16. Annara, Masa Lalu Naren

407 7 0
                                    

Warning⚠ Sebagian part berisi adegan🔞. Hati-hati kalo mau baca ya❗

•••

"Jadi gini..."

"Ih gimana?" tanya Abel semakin penasaran sekaligus sebal karena Naren sedari tadi tidak juga menceritakannya,

Naren mengusap lembut rambut Abel membuat gadis itu merasa nyaman,

"Dia Annara Syafira, dia dulu sekolah di sini tapi pindah satu tahun yang lalu," Naren mulai bercerita,

"Hm, namanya bagus," gumam Abel membuat Naren langsung meliriknya, "Tapi masih bagusan Arabella Danirwana,"

"Ya jelas dong!" ujar Abel langsung membuat Naren terkekeh,

"Terus pertama kali kamu kenal sama dia kapan?" tanya Abel membuat Naren terdiam sejenak,

"Aku sama dia ketemu di pesta ulang tahun salah satu pesta teman kami," Naren mulai menerawang, "Anna itu--- dia orang nya lemah, makanya terus-terus an di bully dan Anna sama sekali tidak pernah membalas bullyan tersebut membuat para pembully lebih gencar untuk membully Anna,"

"Waktu itu, pertama kalinya Aku nyelamatin Anna waktu di bully di pesta saat gaun nya Anna di sobek sama dia. Dia yang gak terima aku nyelamatin Anna pun terus membully Anna habis-habisan karena gak terima kalo aku yang ngebantu Anna,"

"Jangan bilang kalau yang bully Anna itu dia---" ucapan Abel terpotong kala Naren menatap nya dan tersenyum, "Iya. Dia Arin," lanjut Naren membuat Abel shok.

"Jadi itu alesan waktu Arin nge bully aku juga. Dia gak terima kalo kamu deket sama cewek?" tanya Abel membuat Naren mengangguk, "Arin itu sahabat kecil aku, Ra. Aku dari kecil sampai besar selalu sama dia. Tapi makin ke sini, dia jadi semakin possesif dan ngelarang aku temenan sama sembarang orang. Dia juga pernah nyatain cinta sama aku. Tapi aku tolak karena aku cuman nganggap dia adik dan sahabat aku, gak lebih. Dia gak nyerah, dia terus ngejar aku dan bikin aku muak dan ngejauh dari dia. Aku fikir dia bakal berhenti, ternyata dia malah makin menjadi. Contohnya sama Anna,"

"Menurut aku itu bukan cinta sih, tapi obsesi," komentar Abel membuat Naren mencubit pipi gadis itu,

"Diem dulu, sayang." peringatnya membuat Abel mendelik, "Yaudah!"

"Dari sana, aku berniat buat ngelindungin Anna dari Arin. Niat cuman pengen ngelindungin aja, tapi semakin ke sini ternyata perasaan aku ke dia tumbuh, Ra. Aku cinta sama dia," ujar Naren kemudian membuat Abel terdiam.

"Aku nembak Anna waktu semester dua, Anna pun nerima aku karena dia bilang dia juga cinta sama aku. Kami pun jadian dan berniat buat ngerahasiain hubungan kami dari Arin. Tapi sepertinya Arin nyari tahu, Ia langsung marah pas tau aku jadian sama Anna. Arin pernah mau nyelakain Anna." Naren tersenyum, "untung dulu ada aku jadi itu gak terjadi. Dari sana, Aku mulai b3nci sama Arin--- sahabat aku sendiri. "

"Waktu naik kelas 12, Anna keluar dari sekolah dan pergi dari Jakarta tanpa ngasih tau sama aku. Aku saat itu terus nyari Anna tapi gak ketemu, aku frustasi banget dari sana. Arin pernah nenangin aku tapi aku malah ngusir dia,"

"Arin sebenarnya baik, Ra. Cuman karena kehalang rasa obsesi sama aku, dia jadi orang seperti antagonis," ujar Naren membuat Abel bungkam. Abel mengerti sekarang, di balik sikap arogan Arin, ternyata gadis itu baik tapi caranya saja yang salah.

"Semenjak kejadian itu, cinta aku ke Anna hilang seiring berjalan waktu. Hati aku seakan terkunci buat cewek. Tapi waktu liat kamu, Aku jadi kepikat. Awalnya aku cuman penasaran aja, tapi makin ke sini aku makin suka dan berubah jadi cinta sama kamu, Ra." Naren menatap Abel teduh membuat gadis itu tersipu, "Maaf dulu aku ngatain cinta sama kamu pake kek3rasan, tapi sumpah aku gak berniat buat lukain kamu," ujar Naren jujur membuat Abel mengangguk, mengerti.

"Tapi, kamu masih cinta gak sama Anna?" tanya Abel membuat Naren terdiam sejenak kemudian menggeleng, "Cinta aku ke dia hilang semenjak dia ninggalin aku."

"Terus ngapain kemaren kamu peluk-peluk dia?!" tanya Abel galak,

"Refleks, Ra. Refleks," ujar Naren sambil menyengir membuat Abel menatapnya nyalang,

"Cinta aku ke dia udah hilang, Ra.."

"Oh jadi gitu!" Abel bangkit membuat Naren terkejut,

Abel kemudian menutup wajah nya menggunakan kedua tangannya, "Jadi malu tadi sempet salah faham, mana marah-marah sampe nangis lagi," gerutu Abel membuat Naren terkekeh kemudian membawa kepala gadisnya ke dada bidang milik lelaki itu.

"Jadi sekarang kamu ngerti?" tanya Naren membuat Abel mengangguk, "Iya, sayang." jawabnya menirukan suara Naren,

Naren menghela nafas kemudian mengecvp singkat kening Abel, "Jangan pergi, bee. Aku gak mau kehilangan untuk yang kedua kalinya,"

•••

Arinda Jelita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arinda Jelita

Annara Syafira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Annara Syafira

•••
Ciaakhh masalalu Naren kembali...
Jadi inget in aku sama seseorang🗿
Apakah masalalu masih menjadi pemenangnya?🤗😔

TERJEBAK BERSAMA P5YCOPATH M3SUM [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang