"Kau sudah berjanji akan mengabulkan apa mauku dan bayi kita!" Ella mulai bertingkah.
"Aku hanya ingin menyelesaikan ini sebentar, bersabarlah.." Emran sungguh harus menyelesaikannya hari ini.
"Apa pekerjaan itu lebih penting dari pada aku dan dia?!"
Emran menatap Ella datar. Sungguh drama istrinya itu.
"Kau segalanya, berhentilah merengek agar aku bisa menyelesaikannya dengan cepat,"
Ella menekuk bibirnya. "Aku marah! Kau memetingkan itu!" serunya kesal lalu pergi meninggalkan Emran.
Emran tidak pedulikan itu. Dia terus menyelesaikan tugasnya. Malam ini dia juga harus pergi ke club, ada pertemuan penting di sana.
Kenapa Ella menjadi rewel.
Emran segera menyelesaikannya lalu menyusul Ella yang tengah merajuk. Dasar bumil!
"Jika kau ingin terus marah, maka kita tidak akan kemana-mana, malam nanti aku harus pergi ke club, jadi berhentilah merajuk. Kita pergi sekarang, waktu kita tidak lama.."
Ella menoleh kesal. "Untuk apa jalan dan membeli sesuatu jika waktunya sebentar! Sudahlah, aku sudah tidak mau!" tegasnya.
"Kita pergi membeli makan saja," Emran meraih beberapa kebutuhannya.
Ella melirik agak tertarik. Makanan? Dia ingin sesuatu yang dingin dan pedas. Ella menelan ludah membayangkannya.
"Aku ikut." cicit Ella.
Emran mengabaikannya seraya tersenyum tipis.
"Aku ingin ikut!" Ella berseru kesal karena tidak di respon.
Emran pun menoleh. "Kau memang harus ikut," lalu dia angkat tubuh Ella dengan mudah.
"Akh! Turunkan aku! Aku harus bersiap terlebih dahulu!" Ella menepuk-nepuk bahu Emran kesal.
***
Ella terlihat adem ayem di tuntun Emran ke mall yang sudah Emran pastikan penjagaannya aman.
Ella menyentuh lengan Emran. "Emran, boleh aku membeli beberapa pakaian?" tanyanya.
Emran hanya mengangguk.
Ella kegirangan, Emran pun menyeret Ella untuk segera masuk ke salah satu toko yang mencuri perhatiannya.
"Aku ingin gaun itu, lucu jika aku memakainya dengan perut bulat," jelas Ella terlihat senang nan riang.
Emran hanya diam tidak paham dan bingung harus merespon apa. Tanpa apapun Ella lebih cantik.
"Kau juga harus belanja, aku pilihkan.. Aku ingin menjadi istri yang mengurus suaminya," Ella mulai menyentuh ini itu.
Emran tersenyum tipis mendengarnya.
"Ini bagus tidak ya?" Ella menimang sambil mengarahkan kemeja itu pada Emran, seolah membayangkan Emran memakainya.
"Kau lebih menyukai tubuh telanjangku,"
Ella melotot sambil melirik pegawai yang akan melayani Ella dengan malu. "Ck! Kau, dasar" Ella terus misuh-misuh dan memilih lagi.
Emran menoleh ke arah lain. Dia lebih tertarik pada hal lain. Ella akan cantik memakainya.
"Kemana?" Ella merengek agak jengkel, Emran sudah membuatnya malu dan kini akan meninggalkannya?
Ella pun mengekori Emran dengan sebal.
"Kau harus membeli mereka," Emran menunjuk pakaian jaring itu.