2018
"Aisha, disuruh Bu Rena ke ruang guru!" seru Raffa dengan suara keras supaya Aisha yang sedang bergosip dengan Zara dan Sisil mendengar ucapannya.
Aisha melirik sekilas lalu kembali menghadap Zara. "Kok gue sih? sama osis aja sana!"
Zara mengangguk dengan keras menyetujui ucapan Aisha. "Iya bener, kali-kali osis harus ada kerjanya dong."
Raffa menggeram kesal mendengar ungkapan Aisha yang didukung oleh teman seperjuangannya itu, dia lalu melirik sedikit ke arah Dina dengan perasaan yang tidak enak, anak ini memang benar-benar!
"Woy bocil cepetan!"
Omong-omong, Bocil adalah sebutan baru Aisha dari Dava, dia memanggil Aisha seperti itu karena Aisha memiliki tinggi badan paling pendek di kelas ini terlihat seperti anak kecil yang belum pantas masuk SMP.
Dan Aisha sangat tidak menyukai panggilan itu, namun teman-temannya malah semakin menyebalkan.
"Mau apasih anjir?!"
"Ya mana gue tau."
"Lo kan Anggota osis, ketua kelas juga, lo aja sana yang ke kantor, gue males!" ucap anak remaja berusia tiga belas tahun itu, menolak perintah Raffa yang katanya hanya menyampaikan dari salah satu guru yang memang lebih sering memanggil Aisha.
Aisha merasa sekarang dia mulai merasa keberatan.
"Lah anjir, dasar lo kaleng rombeng!" Kelihatannya, kesabaran Raffa sudah mulai menipis.
Aisha mendelik, melemparkan salah satu buku paket terdekat ke arah Raffa yang mulai pergi, namun beruntungnya buku paket itu lebih dulu sampai menghantam punggunya.
"Anjir!" umpat Raffa dan berbalik, mendekat ke arah Aisha dan menariknya pergi dari kelas, mengeluarkan teriakan memekakan telinga dan berbagai perlawanan Aisha yang tidak terima jika Raffa memaksanya dengan cara menarik tangannya dengan keras.
"Sumpah anjir Raffa, lo nyebelin bangett!"
"Diem woy, lo malu-maluin."
Memang benar, Aisha terlihat sangat tidak tahu malu berteriak keras di lorong kelas dengan berbagai pasang mata yang melihat ke arahnya yang sedang ditarik paksa oleh Raffa Anggara, Aisha lalu menutup bibirnya, menurut. Terlihat baru sadar jika dari tadi tingkahnya sangat memalukan.
Hingga langkah Raffa berheti saat dia melihat sahabat barunya mungkin? Abian Bastian, si tinggi kurus itu berdiri tidak jauh dari pintu ruang guru.
"Ngapain lo narik-narik orang begitu?" tanya Abian melihat tangan Raffa yang masih memegangi lengan Aisha.
"Ini anak bebal banget sumpah, di suruh ke ruang guru susah banget, lo harus rasain gimana stresnya gue saat sekelas sama ini anak berisik satu," ungkap Raffa membuat Aisha mendelik, kesal.
Omong-omong, Aisha memang mengenal Abian, dia salah satu anggota drumband, pernah satu ekstra dengan Aisha juga, namun mereka tidak terlalu dekat.
Dia kelas tujuh D omong-omong.
Abian lalu berjalan meninggalkan Aisha dan Raffa yang ikut masuk ke dalam ruang guru, mendengarkan ucapan Bu Rena yang menyuruh Aisha mendiktekan tugas kali ini di pelajaran agama.
Alasan Bu Rena memilih Aisha jelas karena dia memiliki suara yang kencang, tipe orang yang tidak malu-malu untuk mengeluarkan suaranya.
Kelakuannya itu, memang terkadang menguntungkan di beberapa kesempatan.
...
Siang ini hujan besar turun deras dan disertai gemuruh kencang yang membuat beberapa anak perempuan di kelas ini menjerit kaget, dengan mata yang mengarah ke jendela untuk melihat rintikan air bersih itu, beberapa dari mereka mulai menghayal dan berkata ngawur untuk seukuran anak SMP kelas tujuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Timeline
Ficção Adolescente[𝐞𝐧𝐝] Tentang Aisha Pricilla dan sesuatu di masa lalu yang belum usai. Aisha merasakan perasaan yang tidak dia harapkan, bagaimana bisa dia secara tiba-tiba menyukai orang yang berada di masa lalunya. Mereka sudah lama tidak bertemu, namun deta...