40. Permulaan

194 4 0
                                    

Warning⚠ Sebagian part berisi adegan🔞. Hati-hati kalo mau baca ya❗

•••

Abel mengerutkan kening nya melihat rombongan siswa yang mengerumuni mading. Dengan rasa penasaran yang sangat tinggi, Abel kemudian mencoba memasuki kerumunan tersebut meskipun rasanya sangat sesak.

Abel menghela nafas lega setelah dirinya berhasil keluar dari kerumunan dan berada di baris paling depan. Abel kemudian menatap mading yang sepertinya sedang trending saat ini.

Mata gadis itu melebar tak percaya dengan apa yang ia lihat nya sekarang, "I-ini..."

Abel berjalan perlahan ke belakang lalu menutup matanya, tidak ingin melihat gambar yang seharusnya tak ia lihat. Di gambar itu terlihat jelas dua manusia sedang melakukan hal yang tak senonoh. Si pelaku wanita terlihat di tutupi bagian wajah nya sedangkan yang pria tidak. Terlihat jelas mereka sedang melakukan hubungan intim tanpa di sensor membuat Abel harus menelan ludah nya susah payah.

"Anjir! Gila! Gue gak nyangka Pak Ardi yang notabenya kepala sekolah kita, yang kita hormati bisa ngelakuin hal bejat kayak gitu," ucap seseorang terdengar seperti tidak percaya,

"Iya, apalagi ngelakuinnya sama siswi di sekolah ini, najis banget sih," jawab temannya membuat Abel semakin terdiam,

"Iya, anjir. Gue juga jijik banget sama tuh cewek. Berani-berani nya ngelakuin zina kayak gitu. Gak malu apa, ya?" sambung temannya yang lain,

"Apa kabar sama bini nya, ya?"

"Yang gue tahu Pak Ardi itu duda,"

"Tapi gimana sama Pak Ardi?"

"Yang gue denger, dia di keluarin dari sekolah ini. Miris sih emang, kehilangan jabatan karena ulah sendiri,"

"Terus, terus, Pak Ardi ngasih tau gak siapa siswi yang ngelakuin itu sama dia?"

"Kayak nya enggak, deh. Soalnya Pak Ardi kayak nutupin banget gitu."

"Yahhhh, padahal gue mau tau tuh cewek. Kalo gue tau nih, ya, gue pastiin setiap hari gue bakal bikin dia malu,"

"Hush gaboleh gitu,"

"Eh tapi postur tubuh cewek nya kayak gue kenal," ujar seorang gadis sambil menatap mading membuat ketiga temannya ikut melihat mading tersebut,

"Eh iya, kek di mana gitu,"

"Kayak postur yang sering gue liat,"

Abel menatap gambar di mading itu. Benar, postur tubuhnya sangat familiar, seperti selalu melihat nya. Tapi siapa? Mata Abel kembali membola ketika terlintas seseorang di fikirannya, "Gak mungkin dia, 'kan?" Abel menatap gambar mading itu kosong.

Sedangkan di sisi lain, di tempat yang sama namun lumayan jauh, seorang lelaki nampak tengah melipat dadanya sambil menyenderkan tubuhnya ke dinding. Lelaki itu sedari tadi menatap Abel sambil tersenyum tipis, "Cantik banget, sih,"

•••

"Bapak kenapa, sih? Kan saya sudah bilang, jangan sampai ada satu orang pun yang tahu tentang hubungan kita. Tapi ini kok bisa menyebar gini, pak?!" omel seorang gadis di hadapan laki-laki. Mereka tak lain adalah Anna dan Pak Ardi. Mengetahui bahwa gambar dirinya dan Pak Ardi yang sedang melakukan hal tak senonoh pun, Anna menjadi kalang kabut dan langsung menemui Pak Ardi. Untung mantan kepala sekolah nya itu tidak menyebutkan bahwa pemain wanita nya adalah Anna. Kalau tidak, rusak sudah reputasi dirinya di LENGKANA.

"Saya juga tidak tahu mengapa bisa ada gambar kita di sana, Na. Rasanya, saya tidak memberi tahu kepada siapa pun tentang ini," ujar Pak Ardi membuat Anna mengacak rambut nya frustasi,

"Arghhh terus gimana ini, pak? Kalo ini di biarkan, lama-kelamaan kasus ini bakal terungkap kalo saya lah perempuan itu. Saya gak mau ya reputasi saya hancur di sekolah," ujar Anna gusar,

"Saya yakin pasti ada dalang di balik semua ini," ujar Anna nampak emosi,

"Bagaimana pun caranya, gue bakal temuin orang yang udah bikin gue kayak gini. Gue janji, gue bakalan ngasih dia pelajaran yang setimpal," geram Anna membuat seseorang di balik pohon sana yang sedari tadi merekam mereka pun terkekeh,

"Cewek bodoh. Gimana lo mau balesin semuanya secara setimpal sedangkan gue punya lebih banyak penderitaan buat lo yang belum lo rasain, hm?"

"Saya gak mau tahu. Pokok nya bapak harus mencari solusi untuk masalah ini. Atau, bapak bisa menyewa orang untuk pura-pura menjadi wanita di dalam gambar itu, Pak. Saya gak mau ya nama baik saya tercoreng,"

Pak Ardi tidak menjawab, ia malah memandang Anna lalu memegang tangan gadis itu membuat Anna risih,

"Biarkan saja mereka mengetahuinya. Kita gak usah peduli terhadap pendapat orang, kita bisa mulai hidup baru, kamu dengan saya memulai masa depan baru," ujar Pak Ardi membuat Anna menghempaskan tangan lelaki itu kasar,

"Maksud bapak apa? Saya ngelakuin itu sama bapak cuman hanya karena harta pak, tidak lebih. Bapak jangan menganggap ini serius dong. Dan sampai kapanpun, saya gak akan pernah mau sama lelaki tua bangka kayak bapak," ujar Anna pedas kemudian pergi dari sana dengan sejuta emosi di dadanya meninggalkan Pak Ardi yang sudah menatap gadis itu geram,

"Arghhh sial! Nyesel saya belain wanita jalang seperti kamu, Anna! Kalau saya tahu akan seperti ini, saya akan biarkan mereka mengetahuinya dan membuat kamu menderita. Meskipun begitu, saya tetap yakin, sebentar lagi wanita licik seperti kamu pasti bakalan hancur. Ya, wanita brengsek seperti kamu pasti bakalan hancur, sehancur-hancurnya, Annara. Arghhh!" teriak Pak Ardi kemudian pergi dari sana membuat orang yang sedari tadi merekam pun tersenyum miring,

"Satu bukti lagi. Setelah ini, lo gak bakalan bisa nyakitin cewek gue lagi, Annara."

•••

"Lo yang ada di gambar mading tadi?" tanya Abel to the point ketika dirinya menemukan Anna di walk in closet. Dengan rasa penasaran yang membuncah, Abel pun menanyakan hal itu. Bukan apa-apa, namun ia hanya ingin tahu saja.

Anna kemudian berbalik menatap Abel tajam, "Jangan sok tahu, lo,"

"Gue gak sok tahu. Gue cuman nebak postur tubuh di gambar tadi."

"Jujur aja sama gue. Lo yang ngelakuin itu?" tanya Abel membuat Anna tersenyum miring,

"Kalo gue ngaku, lo mau ngapain? Mau jadiin ini alat buat nge hancurin gue, iya? Tapi gue gak mau,"

"Sayang nya yang lo fikirin itu salah. Gue nanya cuman mau tahu, gak lebih. Kalau sampai iya lo yang ngelakuin itu, najis banget, lo, Na," ujar Abel santai membuat Anna menatap gadis itu nyalang,

"Maksud lo apa?" tanya Anna emosi membuat Abel terkekeh,

"Lo kalo ngadepin apa-apa emang suka pake emosi, ya? Pantesan gak pernah menang," ujar Abel semakin membuat Anna naik darah,

"Iya. Gue yang ngelakuin itu. Puas lo?" tanya Anna membuat Abel menatap nya shok,

"J-jadi beneran lo?"

Anna menatap Abel sambil tersenyum miring, "Gak usah pura-pura gak tahu, lo. Lo kan yang udah motoin gue terus nempelin di mading?" tudingnya membuat Abel menatap gadis itu dingin,

"Punya bukti apa lo nuduh gue kayak gitu?"

"Meskipun gue gak punya bukti, gue tahu kalo lo yang motoin gue. Secara lo kan benci banget sama gue, murahan." Sinis Anna membuat Abel terkekeh,

"Asal lo tahu. Gue gak pernah sekalipun pake cara murahan buat ngehancurin lo, Annara,"

"Btw, thanks ya udah jujur sama gue. Oh iya, Kalo lo tau siapa yang ngerekamin elo, sampe in ucapan terimakasih gue sama dia, ya? Karena saat ini gue seneng banget liat lo menderita kayak gini, Na."

Abel kemudian berbalik badan, "Dan gue yakin, kehancuran lainnya pasti udah nungguin lo," ujar gadis itu kemudian pergi dari sana meninggalkan Anna yang terdiam geram,

"4njing! Siapa sih yang udah rekamin gue, hah?!"

•••

Si Anna mulai menjemput kehancurannya nih hahaha
/tertawa mengerikan

Enjoy aja ya dan bayang-bayangin gimana kehancurannya dari seorang Annara Syafira😗
Salam sayanggggg♡

TERJEBAK BERSAMA P5YCOPATH M3SUM [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang