lima belas🍓

60 12 1
                                    

Helow!! Jangan lupa tekan bintang sebelum membaca ya!

Selamat membaca🤍

🎀

~Bagaimana memberi tahu mu bahwa berbicara dengan mu saja sudah membuat suasana hati ini membaik.~

Waktu menunjukan pukul 7 malam, semenjak kejadian tadi siang gadis itu tidak henti-henti untuk menampilkan senyum manisnya. Berguling di atas ranjang dengan menutup sebagian mukanya menggunakan bantal miliknya.

"Akkhhhh!!" pekik Ara dengan kencang, membuat pintu kamar itu terbuka dengan kasar.

"Ara? Kamu kenapa? Kok teriak-teriak, udah malam loh." ucap Anila mama-Ara sambil berkacak pinggang menatap putrinya dengan tatapan tajam.

Ara yang terkejut pun, hanya cengengesan menampilkan deretan giginya, "Hehe, nggak kok mah, tadi ada kecoa." alibinya, membuat wanita itu menatap putrinya dengan tatapan bertanya.

"Yang benar?"

"Iya mah benar," jawab Ara dengan cepat.

Ara yang menyadari penampilan mamanya pun seketika mengeritkan keningnya,

"Mama mau kemana? Kok udah rapi aja?" tanya Ara dengan penasaran.

Mama Ara pun tersenyum dan berkata. "Mau ke rumah Fadel, tadi mamanya ngabarin kalau ada acara keluarga... "

Ara yang mendengar nama crush nya pun seketika terkejut dan turun dari ranjang. "Mah, Ara ikut dong, masa dirumah sendiri."

Tiba-tiba kening Ara di sentil oleh wanita paruh baya itu, gemas dengan tingkah anaknya. "Mama mau ngasih tahu kamu, yaudah sana siap-siap, jangan lama."

"Okey Mah, nggak sampe stengah jam kok." Ara pun langsung ngacir ke toilet. 

Hanya membutuhkan waktu 30 menit untuk bersiap, di rasa cukup segera ia menatap dirinya di pantulan cermin, memakai baju dres yang tidak terlalu formal. Menguraikan rambutnya dan memasang jepitan kecil di sisi rambut gadis itu. Memoleskan lipbam di bibir, dan tersenyum melihat penampilannya.

"Wow, cantik banget,"

****

Didalam perjalanan, gadis itu hanya melihat ke arah luar, entah kenapa setiap ingin bertemu dengan cowok itu selalu membuat debaran di jantungnya menggila.

Lampu jalan menghias jalanan yang super ramai, banyak pedangang kaki lima yang masih buka hanya untuk mengais rejeki.

"Mereka semangat banget nyari rezeki yah." gumam Ara yang masih bisa didengar oleh kedua orang tuanya.

"Yah tentu, kalau bukan mereka siapa yang akan berjuang untuk kehidupan di dunia ini, dunia sangat keras hanya untuk orang-orang yang hanya diam tanpa bergerak untuk mengais rejeki." ucap Dermawan  Ayah- Ara.

Ara mengangguk setuju, "Kerja itu capek, tapi lebih capek hanya duduk diam tanpa berbuat apa-apa kalau hanya mengandalkan pikiran yang terus menerus memikirkan hari esok dan yang akan datang."

"Rejeki memang sudah ada yang atur, tapi kita manusia juga perlu bijak dalam menjemput rezeki itu. Tidak ada gunanya terus berpikir kalau belum bergerak."

15 menit perjalanan kini, mobil sport itu masuk ke area pekarangan rumah mewah, tangan gadis itu seketika dingin, padahal ia sudah sering bertemu dengan cowok itu. Akan tetapi rasanya tetap sama.

Cousin Love ( segera Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang