Bab 6

10.8K 630 25
                                    

Happy Reading

-----------------------------------------------------------

Fuaiz, "Dik ... Mata gue udah katarak ya?

Setya, "Ngga kok, itu udah bener."

Fuaiz menunduk lalu menampar wajahnya, Setya menghela nafas.

"Udah Iz."

Fuaiz kemudian melirik Dika, "Dik, lo omega? Lo bohong kalo lo alpha?"

Kepala Dika yang sudah terasa pening mendadak terasa lebih pening, suhu tubuhnya naik, dia memelototi Fuaiz, "Bangsat, tato emas dipunggung gue apaan, kalo bukan bukti gue Alpha dominan terus apaan? Terus data fisik dan kemampuan itu palsu? Ha! Jangan ngadi-ngadi ye anjing! Gue Alpha dominan!"

Fuaiz, "La terus yang di perut lo itu apaan? Telur katak?"

Dika melemparkan bantal tepat kewajah Fuaiz, "Anak guelah bangsat."

Setya menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Terus lo keluarin dari mana Dik? Soalnya alpha ngga punya jalan lahir kek omega."

Ketika pertanyaan Setya jatuh, kepala Dika yang terasa sakit menjadi lebih sakit.

Dia diantara malu dan pasrah, tidak tahan dengan teman-teman yang malah mengajukan berbagai pertanyaan ketika kepalanya terasa akan pecah, Dika menyentuh kepala bagian belakangnya seakan dia kesakitan, "Oh ... Oh, stress."

Setya, "Dik, lo jangan sampe stress Dik."

Dika menghela nafas, dia berada disamping Setya seakan tidak memiliki semangat hidup, wajahnya tanpa ekspresi, seluruh tubuhnya kaku.

Setya, "Dik, lo jangan ngelamun."

Dika kemudian menegakkan punggungnya, "Tai! Gue pasti lagi ngimpi kan? Ini cuma mimpi ya kan, mimpi benerkan."

Fuaiz sangat kesal, "Gue tampar muka lo sini, biar tau ini mimpi apa engga."

Setya tidak bisa berkata-kata, "Dik lo tuh plin plan apa gimana? Tadi baru ngakuin bayi lo sekarang malah nanya itu mimpi apa bukan, lo dari tadi kek gini cape gue."

Dika kemudian mengusap wajahnya frustrasi, "Bangsat!"

Setya, "Dik mulut lo dijaga, gue engga mau nanti keponakan gue jadi anak bandel kek elu."

Dika, "Asu, gue ngga bandel ya."

Fuaiz menimpali dengan ekspresi jijik, "Halah lo ngga bandel gue kejengkang deh besok."

Dika memelototi Fuaiz, "Oke, gue doain kejengkang beneran dah."

Fuaiz disisi lain kemudian berbicara, di setiap nada miliknya ada penekanan, "Dika ... Lo mending jujur aja. Gue mau tanya, Ayah anak diperut lo siapa?"

Dika, "Ya, Gue lah bapaknya!"

Setya, "Terus emaknya?"

Dika merengut kesal, menatap tajam pada Setya, Setya hanya tersenyum, membuat Dika semakin kesal.

Fuaiz, "Ayahnya yang lain tolol, ngga usah ngelak deh."

Dika terdiam, dan membuat Fuaiz sangat muak, "Halah, pasti si Raja kan!"

Dika memelototi Fuaiz, dia kemudian menunduk, "Iya ..." Dia kemudian menatap Fuaiz dan berbicara dengan nada kecil, "Lo tau kalo itu dia?"

Fuaiz, "Yaelah pakek nanya, yang nganterin lo ke UKS si Raja, mana sampe jadi perbincangan lagi, mana ada orang ga kenal tiba-tiba kek gitu."

Dika memejamkan mata, dia tidak tahu apa yang harus dilakukan, dia berada dalam situasi dimana dia merasa sangat terpuruk, dia adalah Alpha. Ini pertama kalinya dia tahu Alpha dan dihamili oleh seseorang, kemudian dia akhirnya yakin dengan intuisi miliknya, dia yakin Raja bukanlah Alpha, Dika mengingat momentum Raja ketika mencekiknya, dia kemudian bergumam sesuatu yang tidak dapat Dika mengerti.

[Bxb]Kingdao🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang