Yellooww!!! Sebelum membaca tekan bintang dulu ya !
Tandai typo
Ramaikan disetiap paragraf
Selama membaca all
🎀
Gadis itu menghela nafas gusar, menatap layar laptop dengan malas, kemudian matanya melirik jam yang berada di dinding kamarnya. Mengingat kejadian tadi membuatnya selalu terdiam kala melihat raut bahagia yang dipancarkan Fadel kepada Airin. Tersenyum kecut, seolah mengetahui hubungannya hanya sebatas sepupu.
Flashback.
"Jangan makan pedes, kamu nggak bisa." tegur Fadel dengan lembut kepada kekasihnya Airin.
Airin tersenyum dan mengangguk patuh akan ucapan kekasihnya.
"Tapi dikit aja boleh?"
Fadel mengangguk tersenyum sembari mengelus surai hitam milik gadis itu.
Tanpa mereka tahu, sepasang mata yang terus memperhatikan itu seolah hatinya disayat oleh benda tajam, tergores dan terluka. Berusaha tidak menjatuhkan air matanya.
"Raa.. Pulang aja yukk." ajak Jiya, ia tahu sahabatnya pasti sedang tidak baik-baik saja.
Ara mengangguk dan mengambil tas selempangnya, membuat atensi sepasang kekasih itu tertuju padanya.
"Mau kemana Ara?" tanya Airin.
Ara pun menatap Fadel, dan menjawab. "Pulang, udah ke sorean."
Tanpa menjawab kembali gadis itu segera melangkahkan kakinya untuk keluar dari cafe itu. Disana Fadel menatap kepergian gadis itu dengan perasaan lain.
Gadis pemilik mata hazel, rambut hitam legam menuruni anak tangga, sembari bersenandung ria dengan menyanyikan lagu - Hivi.
Perutnya terasa lapar, kakinya berbelok ke arah dapur, mencari sesuatu disana yang bisa ia makan.
Kedua orangtuanya belum kembali dari luar kota mungkin beberapa hari lagi pikirnya.
Membuka kulkas, ternyata stok makanan habis, segera ia naik kembali ke atas untuk mengambil switer dan berniat untuk ke supermarket terdekat.
Jam menunjukkan pukul 7 malam, segera ia keluar dan mengunci rumah itu, jalan kaki tidak masalah untuknya lagian supermarket tidak begitu jauh, apalagi jalan raya nampak ramai dengan pedagang kaki lima, suasana malam ini cukup berangin membuat rambut gadis itu sedikit terlepas.
Menyapa beberapa pedagang yang sudah ia kenalinya, mempercepat langkah kakinya.
Sesampainya Ara di supermarket, gadis itu segera masuk dan mengambil beberapa bahan maupun cemilan untuk stok dirumahnya.
Mengambil bagian yang teratas membuatnya sedikit kesulitan meraihnya.
"Tinggi banget," gumamnya, tangannya ia ulurkan ke atas berusaha menggapainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cousin Love ( segera Terbit )
Teen FictionAssalamuallaikum wr. wb. sebelum baca alangkah baiknya follow akun wattpad ini NO PLAGIAT ❌ Kisah ini diambil dari kisah nyata seseorang 80℅ dan sisanya hanya tambahan fiksi belaka. Cover : by. pinterest penasaran sama kisahnya! ayokkkk bacaa!