dua puluh dua🍓

54 10 0
                                    

Hello!!! Sebelum baca alangkah baiknya tekan bintang ya!

Follow akun wattpad ini!!

Selamat membaca all❤

🎀

Hujan sudah berhenti, dan Ara belum kembali ke tenda, membuat sahabat-sahabatnya khawatir, kini dosen pun sudah mengetahuinya mereka bersiap untuk mencari Ara.

"Udah jangan nangis Jiya, Ara bakal ketemu kok. " ucap Nanda menenangkan Jiya yang sudah menangis, walaupun ia juga begitu khawatir sejak tadi.

Kini para dosen maupun senior, sudah siap untuk mencari Ara, namun sebelum semua berangkat , suara dari ujung sana membuat atensi semua teralihkan, menatap gadis yang basah kuyup dengan badan yang gemetar karena kedinginan.

Jiya, Nanda dan Kaila pun langsung berlari menghampiri Ara, rasa khawatir seketika lenyap ketika melihat gadis itu didepan mata.

"Lo nggak apa-apa?" tanya Nanda dengan memperhatikan dari atas sampai bawah apakah sahabatnya itu lecet atau tidak.

Ara hanya mengangguk dengan pelan, kepalanya terasa berat, mungkin karena hujan tadi ia memilih untuk berteduh dulu , kalau abangnya tahu Azka mungkin akan memarahinya.

"Mending kalian bawa Ara ke tenda," ucap Gifar membuat yang lain setuju.

Para dosen pun bernafas legah, rasa takut akan terjadi sesuatu kepada mahasiswinya telah berlalu, ketika melihat gadis itu telah kembali.

Di ujung sana, Airin dan Sindi yang melihat itu. Sindi yang mengepalkan tangannya dan membisiikan sesuatu di telinga Airin. "Kenapa dia kembali sih, udah bagus ilang aja."

"Sutt, gue lagi malas omongin itu Sin." ucap Airin meninggalkan Sindi- Sahabatnya. Gadis itu memilih untuk masuk ke tenda. Karena sebentar lagi acara selanjutnya akan di mulai. Mungkin malam ini akan banyak kegiatan setelah hujan reda.

Sebelum sampai di tenda, Airin di tarik dengan paksa oleh seseorang.

"Apaan sih," desis Airin dengan menghempaskan tangan orang itu.

Aldy menatap gadis itu dengan tajam dan dingin. "Kalau sampe Ara celaka hanya karena ulah lo, habis lo, kemungkinan Fadel bakal jauhi lo, mungkin ngeliat lo aja dia nggak minat."

Airin menghela nafasnya dengan berat. "Nyentuh dia saja gue nggak minat," jawabnya dan meninggalkan Aldy.

Sebelum menjauh Aldy kembali bersuara. "Kalau bukan lo, orang terdekat lo bisa lebih nekat."

Perkataan Aldy mampu di dengar oleh Airin, gadis itu mengeritkan keningnya pertanda tidak memahaminya.

****

"Ra, lo nggak apa-apa kan?" tanya Nanda dengan membawakan pop mie ditangannya untuk Ara.

"Nggak kok, kalian nggak usah khawatir dong."

Nanda pun menyentil kening gadis itu, apa katanya? Jangan khawatir? Hei, gadis itu berada di hutan sendiri dan hujan lebat. Bagaimana mungkin mereka tidak khawatir.

"Aw, sakit ih." gerutu Ara dengan mengusap keningnya.

"Yee si anying, nggak usah khawatir, lawak lo, kalau terjadi sesuatu sama lo, kita yang bakal diomelin abang lo tuh." jawab Kaila yang baru saja datang dan langsung duduk diantara ke 3 gadis itu.

Cousin Love ( segera Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang