04. sahabat selamanya

170 23 1
                                    

Play lagu Sahabat Sejati, by Sheila On 7

happy reading

....

2018

Dari kelas tujuh, Aisha berhasil menjadi juara ketiga setiap semesternya, dan sekarang saat kelas delapan, entah ada unsur kesengajaan atau hanya kebetulan, ada banyak orang yang saat kelas tujuh kemarin kuga juara tiga dan mereka disatukan di kelas delapan ini. Hingga kejadian itu menjadi bahasan istirahat kali ini di kelas mereka.

"Kira-kira, siapa yang bakal juara tiga nanti?" tanya Leana yang pertama kali bertanya, kebetulan, istirahat kali ini mereka semua sedang berkumpul di balkon, duduk lesehan dengan makanan masing-masing di tangan.

"Aisha, Sena, Hana atau gue?" tanya Leana, karena saat kelas tujuh kemarin dia menjadi juara empat.

Aisha yang sedang santai mengunyak cilok lalu mengangkat kepalanya, benar juga dia mulai agak kepikiran sekarang.

"Juara satunya sih, pasti Si Nada, juara dua si Abian dan ke tiga ini masih tanda tanya," lanjut Hana yang diangguki mereka.

"Ya gimana nanti aja deh, sekolahnya juga baru masuk empat minggu udah ngomongin masalah juara aja," celetuk Sena.

"Hem, bener juga, gue cuma agak penasaran aja," Leana lalu kembali menunduk untuk memakan mie yang tidak tersentuh karena dari tadi dia sibuk berpikir. 

"Aisha! sini bentar!" Aisha menghentikan kunyahannya dengan mata menyipit melihat siapa yang datang dan memanggil namanya, dia lalu berdiri dan mendekat ke arah orang itu.

Sisil. 

"Kenapa Sil?"

Tanpa Aisha sadari, beberapa dari teman sekelasnya tadi memperhatikan bagaimana cara Aisha tertawa terbahak-bahak dengan Sisil yang entah sedang membicarakan apa, tapi yang jelas di mata mereka semua, Aisha orang yang ramah dan receh.

Dia bisa tertawa hingga tidak bisa berhenti dengan sesuatu hal remeh yang terlihat lucu di matanya, memang aneh namun sejauh ini, dia termasuk ke dalam salah satu orang yang membuat kelas ini berwarna.

"Maaf Kak, ada Kak Aisha enggak?" tanya salah satu adik kelas yang tiba-tiba mendekat ke arah gerombolan delapan D yang sedang memperhatikan Aisha.

Lalu beberapa tangan menunjuk ke arah dimana Aisha berada, berdiri dihadapan orang yang lebih tinggi darinya. "Tuh," tunjuknya, membuat si adek kelas itu melihat ke arah yang ditunkukan.

"Oh iya, makasih."

"Apaan dah si Aisha banget yang nyariin."

Lalu tidak lama setelah itu, Aisha berjalan bersampingan dengan si adik kelas, dia lalu mendekat ke arah Leana. "Anter gue ke ruang guru yu," ujar Aisha yang diangguki Leana. Karena mereka sepasang sekretaris dan wakilnya.

Mendengar ucapan Aisha yang menyebut ruang guru, orang-orang yang sedang berkumpul itu langsung lemas mendengarnya, pasti tugas lagi.

"Siap-siap nyatet panjang nih," celetuk Aisha sebelum dia benar-benar pergi dengan Leana.

"Ah anjir males banget deh pelajaran sejarah nulis mulu, dikira tangan kita enggak pegel kali ya."

"Iya anjrot, si Aisha juga kok mauan aja sih disuruh-suruh bacain tulisan sebanyak itu, gue yang denger aja cape banget denger suaranya."

"Ya emang itu mah hobi si Aisha aja teriak-teriak."

....

"ABIANN!" Teriakan ke sekian kalinya hari ini terdengar nyaring membuat Sandi yang tertidur di belakang terusik dan mulai membuka matanya lalu melihat Aisha dengan kesal.

TimelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang