Sebelum membaca tinggalkan jejak yah!! Biar enggak kelupaan
Selamat membaca, ramaikan di setiap paragraf
🎀
Gadis itu, terbangun ketika mendengar suara alarm yang berbunyi diatas nakasnya, dengan suara dering ponsel yang sejak tadi berbunyi membuat dirinya terbangun dari alam mimpi nya. Berdecak kesal dan melihat siapa yang nelpon di pagi-pagi buta seperti ini, kesadaran nya yang belum sepenuhnya kembali, lantas tangan nya mengangkat panggilan itu.
"Halo, " ucap Ara dengan stengah sadar bahkan mata gadis itu belum terbuka sempurna.
"Halo Ra, ini gue Fadel, nomor Abang lo masih aktif? Gue nelpon nggak di jawab." ucap Fadel dari arah sana.
Mendengar suara itu membuat Ara membuka matanya dengan lebar, melihat bahwa nama Kak Fadel tertera di layar ponsel. Hampir saja ia menjatuhkan benda itu.
"Eh, mungkin lagi tidur, biasa lah tuh anak jam segini belum bangun, hehe, ada yang mau di sampein?" ucap Ara dengan gugup sembari menggigit jarinya.
"Oh, nggak usah biar gue aja yang ngasih tau. Ntar kalau udah bangun bilangin yah gue mau ketemu."
"Boleh-boleh. Ntar gue sampein." ketika Ara ingin menutup panggilannya, suara Fadel kembali terdengar.
"Ra, gue mau tanya sama lo." tanya Fadel, membuat Ara mengeritkan keningnya.
"Apa kak?" tanya Ara, tangan gadis itu seakan dingin padahal AC tidak hidupkan.
Lama menunggu jawaban, terdengar helaan nafas dari sebrang sana.
"Perasaan lo masih sama?" tanya Fadel.
Apa Ara tidak salah dengar? Kenapa cowok itu menanyakan hal demikian. Bukannya ia sudah punya kekasih, tapi Ara masih berharap kepada cowok itu.
Ketika ingin menjawab, suara seorang perempuan terdengar jelas di panggilan itu.
"Sayang, ayok."
Hingga panggilan itu terputus dengan tiba-tiba, sebelum Ara menjawab.
"Ck, baru juga mau jawab udah terputus. Huaaaa! Kak Fadel bucin nggak yah sama pacar nya."
"Pengen bucin, tapi objek bucin sedang bersama yang lain."
Ara terus bergumam sendiri, ia tidak boleh nyerah secepat itu, maju ajalah. Terobos masih banyak jalan untuk sampai ke tujuan.
Lama bergumam sendiri, ia kemudian menoleh ke arah alarm nya, segera ia melangkahkan kaki nya ke arah wc untuk membersihkan dirinya, karena sebentar lagi mata kuliah pertama akan dimulai.
Hanya membutuhkan waktu 10 menit, Ara sudah siap dengan setelan kemeja di tubuh nya dan celana yang sedikit gobrang, rambut yang ia ikat satu, anak rambut yang ia biarkan keluar dari ikatannya. Membuat kesan manis diwajahnya itu. Memakai liptin agar terlihat lebih fresh setelah ia rasa sudah perfect, lantas mengambil tas ranselnya dan keluar dari kamarnya. Berpapasan dengan Azka sang Abang yang baru saja keluar dari kamarnya.
"Idihh, jam segini udah rapi, mau kemana lo?" tanya Azka.
"Kampus lah, pake nanya lagi." jawab Ara. Cowok itu hanya mengangguk.
"Kak Fadel nelpon tadi, lo nggak angkat jadi nya nelpon ke gue." ucap Ara kembali.
"Ponsel gue silent tadi makanya nggak kedengaran, kenapa emang dia?" tanya Azka membuat Ara mengangkat bahunya pertanda tidak tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cousin Love ( segera Terbit )
Teen FictionAssalamuallaikum wr. wb. sebelum baca alangkah baiknya follow akun wattpad ini NO PLAGIAT ❌ Kisah ini diambil dari kisah nyata seseorang 80℅ dan sisanya hanya tambahan fiksi belaka. Cover : by. pinterest penasaran sama kisahnya! ayokkkk bacaa!