Warning⚠ Sebagian part berisi adegan🔞. Hati-hati kalo mau baca ya❗
•••
Abel berjalan melewati meja makan dengan tatapan dinginnya. Ia melihat Diva, Anna dan juga Arkan sedang makan bersama di sana. Huh, melihatnya saja Abel sudah sakit mata. Sepertinya ketiga orang itu tidak merasa bersalah sama sekali. Abel jadi jijik mengingatnya.
"Abel, ke sini, nak. Kita makan bareng-bareng," ajak Diva dengan nada mendayu membuat Abel ingin muntah.
Abel kemudian menatap Diva lalu tersenyum manis, "Gak deh, makasih. Selera gue sudah ilang duluan liat j4lang," ujar Abel dingin kemudian pergi meninggalkan mereka yang terdiam.
"Mas, Kamu gak ada niatan buat ngusir anak sama istri kamu gitu?" tanya Diva membuat Arkan menatapnya,
"Maksud kamu apa?" tanya Arkan merasa sangat tersinggung.
Diva gelagapan. Ia kemudian mengusap tangan lelaki itu agar tidak marah, "M-maksud aku, kamu gak kasian gitu liat aku sama Anna di c4ci maki terus?" tanya Diva membuat Arkan terdiam.
"Mereka masih jadi keluarga aku. Jadi mereka berhak tinggal di rumah ini," tekan Arkan berhasil membuat Diva dan Anna bungkam,
Diva kemudian menatap Anna dan membisikkan sesuatu, "Gak papa, kita coba lain kali." ujarnya membuat Anna mengangguk lalu mereka melanjutkan aktivitas makannya kembali.
•••
Semua orang menatap Abel yang diam memandang ke arah papan tulis dengan tatapan datar nya. Aneh, Abel yang di kenal sebagai biang onar di kelas kini mendadak menjadi limbad. Abel yang di tatap pun tidak menghiraukan. Dirinya lebih mementingkan fikirannya dari tatapan orang lain.
Saat bel berbunyi sampai guru memasuki kelas pun, Abel yang sering mengganggu guru kini hanya diam memperhatikan pelajaran membuat tanda tanya setiap siswa. Kenapa Abel?
Setelah bel istirahat berbunyi, Abel tidak keluar kelas melainkan menelungkupkan tangannya di bawah meja. Kebiasaan kalau lagi gabut atau sedang ada masalah.
"Bel,"
"Hm," jawab Abel tanpa mengangkat kepalanya karena ia sudah tahu siapa yang memanggilnya.
"Abel.." panggil Arin kembali karena Abel sama sekali tidak mau menatap nya,
Dengan perasaan kesal, Abel mengangkat kepalanya melihat Arin dengan wajah kusutnya, "Apa sih, Rin? Gue lagi bad mood ini," keluh Abel,
Arin yang melihat wajah kusut milik Abel pun khawatir. Ia kemudian memegang kedua pundak Abel dan menatap gadis itu, "Lo kenapa? Ada masalah?" tanya Arin membuat Abel terdiam. Dirinya memang sangat ingin punya teman curhat saat ini. Biasanya Shela yang akan menjadi temannya. Hey, begitu-begitu juga Shela tidak ember, ia selalu menyimpan rapat-rapat rahasianya. Itulah yang membuat Abel nyaman curhat kepada gadis itu. Tapi sekarang gadis itu sedang tidak ada. Apa ia harus bercerita kepada Arin?
"Rin, kalo lo punya saudara yang lo benci, apa yang bakal lo lakuin?" tanya Abel dengan senyum hambar membuat Arin terdiam,
"Gue bakal ulek tiap hari, gue bakal s1ksa pokok nya." ujar Arin menggebu-gebu membuat Abel menggeleng,
"Gue kayak nya gak ses4dis itu deh," gumam Abel.
"Lo ada masalah? Cerita sama gue," paksa Arin membuat Abel menatap nya. Ia kemudian menghela nafas menahan rasa sesak di dadanya,
"Anna saudaraan sama gue," tutur Abel membuat Arin sangat terkejut.
"Serius lo?" tanya Arin mencoba meyakinkan bahwa yang di dengarnya barusan tidak salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERJEBAK BERSAMA P5YCOPATH M3SUM [HIATUS]
Ficção AdolescenteNote:Terdapat beberapa adegan kissing dan adegan 🔞 lainnya, hati-hati bila ingin membaca⚠ ••• Pernah terjebak bersama psych0path? kalau pernah, pasti itu adalah salah satu mimpi terburvk bagi kalian.Sama hal nya dengan gadis bernama Arabella Danirw...