28. dia (lagi)

37 5 0
                                    

Viona menatap Aisha dengan tatapan usil. Mengerjai perempuan dua tahun di bawahnya ini sangat menyenangkan. Melihat dia ingin meledak-ledak lalu akan meminta maaf karena merasa bersalah membuat Viona merasa mempunyai hiburannya sendiri.

"Ciee Aishaa ... Alvian suka sama lo tuh," ujar Viona menyebut salah satu nama atasan yang baru saja memberikan Aisha kopi. Sayangnya, karena Aisha tidak terlalu menyukai rasa paitnya kopi itu, baru dia minum satu teguk langsung saja diberikan kepada Viona yang sangat menyukainya. Pilihan itu ternyata salah, harusnya Aisha membuangnya saja dari pada mendapatkan godaan seharian gara-gara Viona tahu dari mana asal usul kopi mahal yang tiba-tiba Aisha berikan itu.

Sangat mustahil seorang Aisha mengeluarkan uang yang lumayan hanya untuk se gelas kopi yang bahkan tidak disukainya.

"Ihh, berisik Vio! jangan ngarang deh, ntar kedengaran sama orangnya gue yang maluu!"

"Dih kenapa malu, orang bener kok. Mana ada ngasih kopi kalo nggak suka sama lo."

"Lagian kopi dongg ..."

"Ya kopi doang, tapi harganya bisa buat lo makan tiga hari!" ujar Viona membuat Aisha meringis.

"Ah harusnya kopi nya gue jual aja tadi!" keluh Aisha, Viona tergelak, semakin cepat menyedot kopi yang ada di tangannya supaya semakin cepat habis.

"Anjir makasi ya Sha, pertama kali nih gue minum kopi ini, sayang duit gue kalo beli ginian, kalo gratis kan enakk."

"Iya, makanya diem, jangan berisik sambil ngaco gue udah buat lo ngerasin kopi itu buat pertama kali loh."

"Nggak bisa diem, soalnya itu faktaa."

Aisha kembali berdecak kesal, membalikan badannya  supaya tidak melihat ke arah Viona.

"Ih sumpah deh Sha, gue enggak baru nyadar sekarang, tapi udah dari lama. Cara gimana Alvian liat lo tuh beda!" ujar Viona menyebut nama itu lagi tanpa ada sopan-sopannya, merasa jika umurnya tidak berjarak jauh dari atasannya sehingga dia tidak menggunakan embel-embel.

"Jangan ngacoo! ih ini kayaknya kopi nya ada yang salah deh, masa lo jadi ngelantur ginii?!"

Viona kembali terbahak mendengar gerutuan Aisha. Kedua orang yang sedang berjalan menuju kosan itu pun berhenti sejenak karena Viona yang berada di depan Aisha tiba-tiba berhenti.

"Apa?" tanya Aisha dengan sewot.

"Dia suka sama lo Shaaa!" Viona kembali mengulang kata-kata ini untuk ke sekian kali, Aisha memutar bola mata malas.

"Suka apaan, dia kasih gue kopi juga gara-gara buy one get one!"

"Tau ah, bodoh banget elo! nggak peka."

Sudahkan Aisha bilang jika Viona ini memang memiliki kepribadian yang kadang dewasa dengan memberi sederet kalimat nasihat atau karang pula menyebalkan se menyebalkan seratus persen seperti sekarang.

"Eh ngomong-ngomong hubungan lo sama si Raffa- Raffa itu gimana dah?" tanya Viona kembali penasaran dengan kejadian pagi hari yang sudah lama sekali bersarang di kepalanya. Setiap kali Viona akan bertanya tentang hal ini, akan selalu ada halangannya, dan jadilah sekarang, setelah tiga bulan kejadian itu dia baru bertanya.

"Ya ampunn Vionaa, basi banget tau, udah berapa bulan masih aja nanyain."

"Ya lagian gue penasaran."

"Ya enggak gimana-gimana, kita cuma pernah sekelas dua tahun. Udah itu aja, wajar kan kalo udah enggak ketemu bertahun-tahun terus pas ketemu jadi asing? nah itu yang kemarin gue rasain."

"Emang beneran asing?"

"Emang."

"Bukan lo yang ngehindar?"

TimelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang