"Percayalah, tidak gampang aku memberi keputusan itu, sayang.." Darka menenangkan Delin.
"Dia tetap anak mafia. Sukar bagiku percaya," Delin menyeka air mata gelisahnya.
"Tak akan lama kita tak bertemu, Ella. Sampai kasus selesai, kita bisa kembali menemuinya,"
Delin memeluk Darka dengan masih tidak tenang. "Musuhnya lebih banyak dari kita, aku tetap takut Ella tersakiti," isaknya.
"Aku tahu. Tenang saja. Dia akan aman bersama suaminya."
Mengingat itu Delin semakin terisak. Dia masih tidak rela soal pernikahan Ella yang didasari bisnis itu. Tanpa Ella tahu.
Namun tidak ada pilihan lain.
"Tenangkan dirimu, sayang." Darka mengecupi pipi Delin. "Aku akan turun tangan jika ada yang melukai, Ella kita." lanjutnya dengan penuh kesungguhan.
Delin pun mengangguk lemah. Dia akan fokus berdo'a saja.
***
"Apa?" Ella memeluk dirinya dengan takut gelisah. "Di-dia itu menjual wanita di club? Bukan penjual organ?" tanyanya kian serius.
Ryuka mengangguk gelisah. "Nona jangan memberitahu soal ini pada tuan! Apalagi membawa saya," cemasnya.
"Tenang saja," Ella menepuk bahu Ryuka sekilas. "Ck Ck Ck! Ternyata dia lebih buruk dari beruang yang ku benci!" ngerinya.
Ryuka menahan senyum gelinya. Dia ingin segera mengakhiri akting ini namun tidak bisa seenaknya. Tuannya yang memerintahkannya.
"Tidak-tidak! Ini lebih bahaya, aku tidak bisa kembali ke club hari itu, selain soal Arsa, ini soal virginku," bisik Ella pada Ryuka.
Ryuka agak kaget. Di usia Ella masih virgin, di zaman sekarang?
"Aku akan sangat mahal di jual, bukan?" tanyanya serius.
Ryuka menggeleng tidak tahu. Dia saja tidak yakin jika tuannya menjual wanita malam di club, bahkan menjual beberapa artis juga.
Ryuka lebih percaya tuannya itu sedang membual saat menyuruhnya berakting di depan Ella.
"Artis siapa yang dia jual, pasti mahal." tebaknya dengan alis bertaut serius. "Kekayaan ini ternyata begitu kotor," komentarnya sambil menatap sekeliling kamar Emran dengan sangat menyayangkan.
Ryuka ikut menatap lalu segera menunduk saat sadar ada CCTV. Ryuka masuk ke sini saja sudah salah, rasanya dia tidak bisa menggerakan tubuh.
"Tidak! Fokuslah, Ella!" Ella menepuk pipinya sendiri. "Aku sedang dalam bahaya, Ryuka! Aku akan dijual! Aku akan disentuh om-om tua! Aku akan dijadikan—"
"Sedang apa kalian?!"
Ella sangat teramat kaget sampai merasakan tubuhnya menegang hebat. Apakah ini saatnya dia akan dijual?
Kepalanya kembali ribut dengan prasangka-prasangka buruk.
"Maaf, tuan. Nona tadi—"
"Keluar."
"TIDAK!" Ella panik.
Ryuka tidak mendengarkan Ella. Di sini Emranlah tuannya.