dua puluh delapan🍓

61 7 1
                                    

Halo!! Jangan lupa tekan bintang ya

Selamat membaca

🎀


Kedua cowok itu berkelahi dengan preman yang menghadang mereka berdua.

Krek

"AKKKHHHH!!" pekik salah satu preman ketika Azka menginjak jarinya.

Aldy menghajar para preman itu bahkan penampilannya berantakan ketika salah satu preman menendang perutnya membuatnya tersungkur di tanah.

"Shit!!" umpat Aldy, menatap preman itu dengan kobaran amarah yang memuncak.

Bugh

Kini Azka menendang salah satu preman menghajar dengan penuh amarah, wajah adiknya terlintas di pikirannya. Karena preman ini mereka menunda untuk mencari Ara.

Aldy melihat Azka yang menghajar para preman itu dengan emosi yang meledak, bahkan ia meringis ketika salah satu preman itu memekik kesakitan, seakan Azka bukan dirinya sekarang cowok itu dengan gesit menangkis setiap pukulan demi pukulan.

Hingga Aldy membulatkan matanya ketika salah satu preman dari arah belakang memegang pisau, berniat untuk menikam Azka.

"BANG BELAKANG LO!" pekik Aldy.

Azka yang lengah hampir saja pisau itu menancap di perutnya sebelum seseorang memukul preman itu menggunakan balik besar.

Hal itu juga membuat Azka tersontak kaget, melihat Fadel berada disini.

"Ck, hampir saja." pungkas Fadel, menatap para preman itu yang terkapar.

Membuang balok ke sembarangan arah. Menatap Azka dengan penuh tanda tanya.

"Ngapain lo?" tanya Fadel yang entah sejak kapan ia melihat adegan itu, ia baru pulang dari rumah sang kekasih, diperjalanan ia melihat dua orang berkelahi dengan para preman.

Sebenarnya Fadel tidak peduli hanya saja melihat bahwa itu Azka yang hampir saja terkena tusukan membuatnya berlari ke arah mereka.

"Nyari Ara," jawab Azka, cowok itu memperbaiki jaketnya dan berjalan menuju motor sport nya.

Mata Fadel menangkap seseorang yang ia temui dirumah kekasihnya. "Lo?"

Aldy terkekeh, "Kenapa? Kaget lo? Udah sono urus pacar lo."

Fadel seolah tidak paham dengan apa yang terjadi, cowok itu menghentikan pergerakan Azka.

"Ara kenapa?" tanya Fadel dengan serius.

Aldy tersenyum sinis. "Urusannya sama lo apa? Lebih baik lo urus cewek lo itu."

Fadel menatap Aldy dengan sinis. "Gue nggak ada urusan sama lo."

Perdebatan kecil itu disaksikan oleh Azka, menghela nafas beratnya. "Ara hilang sampai sekarang belum ditemukan." jawab Azka.

Dengan cepat Fadel menoleh kearah Azka maju selangkah, "Kenapa lo nggak bilang?" tanya Fadel dengan dingin, bahkan menatap Azka seolah ingin menguburnya hidup-hidup.

Sebelum Azka menjawab, Aldy lebih dulu maju dan menjawab pernyataan Fadel. "Ngapain ngasih tahu lo, emang lo peduli? Udahlah lo ngapain disini, sana pulang cewek lo pasti nungguin kekasihnya." jawab Aldy sembari mengulunkan lengan jaketnya sampai siku.

"Bacot," sarkas Fadel, sungguh emosinya dipancing sekarang, ingin sekali ia menghajar cowok itu. Ia tidak tahu siapa cowok itu.

Seolah paham Aldy tersenyum penuh arti maju selangkah dan mengulunkan tangannya dihadapan Fadel.

Cousin Love ( segera Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang