14. bolu dan coklat

32 10 2
                                    

"Wih anjay, rezeki anak sholeh nih," ucap Raffa penuh syukur setelah dia menemukan beberapa bungkus makanan saat dia selesai membereskan meja guru di pagi hari ini.

"Apaan tuh?" Kepo Yola begitu mendengar ucapan Raffa yang beberapa kali mengucap syukur. Melihat Raffa yang duduk di meja guru, Yola lantas mengingatkan.

"Woy Raf, jangan mentang-mentang pinter lo berani duduk di kursi guru deh, entar jadi bodoh nangis lo."

"Alah bentaran doang enggak papa kali, gue mau buka penemuan gue nih, makanan kayaknya."

Mendengar kata makanan yang keluar dari mulut Raffa, lantas Yola menarik tangan Aisha dan mendekat ke arah meja guru, benar saja Raffa menemukan beberapa bungkus kerupuk mie yang masih rapi dan isinya terlihat belum tersentuh. Ada sekitar tiga bungkus kerupuk mie di dalam keresek putih itu.

"Wih, dapet dari mana lo?" tanya Aisha lalu mencomot sebungkus dari sana.

"Rezeki anak soleh lah biasa, gue beresin meja eh, di kolongnya dapet makanan, kurang hoki apa coba gue." Sombongnya, dia kemudian melempar satu bungkus yang tersisa kepada Abian yang baru datang setelah membuang sampah.

"Tuh Yan, rezekii."

"Dari siapa?"

"Udah, makan aja."

"Halal nggak nihh?"

"Halal lah, itu kerupuk mie, bukan babi."

"Ya kan siapa tau yang haram cara lo dapetinnya, takut-takut lo nyolong lagi dari kantin."

"Enggak lah anjir."

Sesudah mendapatkan satu bungkus, Aisha kembali ke mejanya dan membagi-bagi sebungkus kerupuk mie itu kepada siapapun yang mau, hampir semua anak perempuan jajaran belakangnya meminta dan mengatakan jika kerupuk mienya enak dan beda dari biasanya.

"Berapaan dah? kayak mahal enggak sih, enak soalnya," komentar Bunga lalu kembali mengambil lagi sepotong kerupuk itu.

"Enggak tau, si Raffa tuh yang nemu, di bawah meja katanya."

"Apaan tuh?" Fierra yang baru datang langsung mencomot kerupuk mie dari bungkusan yang Yola pegang, dia kemudian duduk dan memberi tahu jika guru yang akan mengajar di pejaran pertama sudah di jalan.

"Sha, tau enggak?" bisik Fierra begitu dia dan Aisha duduk di bangku terdepan.

"Apa?"

"Si Raffa kan katanya ulang tahun, nah si Halma ngado tau katanya," ujar Fierra masih dengan cara berbisik seperti tadi, matanya beberapa kali melihat ke arah Raffa yang sedang berbincang di tengah-tengah Abian dan Angga.

"Woah, kata siapa lo?"

"Gue denger barusan, kan gue lewat sembilan b."

"Anjir si Raffa sedeng- sedeng gitu banyak yang suka yaa, pasti kadonya juga banyak banget tuh."

"Banyak? siapa aja emang?" tanya Fierra dengan kening yang mengerut bingung dan penasaran.

Aisha membulatkan matanya sedangkan hatinya mengumpat, mengatai dirinya yang hampir saja keceplosan, sial. Jika Sisil tau, habislah dia. Untung saja, masih ada rem yang membuat mulutnya tidak asal menyebut nama.

"Y-ya banyak aja nggak sih? adkel juga udah pada ngucapin, gue liat di sw tadi pagii."

"Iya emang, gara-gara jadi ketos kali jadi banyak yang sukaa."

"Iya, bisa jadii. Si Halma kado apa emang?"

"Enggak tau lah. Udah ah, sana lo hadep depan, udah mulai tuh gurunya."

TimelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang