dua puluh lima🍓

51 7 0
                                    

HAII!! MAKASIH UDAH IKUTIN KISAH INI❤🤗

Suka nggak? Semoga selalu suka yah!??

Ramaikan tiap paragraf nya, komen, kritik dan saran kalian sangat membantu author dalam mengembangkan tulisannya.

Share cerita ini ke teman kalian agar bisa ikut menyelam ditiap paragraf dari kisah ini.

Selamat membaca dan jangan lupa tekan bintang dulu ya gratis kok nggak bayar❤

Sepulang dari Indomaret, gadis itu duduk di meja belajarnya, fokusnya tidak karuan, Ara terus memikirkan apa benar Sindi yang selalu memantau nya? Tapi untuk apa? Apa tujuan gadis itu? lama berpikir, Ara beranjak dari tempat duduknya memilih melangkahkan kakinya ke arah balkon kamarnya.

Angin malam menerpa wajahnya, sehingga rambut Ara sedikit berterbangan, Ara mengambil kuncir rambutnya di pergelangan tangannya dan mengikat satu surai hitam miliknya.

Menatap langit malam, banyak bintang menghias, udara cukup dingin kala menerpa kulitnya.

Ara menatap bangunan kosong di depan rumahnya yang sudah dua minggu belakang ini terlihat sepi, ia berpikir mungkin penghuninya sedang pulang kampung.

Matanya berfokus pada satu objek, sebuah mobil hitam datang dan memarkirkan didepan rumah itu, rumah itu hanya dihiasi dengan lampu remang.

"Siapa dia? Kok gue baru lihat." gumamnya.

Sosok yang keluar dari mobil itu, terkesan elegan, rambut yang terurai dengan jas hitam yang melekat di tubuhnya, Ara tidak bisa melihat dengan jelas wajah dari sosok itu.

Hingga suara dering ponsel mengalihkan pandangannya, nomor tidak dikenal membuatnya bingung.

"Halo." ucap Ara dengan pelan, menunggu seseorang di seberang sana, lama menunggu tidak ada jawaban, hingga panggilan itu terputus.

"Siapa sih iseng banget." gerutunya, ketika matanya melihat ke arah rumah tadi, mobil itu sudah hilang entah kemana. Tidak mengambil pusing, matanya terasa ngantuk, badannya lelah, Ara memilih untuk mengistirahatkan dirinya.

Mematikan lampunya, ketika ingin menutupi tubuhnya dengan selimut, suara pecahan kaca terdengar nyaring, membuatnya terkejut, gadis itu menyalakan lampu di nakasnya kembali.

Turun dari ranjangnya, melihat beberapa pecahan kaca yang berhamburan, tanpa disadari kakinya terkena pecahan itu.

Ara meringis, darah keluar dari kakinya, matanya menangkap kertas yang dibungkusi dengan batu besar.

Berjalan dan sambil menahan perih di kakinya, mengambil kertas itu, perasaannya campur aduk, siapa yang melemparkan disini, membuka perlahan, jantungnya berdegub kencang kala membaca tulisan itu.

"Jauhi Fadel, atau lo yang nggak selamat."

Ara menggenggam kertas itu bersamaan dengan tangannya yang bergetar, siapa yang melakukan ini, apakah Airin? Tapi apakah mungkin gadis itu.

Bunyi ponselnya berdering, gadis itu berusaha menggapai ponselnya di meja belajar.

Nomor asing yang ia tidak kenali kembali masuk, ketika ingin mengangkatnya, panggilan itu terputus.

Gue harap lo paham, gue tahu lo suka sama Fadel. Jangan mimpi untuk mendapatkannya.

Apa maksud dari pesan itu, siapa dalang dari semua ini, apakah Sindi? Ia terlalu banyak menerka-nerka kepalanya sangat pusing, darah yang keluar sangat banyak, ia merobek asal kain dan mengikat di pergelangan kakinya.

Cousin Love ( segera Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang