empat belas🍓

75 11 0
                                    

Helo!!
Seperti biasa sebelum baca alangka baiknya tekan bintang dulu yah!!

Semoga selalu suka, Aamiin.

Tandai typo!!

Selamat membaca all

🎀

"Aaaakkhh!! Manis banget sih, nggak bisa gini gue mah. Ya Allah, jika memang Kak Fadel jodoh hamba, nggak apa-apa Ya Allah hamba ikhlas lahir batin, Tapi jika beliau bukan jodoh hamba, sekiranya pikir-pikir lagi, soalnya hamba juga orang." ucap Ara dengan tegas mengadakan pandangannya ke atas, seraya berdoa dengan sungguh-sungguh.

"Gini amat yah naksir berat sama sepupu sendiri," gumamnya dengan senyum-senyum tidak jelas, gadis itu seperti lupa kalau lelaki itu sudah mempunyai kekasih. Akan tetapi ia tidak pernah untuk mundur lagian mereka belum Sah.

Dering ponsel gadis itu berbunyi dengan nyaring menandakan ada panggilan masuk, segera ia melihat siapa yang menelponnya. Mala. nama sepupunya tertera di layar ponsel itu, segera ia mengangkatnya.

"Raa, lo dimana anjir, lo ketiban pintu wc?" kata Mala dengan ngegas, Ara pun menjauhkan ponselnya dari telinganya, suara sepupunya sangat melengking.

"Iya iyaa nih mau ke situ, sabar dong ada something tadi." setelah mengatakan itu gadis itupun memutuskan panggilan dan segera berjalan menuju teman-temannya.

Gadis itu melirik jam ditangannya, sepertinya sudah hampir larut, ia pun mempercepat langkahnya.

Sesampainya di warteg, gadis itu segera duduk dan langsung mengambil es teh pesanannya tadi.

"Lo dari mana sih, lama amat hanya buang air kecil doang, tuh makanan lo nganggur dari tadi." ucap Jiya dengan melihat sahabatnya yang baru saja datang.

"Hehe sorry, kalian udah kelar makan?" tanya Ara,

Mereka hanya mengangguk, menunggu Ara akan sangat lama apalagi perut mereka sejak tadi meronta-ronta untuk diisi,

"Abisnya lo lama banget, hehe sorry ya Ra." sambung Nanda.

"Nggak apa-apa," jawab Ara tidak masalah, gadis itupun segera menghabiskan makanannya.

****

Universitas Mitra Pratama, gadis itu yang baru saja memarkirkan motornya, segera melepas helmnya dan memperbaiki rambutnya yang sedikit acak-acakan,

Gadis itu semalam tidak bisa tidur akibat kejadian yang tidak ia duga, bahkan perkataan Fadel masih terngiang-ngiang di pikirannya, ia masih berpikir apakah semalam ia bermimpi.

"Ck, tiap hari makin menjadi-jadi nih perasaan." ucapnya dengan keluh, akan tetapi tidak bisa dipungkiri rasa senang terus menjalar ketika berbicara dengan Fadel.

"Lo kerasukan? Gue perhatiin senyam senyum mulu." kata Kaila yang baru saja datang bersama yang lain.

"Senyum itu ibadah," sambung Jiya.

"Iya ibadah, apalagi di senyumin kak Fadel, pengen ngajak berumah tangga deh." batin Ara, gadis itu bahkan menggelengkan kepalanya nampak salting dengan otaknya yang random.

"Raa!! Araa!!" teriak Jiya sambil menggoyangkan bahu gadis itu.

Ara yang tersadar pun, seketika terbengong ketika melihat sahabat-sahabatnya terus menatapnya dengan tatapan heran.

"Ah iya," jawab Ara dengan tersenyum kikuk,

"Ah sudahlah, ayok masuk ke kelas," sambung Nanda, ia yakin Ara pasti sedang mode salting.

Cousin Love ( segera Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang