowok itu kembali.
Mereka tidak sedikitpun menyadari kehadiran seseorang di balik pohon sana yang memperhatikan mereka sedari tadi. Seseorang itu tersenyum lirih, "Kamu emang udah lupa sama aku, Ren. Tapi aku gak bakal berhenti berjuang supaya kamu bisa jadi milik aku lagi. Dengan cara apapun." katanya kemudian pergi dari sana.
•••
"Naren, ih! Kan jadi kotor hidung aku!" pekik Abel ketika Naren dengan sengaja mencolekkan adonan kue ke hidung Abel. Saat ini mereka tengah di Appartemen Naren. Abel yang di ajak Martha membuat kue pun dengan senang hati gadis itu menuruti. Namun tak ada angin tak ada hujan, Naren tiba-tiba saja datang dan ngomong ingin membantu mereka. Padahal hanya ingin menjahili Abel saja.
"Kan tambah cantik," puji Naren sambil tertawa kecil membuat Abel kesal.
"Sana kamu gak usah ganggu!" usir Abel membuat Martha terkekeh,
"Siapa kamu ngusir-ngusir? Ini juga Appartemen aku," goda Naren semakin membuat Abel gondok,
"Naren aku buat jadi toping kue ya, kamu!" pekik Abel sudah mulai kehabisan kesabaran membuat Naren tertawa lalu berlari meninggalkan Abel yang sudah siap dengan centong sayur di tangannya.
"Anak Mama ngeselin banget, ya?" tanya Abel membuat Martha meliriknya,
"Pacar kamu juga, tuh."
Setelah selesai, Martha dan Abel kemudian meletakkan cookies cokelat buatan mereka di meja makan. Mereka sangat puas sekali dengan hasilnya saat ini,
"Cobain, Bel." ujar Martha membuat Abel mengangguk. Gadis itu lalu mencomot satu cookies nya dan menggigitnya.
"Par4h.." ujar Abel sambil menggebrak meja membuat Martha terkejut dan langsung menatap nya,
"Kenapa, sayang? Gak enak, ya?" tanya Martha khawatir,
Abel menggeleng sambil menyengir, "Ini cookies terenak yang pernah Abel makan! Ih Mama pinter banget si!" puji Abel membuat Martha tersipu,
"Bisa aja kamu," ujar Martha mendorong bahu Abel membuat gadis itu terkejut dan terhuyung kebelakang,
"Ternyata, Bunda Mira sama Mama Martha gak ada bedanya," dalam hati Abel terdengar prihatin.
"Udah jadi?" tanya Naren sehabis menonton TV,
Abel mengangguk, "Hm. Mau coba?" tawar Abel membuat Naren mengangguk. Abel kemudian menyuapkan cookies bekas gigitannya membuat Naren langsung menerima nya dengan senang hati tanpa rasa jijik sedikitpun.
"Gimana rasanya? Enak kan?" tanya Abel ketika melihat Naren sedang khusyuk mengunyah cookies tersebut.
Naren mengangguk sekali, "Enak. Apalagi bekas kamu," goda Naren membuat Abel mendelik,
"Dih. Dasar mesvm!" sembur Abel membuat Naren dan Martha tertawa.
Sedang asik mengobrol, tiba-tiba saja bel Appartemen Naren berbunyi membuat ketiga orang itu bingung,
"Kamu ngundang temen kamu ke sini, Ren?" tanya Martha membuat Naren menggeleng,
"Lagian Naren kan gak punya temen," sambung Abel membuat Martha tertawa kecil,
"Yaudah buka siapa tahu Penting," ucap Martha membuat Naren mengangguk. Lelaki itu kemudian berjalan menuju pintu utama di ikuti Abel di belakang nya. Sudah seperti ibu dan anak ayam.
Setelah sampai, Naren pun membuka pintu dan membuat kedua sejoli itu terkejut,
"Hai,"
•••
Kira-kira siapa ya, hm?
Mau langsung konflik lagi apa jangan?
Salam sayangggg♡
KAMU SEDANG MEMBACA
TERJEBAK BERSAMA P5YCOPATH M3SUM [HIATUS]
Ficção AdolescenteNote:Terdapat beberapa adegan kissing dan adegan 🔞 lainnya, hati-hati bila ingin membaca⚠ ••• Pernah terjebak bersama psych0path? kalau pernah, pasti itu adalah salah satu mimpi terburvk bagi kalian.Sama hal nya dengan gadis bernama Arabella Danirw...