dua puluh tiga🍓

55 9 0
                                    

Haloo!! sebelum membaca alangka baiknya tekan bintang yah.

Tandai typo dan ramaikan di tiap paragraf.

Selamat membaca all❤


🎀

"Gue doang yang cinta sama lo, sedangkan lo cintanya sama yang lain."

Kalimat itu menggambarkan perasaan dari gadis pemilik nama Zaline Ara Zakeisya.


Terdengar dari belakang memanggil nama gadis yang ada dihadapannya. Ara menahan nafasnya sesaat, ia ingin berbalik namun seolah tertahan, badannya seakan kaku. Kala lelaki itu memanggil nama gadis itu dengan nada khawatir.

"Hey sayang," ucap Fadel yang datang melewati Ara dan langsung menghampiri Airin yang masih belum sadar.

Dapat Ara lihat, kekhawatiran jelas terlihat bahkan cowok itu memangku kepala Airin dengan sangat hati-hati.

"Ai, bangun, kamu kenapa? Kok bisa seperti ini?" Fadel terus bergumam seraya menyuruh gadis itu untuk segera sadar.

Lelaki itu belum sadar kalau ada Ara di sampingnya, matanya terus fokus ke Airin.

Tangan Airin bergerak, kemudian mata itu perlahan terbuka, Airin dapat melihat wajah sang kekasih dari atas, kemudian gadis itu tersenyum lirih dan bangun perlahan dengan bantuan Fadel.

Fadel memeluk gadis itu dengan sangat erat dan dibalas oleh Airin yang tidak kalah erat.

Melihat adegan itu Ara mengalihkan pandangannya ke arah lain, matanya berkaca-kaca, sungguh mencintai sepihak sangatlah sakit. Dadanya seakan sesak begitu saja. Ia menahan pusing yang hinggap,kepalanya seakan berat namun ia tahan.

Menyadari Ara yang berada di situ. Airin melepaskan pelukannya, dan menatap Ara dengan tersenyum.

"Raa, makasih lo udah nemenin gue disini." ucap Airin dengan suara paraunya.

Fadel pun seketika sadar bahwa bukan hanya ada dirinya dengan Airin akan tetapi ada Ara disini.

"Raa, lo gimana?" tanya Fadel seakan tidak peka.

Ara hanya tersenyum menanggapi, tidak tahu kah cowok itu bahwa ada rasa sakit yang ia tahan, bertanya bagaimana dirinya, cowok itu tidak akan paham karena rasa itu hanya dirinya yang miliki, jadi walaupun di tanya gimana? Apa harus ia jawab bahwa rasa sakit selalu ada ketika ia lihat dengan jelas bagaimana rasa sayangnya terhadap kekasihnya, khawatir yang sangat besar.

Tidak mungkin menyalahkan cowok itu untuk hal semacam ini, karena sejak awal ia lah yang menaruh rasa itu dan bukan dia.

"Gue doang yang cintanya sama lo, sedangkan lo cintanya sama yang lain." batin Ara, meremas ujung jaketnya, ia tidak mungkin menangis disini, dan itu tidak ada yang perduli.

"Gue pamit dulu yah, ada urusan." ucap Ara.

"Oh gitu, yaudah nggak apa-apa, thanks ya Ra." ucap Airin,

Ara berlalu dari hadapan kedua insan itu dengan perasaan yang susah ia deskripsikan, gadis itu ingin menenangkan dirinya, walaupun ia sudah sering melihat interaksi yang tercipta diantara mereka, namun selalu ada rasa sakit yang ia rasakan.

Tujuannya kali ini, duduk dihamparan rumput yang tidak jauh dari tenda, dan didepan sana ada sungai kecil, terlihat sangat indah banyak lampu kecil yang menghiasi tempat itu, akan tetapi seindah apapun tempatnya tidak untuk perasaannya saat ini.

Cousin Love ( segera Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang