16. Panggilan Sayang

11.8K 593 2
                                    

Ella menatap kepergian Emran. "Lepaskan Deliza, Emran." mohonnya yang membuat Emran urung meninggalkan kamar.

"Tidurlah."

"Emran! Aku berjanji, akan membuatnya berkata jujur," Ella bergerak turun dari kasur walau masih agak lemas.

Emran mengalah, dia mendekati Ella dan mengangkatnya untuk kembali rebahan.

"Emran," Ella meremas pakaian Emran, menatapnya memohon.

Kali ini Emran tidak akan mengabulkannya. Membiarkan Ella dengan penjahat yang hampir membuatnya terlibat, jelas Emran tidak akan ampuni.

Beruntung sekali Samuel menyukai Ella sebagai menantunya. Tapi tetap saja, jika Ella terlibat dan bisa merusak bisnisnya, Ella akan tetap Samuel lenyapkan sesayang apapun dia demi bisnis turun temurun itu.

"Ini bukan masalah sepele, Ella. Bukan soal kasihan dan persahabatan, pakai logikamu," Emran mendorong bahu Ella yang hendak bangun lagi.

Ella terdiam mulai berpikir lalu mencekal lengan Emran yang akan pergi lagi itu. "Kalau begitu temani aku tidur!" tegasnya dengan masih menatap Emran sedih.

Emran terdiam. Dia tahu, Ella menahannya agar tidak menyakiti sahabatnya lagi. Padahal Emran sungguh harus bergerak cepat mengungkap siapa dalang dibalik kematian Arsa di clubnya yang kini tutup karena masih proses penyelidikan.

"Temani aku tidur!" Ella menarik lengan Emran yang tidak bergeming.

"Tidur di sini denganku!" Ella terus merengek menyebalkan bagai bocah kecil yang keras kepala tidak ingin dibantah. Keinginannya harus terpenuhi.

Emran melemaskan tubuhnya membuat tarikan kencang Ella berhasil menarik tubuhnya hingga menimpa Ella.

"Eugh! Kau berat, Emran! Tidak tahu diri sekali," Ella menggeliat kesusahan mana lemas.

Emran tetap diam mendengar rengekan Ella. Hingga tak lama Emran mengalah, dia membalik Ella menjadi di atasnya.

"Tidurlah, sayang."

Datar memang namun berhasil membuat Ella mati kutu, berdebar dan salah tingkah dalam diam. Dia tidak bergerak.

Emran tersenyum samar. Dia usap punggung Ella agar cepat terlelap. Emran harus segera kembali ke ruang bawah tanah karena ke Meksiko mereka tidak jadi hari ini. 

***

"Aleond," Emran melepaskan sapu tangan kulit yang penuh darah dari pria itu dan Deliza.

Keduanya akhirnya mengaku.

"Cari bukti lain," perintahnya pada sosok berpakaian gelap yang siap segera langsung meninggalkan tempat.

Emran sudah tidak heran dengan dia. Ternyata musuhnya dan Darka yang ingin membuat Ella terjerat di dunia gelap.

Dia tahu jika Samuel tidak pandang bulu jika menyangkut bisnisnya.

Sepertinya Aleond ingin hubungan Samuel dan Darka pecah dengan mengorbankan Ella. Emran tidak akan diam.

Dia akan bertindak menjadi guardian Ella yang memang diciptakan untuk Ella. Emran tidak akan menyerah karena prosesnya cukup berat untuk menjadi pelindung Ella.

Dia memang membenci Ella karena sudah membuatnya kesulitan dari sejak kecil demi menjaga gadis manja.

Ella terlihat bahagia di atas penderitaannya. Saat Emran remaja hanya itu yang dia tangkap.

Namun saat ini bukan hanya soal Ella, bisnisnya dengan Samuel bisa saja hancur atau terjadi peperangan.

Emran mencoba menyelesaikan semuanya demi kedamaian hidupnya sendiri.

"Dad, sudah mengaku.." Emran berujar pada Samuel yang muncul dilayar yang ada di ruangan rahasia di ruang bawah tanah itu.

Sekelilingnya terlihat canggih.

"Aleond, daddy sudah tahu dari anak buahmu barusan,"

Emran melepaskan jaket yang penuh cipratan darah juga. "Lusa Ella akan ku bawa ke sana, dia akan sembuh dari rasa terkejutnya mungkin," jelasnya.

"Hm, biar Aleond daddy urus, kau fokus saja menjaga Ella.. Ella kunci dari bisnis kita dan Darka.. Jika hilang, bisnis kita dan dia akan terpecah belah, usaha kita akan sia-sia.."

Emran mengangguk. Dia pun membahas soal pengiriman obat terlarang dari Italia ke Meksiko yang berjalan lancar.

Emran tidak akan membiarkan bisnis obat terlarangnya menjadi masalah. Cukup soal Arsa over dosis dia di jebak oleh Aleond. 

***

Ella menatap jajaran jam tangan mahal di laci mewah itu. Semua milik Emran. Uangnya banyak sekali.

Bisnis apa yang dia jalani? Apa seperti papa? Tapi kenapa dia sekejam itu pada sesama manusia.

Ella yakin, bisnis Emran bukan seperti papanya. Emran sepertinya benar-benar memperdagangkan manusia, organ dan semacamnya.

Tidak mungkin model celana dalam bisa menghasilkan kekayaan sebanyak ini. Ella meragukan itu.

Ella bergidik ngeri membayangkan sampingan Emran.

Ella masih asyik melihat jam tangan berbagai merk itu. Dia menghitung harga dari jam-jam yang dia tahu.

"Satu triluliun?!" Ella hampir memekik namun tertahan. Itu baru sebagian dia berhitung.

Ella merasa Emran sama seperti papanya. Ella yang biasa protes pada Darka untuk berhenti membeli jam mahal karena terlalu banyak rasanya ingin protes pada Emran juga.

Masalahnya bukan tidak boleh, tapi dia juga mau. Dia memiliki jam tangan sedikit. Kenapa mereka begitu sama dalam koleksi jam tangan.

"Sedang apa?" Emran nemplok begitu saja di belakang Ella, bahkan jalannya tidak terdengar.

Ella jelas agak melompat kaget mendengarnya yang datang tiba-tiba.

"Harusnya kau tidur. Lusa kita ke Meksiko,"

Ella menelan ludah, dia masih agak gelisah. Dia masih terbayang saat Emran menyeramkan di ruang bawah tanah.

Melihat kegelisahan itu, Emran membalik Ella dan menyerang bibirnya. Emran angkat Ella agar duduk di atas meja kaca yang berisi jam tangan mewahnya itu.

Ella terhenyak dan takut kacanya pecah.

"Sttt.. Balas," Emran kembali menabrakan bibirnya, memeluk Ella erat sambil mengusap punggungnya.

Ella membalas Emran yang kian dalam dan menuntut, lidahnya dibelit dan dihisap sampai Ella blank.

Emran membiarkan bibirnya dilumat Ella, kali ini dia biarkan Ella memanjakan bibirnya.

Ella membuka mata saat sadar Emran terdiam, tidak agresif menyesap bibirnya.

Ella berhenti.

"Teruskan, sayang.." bisiknya.

Ella tersipu dan perlahan melumat bibir Emran, dia mencoba mengingat apa yang dilakukan Emran pada bibirnya.

Emran usap setiap sisi lengan Ella, dia rengkuh pinggangnya lagi lalu membalas Ella kembali menggebu.

Dia menginginkannya lagi. Apa Ella masih lemas dan merasa takut padanya? 

Hidden Husband (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang