"Raden Ajeng, Anda sudah bangun ?"
Yuandra melihat wanita asing nan jelita di hadapannya dengan wajah pucat dan ekspresi yang penuh kekhawatiran.
Perkiraan umur wanita itu sekitar 20-an tahun, berbeda cukup jauh dengan umurnya yang sudah menginjak usia 33 tahun.
Yuandra berprofesi sebagai dokter bedah di salah satu rumah sakit ternama di Jerman.
Pergi mengadakan reuni angkatan bersama teman-teman di Indonesia sekaligus pulang ke kampung halaman tercinta.
Tenggorokannya masih terasa sakit, pedih, dan terbakar mengingat akhir saat ia hilang kesadaran.
Pakaian wanita di sampingnya terasa aneh, seperti di film-film kolosal dengan kain jarik yang dipakai sebagai bawahannya dan kemban yang memiliki motif berbeda dari kain jarik sebagai atasannya. Keadaan wanita ini pun basah kuyup seperti habis terguyur air.
Yuandra kemudian melihat sekeliling. Ruangan ini tampak aneh karena terbuat dari batu, bahkan tempat ia tertidur tadi juga terbuat dari batu yang dipahat menyerupai dipan.
Apa aku sedang di dalam candi ?
"Dimana kita sekarang ?" Suaranya serak bertanya.
"Kita sedang di perbatasan antara Kerajaan Nusantara dan Melayu."
Kerajaan Nusantara ? Apa ini ?
Yuandra berjingkat keluar, tidak jauh dari candi terdapat deburan ombak saling bersahutan.
Penglihatan Yuan sama sekali tidak salah sejauh mata memandang terlihat samudera lebar membentang, dirinya sedang berada di pesisir pantai.
"Kita di pantai ? Lalu pakaian apa ini ?"
Yuandra baru sadar pakaian mereka hampir sama dengan milik wanita itu, namun miliknya sedikit mewah dan berwarna lebih cerah tidak kusam seperti yang dipakai wanita.
"Raden Ajeng akan segera pergi ke Kaisaran Deimos, itu adalah pakaian penyamaran Raden Ajeng."
"Saat bermain dan berenang di laut Raden Ajeng hampir terbawa ombak, untung saja hamba dapat meraih tubuh Raden Ajeng ke daratan."
"Sebentar, kamu ini siapa ? Saya gakenal kamu ?"
Wanita ini mengernyit kebingungan mendengar pertanyaan dari Tuannya, namun tak urung di jawab juga olehnya pertanyaan dari Raden Ajeng Wening.
"Hamba Rutmi, Dayangnya Raden Ajeng Wening."
Raden Ajeng Wening ? Siapa dia ?
"Raden Ajeng Wening ? Saya gakenal—"
Nginngggg....
Terhuyung ke belakang, tak sengaja punggung Yuan menabrak cermin berukuran setengah badan.
Aneh. Kepala Yuandra terasa pusing, telinga berdenging nyaring ketika mendengar penjelasan dari orang di hadapannya.
Kilas ingatan pemilik tubuh begitu nyata terekam semua oleh isi kepala, otak.
Sekarang Yuandra menelaah wajah dan tubuhnya.
Tidak mungkin. Ini bukan aku.
Ia kembali pingsan karena terlalu syok saat melihat pantulan cermin menimbulkan sesosok manusia asing yang rupawan, wajah Yuandra berubah.
"Raden Ajeng !!" Wanita itu kembali berteriak melihat Tuannya kembali pingsan.
••••••••
Setelah ingatan kembali normal, Yuandra masih melamun basau kehilangan akal.
Otak dokternya yang kerap kali mengandalkan logika seketika macet.
Tidak mungkin aku menempati tubuh orang lain, apa ini Secret Garden versi lampau ?
Memijat kening, berteriak, dan jatuh terduduk karena merasa tak percaya dia bertukar jiwa dengan orang dari Negeri asing.
Sedangkan pelayannya, Rutmi, ketakutan melihat Tuannya linglung, tertawa sendiri, kemudian teriak-teriak seperti orang gila.
Dia benar-benar takut setengah mati jika akal Putri Wening Adhika Dutomo sudah hilang diambil Penguasa Laut Selatan.
"Yang Mulia, maafkan aku karena tidak melarangmu berenang di laut, aku mohon jangan seperti ini Yang Mulia. Aku mohon !!"
Rutmi merentangkan kedua tangan diatas lantai batu memohon sambil merunduk minta maaf pada sang majikan. Layaknya orang sedang menyembah.
Yuandra tertawa tak menghiraukan Rutmi, lalu menangis sejadi-jadinya karena ini bukanlah mimpi, dia berpindah ke alam yang antah berantah di zaman kuno.
****
Moga suka readers !!
****
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO WORLD
RandomWARNING !! GXG AREA !! FUTA !! Dimensi Dua Dunia Rame ga rame pokonya ramein aja :) HARAP BIJAK SAAT BERKOMENTAR. NO WAR !!