10. masalah dengan orang yang sama

43 16 1
                                    

Januari 2019

Hari libur panjang semester dihabiskan dengan malas-malasan di rumah kebanyakan, meksi beberapa waktu Aisha sempat mampir mendatangi rumah Neneknya dan nginap di sana beberapa hari hingga bertanya-tanya apa rasanya jika dia tinggal di sana lebih lama, namun si gadis manja itu tidak mau ditinggal sendiri alias—mau bersama dengan orangtuanya terus, tidak bisa berjauhan lebih lama.

Lalu hari-hari selanjutnya, Aisha ada main bersama grup blackpink kw nya alias: Sisil, Rora dan Rina untuk mengelilingi kota menggunakan angkot, konyol.

Hingga kini, waktu terasa cepat berlalu, dua minggu terlewati dan Aisha belum juga merasa puas dengan libur yang katanya panjang namun terasa kurang panjang itu, Aisha butuh setidaknya beberapa hari lagi di rumah supaya dia puas bermalas-malasan.

Kini, Aisha menilai penampilan hari pertamanya di semester dua, dia berdiri menghadap ke arah cermin panjang yang ada di kamarnya, dia membenarkan keras seragam yang nampak kurang pas, lalu tangannya bergerak mengikat rambut dengan rapi dan mengambil topi biru lalu memakainya.

Aisha melewatkan sarapan karena dia bangun terlambat, dan kini hanya membawa sebungkus roti ukuran kecil yang dimasukannya ke dalam tas.

Saat sudah sampai di sekolah pun, meski rumah Aisha dekat dan bisa dijangkau dengan jalan kaki, Aisha tetap terlambat karena yang lainnya sudah baris di lapangan untuk upacara bendera sedangkan Aisha baru sampai dan kini berlari mencoba masuk ke barisan setelah menyimpan tas nya asal di lorong dekat ruang guru.

"Weh Sha, sini lo di depann."

Aisha melirik Hana yang memanggilnya, teman dengan tinggi tubuh yang hampir sama itu menarik Aisha dan memaksanya berdiri di jajaran ke dua.

"Ish, kan gue mau di belakang, males ah di depan enggak bisa jongkok," ujar Aisha yang sudah siap-siap akan kembali ke belakang, tepatnya di samping Rora yang masih berdiri sendiri karena Sena belum datang.

"Ihh, enggak bisa. Udah peraturan upacara kalo yang pendek itu di depann, udah ah terima nasib ajaa."

"Ih anjir, omongan looo."

Hana terkekeh. "Santuyy, tinggi badan kita kan samaa."

"Bosen lah gue di depan terus."

"Lo kira gue enggakk?"

"Shtt, diem!"

Aisha dan Hana saling berpandangan dan sama-sama membuang muka mendengar suara Nada.

Upacara hari pertama di semester dua itu berjalan dengan lancar meski di sana ada banyak orang-orang dengan keluhan atas panasnya matahari dan pegalnya kaki saat sang kepala sekolah sangat lama memberi amanat, ditambah lagi, saat hari pertama itu ada banyak sekali anak laki-laki yang terlambat, membuat mereka dijemur berjajaran dengan tianh bendera.

"Ck."

Mendengar decakan yang keluar dari mulut Aisha, Hana menoleh dan bertanya dengan penasaran.

"Kenapa lo?"

"Enggak pa-pa," ujarnya ketus. Karena sebenarnya alasan kuat yang membuat Aisha berdecak sebal adalah karena dia melihat Ilham ada di barisan depan, kesiangan dan datang nyaris saat upacara akan berakhir.

"Apaan sih njir itu yang telat ganggu banget sumpah, kita udah mau dibubarin loh tapi gara-gara mereka baru dateng itu kepsek jadi makin lebar ngomongnya," celetukan Leana membuat Aisha melihat ke belakang, tertarik.

"Iya sumpah! bisa nggak sih itu anak kesiangan dihukumnya entaran aja pas kita udah bubar, dikira enggak panas apa?! guru-guru kok enggak ngerti muridnya banget perasaan."

TimelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang