17. ke tidak sengajaan

28 4 0
                                    

2019

Aisha sangat menikmati waktunya, dia merasa jika ini adalah tahun terbaik, dia mengikuti banyak lomba yang belum dia rasakan sebelumnya, dia menyanyi, cerdas cermat, hingga mengikuti beberapa lomba olahraga seperti futsal lalu diakhiri dengan lomba estapet air yang membuat baju olahraga basah kuyup.

Suaranya sudah serak, karena digunakan untuk berteriak saat bermain futsal tadi, meskipun berakhir kalah, Aisha masih sangat senang hingga tidak terhitung berapa banyak kebahagian yang dia rasakan akhir-akhir ini, dia merasa jika satu minggu ini yang diraskannya hanhalah kebahagiaan, tidak ada yang membuatnya sedih.

"Heh sahabat jadi cinta, ngapain lo duduk di sana sendirian, enggak punya temen ya?"

Setidaknya, sampai kekesalannya itu kembali muncul melunturkan senyuman lebar yang dari tadi menghiasi wajahnya, Aisha baru ingat jika sudah ada banyak julukan yang diberikan orang-orang kepadanya setelah dia tampil bernyanyi kala itu.

"Kepo amat sih lo!" ujar Aisha yang masih duduk di bawah panasnya matahari demi membuat seragamnya kembali mengering.

"Ck, sombongnyaa yang udah jadi pacar ketos!"

"Eh apaan lo, jangan nyebar hoax!" kesalnya kepada Sena yang kini malah duduk tak jauh darinya.

"Idih, siapa juga yang nyebar hoax, emang udah kesebar aja kalee."

"Serah deh, males gue ribut sama lo," finalnya lalu kembali menonton pertandingan futsal laki-laki antara kelas 9-A dengan 9-B.

Teman-teman sekelasnya sedang bersorak di atas, tepatnya di lantai dua supaya bisa melihat dengan jelas, namun Aisha yang bajunya masih basah kuyup terpaksa harus diam merelakan tubuhnya merasakan panasnya matahari secara langsung seperti ini, dia sudah berjemur sekitar dua puluh lima menit.

"Heh! ngapain lo diem di sana? udah gila kali ya, orang-orang neduh biar enggak panas lo malah duduk panas-panasan."

Hingga suara Raffa yang sudah kembali dari lapangan menyadarkan Aisha dari lamunannya.

"Suka-suka gue dong, ribet banget."

Keduanya terlibat adu cekcok, lagi. Namun orang-orang kali ini selalu memandang mereka dengan cara yang berbeda dari sebelumnya. 

"Si Raffa romantis amatt, khawatir sahabat jadi cintanya sakit yaaa?" ledek Sena membuat Aisha membelalak dan langsung saja melemparinya dengan sandal jepit entah milik siapa yang dari tadi dia pakai.

Seberapa kalipun mereka mengelak, orang-orang tetap tidak percaya. Yang mereka tahu adalah, Raffa dan Aisha terjebak sahabat jadi cinta, sesuai dengan judul lagu yang kemarin mereka nyanyikan.

"Ah, anjir gara-gara si Abian nih, dasar biang kerok!" ujar Aisha kesal, di lalu bangkit dari posisi nyamannya dan memilih menaiki tangga untuk bergabung dengan  teman ceweknya yang lain.

"Woy sahabat jadi cinta, mau kemana?!" teriak Sena yang jelas diabaikan oleh Aisha.

Futsal masih ada satu babak, dan dia mau menghabiskan suaranya untuk menyoraki kelasnya sendiri, bertekad untuk menang, dan akan dengan senang hati menyaksikan tim Ilham(9-B) akan kalah, sebentar lagi.

"WOYY AYO DONG ANGGA, SLEPET AJA ITU YANG SEPATU MERAHH." soraknya kepada Angga, sengaja menyindir Ilham tanpa menyebut namanya.

"Yahhh!" lesunya saat tim lawan kembali memasukan bola ke gawang kelas mereka.

"AH GIMANA SIHH, JANGAN SAMPE KALAH DONGG."

Aisha semakin berapi-api, membuat Fiera dan Yola memandang aneh kepadanya untuk beberapa saat, namun itu berlangsur tidak lama karena setelahnya mereka berdua terpancing dan kembali berteriak seperti yang Aisha lakukan.

TimelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang