dua puluh sembilan🍓

49 7 0
                                    

Helo! Seperti biasa tekan bintang sebelum membaca, hargai author dengan tinggalkan jejak ya.

Selamat membaca


BYURR!

"Bangun lo sialan!." Bentaknya pada gadis yang terbangun dengan memposisikan netra matanya ketika cahaya masuk, menggigit bibir bawahnya ketika lagi-lagi air dingin terkena kulitnya.

"Lepasin gue," gumamnya dengan lirih, badannya sangat mengigil, tubuhnya terasa hawa panas.

PLAK!

Tamparan yang kuat bahkan meninggalkan jejak cap tangan merah di pipi Ara, membuat sudut bibir yang awalnya kering karena luka, kini kembali mengeluarkan cairan merah.

"Sakit?" tanyanya dengan sinis.

Ara memalingkan wajahnya kembali, bahkan gadis itu memberanikan dirinya menatap kedua netra mata seseorang itu.

"Lo si--apa?" tanya Ara dengan terbata-bata, meringis ketika merasakan perih yang menjalar di tubuhnya.

"Lo tahu, lo selalu berusaha untuk bisa bersama dengan dia, dengan segampang itu lo bisa dekat dia, sedangkan gue nggak pernah hanya untuk deketin gue nggak bisa. Lo siapa sih bisa segitu hebatnya bisa dekat dengan dia?"

"Ah yah, lo sepupunya? Sepupu doang belagu, kenapa lo nggak mati? biar gue dengan gampang rebut semuanya ZALINE ARA ZAKEISYA!!"

Ara tercengang mendengar bahwa gadis itu mengetahui nama lengkapnya, siapa dia?

"Dan yah, abang lo terlalu ikut campur urusan gue. Lo selalu menjadi penghalang gue RAA!! LO!!KENAPA HARUS HADIR!" bentaknya dengan luapan emosi yang tertahan.

Bahkan Ara sampai meneteskan cairan bening yang turun dikedua wajahnya, ia tidak paham, sebenarnya semua ini apa? Kenapa ia disekap, ia merasa tidak mempunyai musuh.

"DENGAN KEHADIRAN LO GUE NGGAK BISA BUAT AMBIL SEMUA!!LO SELALU MENJADI PENGHALANG BUAT GUE."

Gadis yang menyembunyikan identitasnya bahkan wajahnya tidak terlihat hanya menggunakan topeng berbalik kearah Ara.

"Lo mau tahu siapa gue?!" ucapnya dengan dingin, dapat Ara lihat, didalam mata itu terdapat sebuah kebencian yang mendalam.

Kemudian gadis itu perlahan membuka topeng yang terpasang diwajahnya, dengan perlahan ia membukanya.

Ara menggelengkan kepalanya terkejut, yah itu Sindi. Sahabat Airin, berarti dugaannya ternyata benar.

"Sin--di?" ucap Ara.

Tanpa disadari ada yang mengintip dibalik tembok yang besar, Azka dan Fadel.

"Dia?"tanya Azka dengan sedikit kaget.

"Sindi?"ucap Fadel menggeram emosinya.

Melihat wajah itu, kilatan masa lalu seolah muncul diingatan Azka. Memejamkan matanya seolah wajah itu sangat familiar untuknya.

"GUE SINDI ANAK DARI ALMARHUM ROZI! ABANG GUE MENINGGAL ITU SEMUA KARENA GENG SIALAN ABANG LO DAN SEPUPU LO ITU ANJING!!" pekik Sindi dengan air mata yang bercucuran di kedua wajah gadis itu. Seolah kilatan masa lalu hadir kembali, menjadi anak yang broken home yang kehilangan abangnya yang sangat menyayanginya.

Cousin Love ( segera Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang