32. good time

36 6 0
                                    

Zea Jaquella adalah seorang perempuan penggila ceria fiksi. Sejak SMP ditangannya selalu ada satu novel yang selalu dibawanya untuk dia baca, tak peduli dengan kedaan yang berisik atau apapun yang mungkin menurut sebagai orang lain mengganggu, namun faktanya, Zea merasa aman-aman saja membaca di tempat berisik atau semacamnya.

Kali ini, berbeda dari biasanya, Zea tidak membawa novel di tangannya, karena sebuah ponsel berhasil menyingkirkan benda itu beberapa saat dengan alasan—.

"Gue nemu cerita seru banget, di wattpad!" ujar Zea dengan antusias menatap Abian dan Raffa yang berada di meja yang berhadapan dengannya.

"Oh ya?"

"Iya, enak banget anjir gratis, sumpah bagus banget! ceritanya tuh yang relate gitu, bukan yang mainstream tentang geng motor!"

Sejenak Raffa dan Abian kembali berbincang mengabaikan Zea yang sudah kembali fokus dengan bacaannya. Mereka hari ini sedang berada di tempat makan fast food dan menunggu dua orang lagi yang sampai saat ini masih belum ada kabar juga.

"Mana sih Tania sama Leka, lama banget deh kebiasaan," ujar Zea yang kembali menjauhkan layar ponsel dari wajahnya. Matanya sejenak memeilih mengelilingi tempat ini sampai netranya berhenti di pintu, berharap yang kali ini datang itu kedua orang yang dari tadi mereka tunggu.

Sayangnya bukan.

"Heh, tapi makin lama kok gue ngerasa enggak asing ya sama ceritanya," ungkap Zea, tangannya meletakan ponselnya di atas meja dengan tatapan kembali melihat ke arah kedua teman laki-lakinya.

"Nggak asing apanya?"

"Semuanya. Tempat, orang, kejadian, sama waktunya juga enggak asing!"

"Gue ngerasa kayak, gue sendiri aja ada di cerita ini."

Raffa dengan kening berkerut menggerakan tangannya. "Perasaan lo aja kali," ucapnya kemudian terbahak kecil.

"Sumpahh Rap, nggak bohong. Gue juga ngerasa lo ada di cerita ini malah elo, Abian, gue ngerasa apa ya— ngerasa kayak pemeran utamanya itu mirip banget sama karakter lo berdua!"

"Ngaco."

"Ih, nggak percaya banget."

"Ck, liat aja nama penulisnya, kalo lo yakin lo ngerasa nggak asing sama cerita itu, biasa aja temen deket lo kali yang nulis."

"Gue udah cek dari dulu kali nama penulisnya, ya tapi gue enggak kenal sih," ujar Zea terlihat semakin bingung dengan tangan yang menggaruk kecil bagian depan kepalanya.

"Siapa emang nama penulisnya?"

"Sillastories, lokasinya enggak jelas, dia nulis London soalnya, terus akunnya terhubung sama twitter, nama akun twitternya Jssilla_ (underscore)."

"Instagram?"

Zea menggeleng. "Enggak tertaut."

"Udah lah kebetulan doang kali," ujar Raffa tidak meladeni Zea lebih lanjut, matanya menangkap keberadaan Tania dan Leka yang baru datang dan mereka mulai berbincang, melupakan perasaan aneh Zea yang merasa jika cerita itu katanya terasa familiar.

Raffa yakin itu hanya kebetulan, tapi Abian tidak.

Dia akan menyelusuri lebih lanjut.

"Kirim link ceritanya sama gue Ze," pintanya dengan suara pelan, menjadikan hanya mereka berdua yang tahu. 

Abian kembali mematikan ponselnya begitu dia mendapatkan tautan yang Zara kirimkan, sebelum itu, Abian sudah mengunduh aplikasi wattpadnya terlebih dahulu, dan saat matanya melihat tulisan terinstal, dia menyimpan ponselnya di atas meja dan kembali mendnegarkan ucapan Leka yang menyebutkan alasan Cika yang tidak ikut datang kumpul sore ini.

TimelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang