Salah satu ruangan membunyikan sinyal alarm bagi petugas rumah sakit.
Dokter dan perawat segera memeriksakan tubuh Yuandra.
"Tekanan darah, denyut jantung, serta reaksinya kembali normal."
"Dokter Yuandra kamu bisa dengar aku ?"
Kepala Yuandra sangatlah pening. Bola matanya berputar.
"Ugh." Seluruh badannya nyeri.
Mengerjapkan mata berkali-kali, Yuandra terasa nyeri dibagian perut dan dadanya.
Tenggorokan seret, "Sakit."
Yuandra kembali tak sadarkan diri.
Keadaannya membaik setelah pingsan, entah apa yang sudah para dokter lakukan saat ia pingsan tadi.
"Apa yang sudah terjadi padaku ?"
"Anda meminum racun, para dokter disini sudah berusaha sebagaimana mungkin sesuai kemampuan dan hasilnya Anda koma 1 bulan,..
,..Ah ya pelaku sudah dihukum, dia dipenjara 5 tahun karena sudah melakukan percobaan pembunuhan."
"Aku pikir akan mati, Dokter disini benar-benar mengusahakanku. Jarang sekali ada yang selamat setelah minum racun."
Yuandra mengawang dia benar-benar masih diberi kesempatan hidup.
"Lalu siapa pelaku yang sudah meracuniku ?"
"Teman Anda, Marisca Cadusa, yang dipanggil Acha."
"Acha !!" Pekik Yuandra tak percaya.
"Benar, namun setelah mengakui semua gugatan. Anda bukanlah target asli,..
,..teman yang bernama Vita adalah target asli Acha,..
,..Vita kemudian memberi minum yang sudah diracuni saat Anda tiba-tiba tersedak."
"Saya ingat, Vita dan Acha sempat bertengkar semasa sekolah SMA dulu,
entah apa yang di perdebatkan tapi karena Vita kehidupan Acha menjadi semakin sulit,
dia tidak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi impiannya,
Mungkin karena hal ini yang mendasari Acha berbuat nekat ingin membunuh Vita."
Jelas Yuandra panjang lebar. Seseorang memantau situasi.
"Saya pengacara Anda jika Anda ingin mengajukan gugatan dan pendalaman tentang penjelasan tadi akan Saya bantu."
Ucap pria itu, membuat dokter dan perawat disana terkejut.
"Aku tau kamu seorang pengacara, sengaja aku jelaskan barusan agar tidak bertele-tele."
••••••••••••••
Yuandra POV.
Kasus berakhir, Acha hanya diberi hukuman 2 tahun penjara serta mendapatkan rehabilitasi.
Dan karir Vita terancam, dia dikeluarkan dari tempat kerja dan viral karena sudah merundung Acha saat di SMA.
Keluarga Vita benar-benar hancur dan menanggung malu.
Acha menangis padaku seperti terakhir kali kami berjumpa di SMA.
Kami pernah menjadi teman sekelas selama satu tahun. Dan disanalah puncak kemarahan Acha pada Vita.
Vita yang membenci Acha membuat seluruh prestasi yang didapat Acha menjadi sia-sia.
Kehidupan Acha semakin sulit, dia hampir melakukan bunuh diri beberapa tahun ke belakang.
Acha sebagai tulang punggung keluarga harus menghidupi Ayah dan Ibu serta kedua adik.
Frustasi dirasakan Acha sampai ia nekat ingin terjun ke laut.
Untuk terakhir kali, aku bertemu dengannya di lapas tahanan.
Berkata semoga aku, dia, dan teman-teman yang lain tidak saling bertemu lagi. Menyesal dan malu.
"Aku sudah memberitahu keluargamu, adik bungsumu Delia yang cerdas ingin menjadi dokter,
aku sudah mendaftarkannya ke sekolah kedokteran dia ingin menjadi Dokter Anak,
sekarang minggu pertama adikmu mengenyam pendidikan di Universitas Jogjakarta dan mendapat beasiswa juga,
jangan khawatirkan tentang separuh biaya kuliah Delia dan biaya lainnya aku yang akan menanggung,
Acha hanya itu yang bisa aku lakukan untuk keluargamu,
dia sangat menyayangimu dan tak akan pernah lupa dengan jasamu sebagai tulang punggung dan kakak tertua,
Delia minta doa darimu agar bisa mengangkat derajat keluarga dan diperlancar segala urusan."
Seketika Acha terisak, "kenapa kamu begitu peduli padaku aku ini orang jahat."
"Kamu tidak jahat Acha, keadaan yang memaksa, semua orang memiliki kesempatan untuk memperbaiki diri, perbaiki dirimu dan demi Delia juga kau harus semangat menjalani hidup."
Acha tak bisa menjawab dia mengangguk sambil sesenggukan.
"Aku pamit ya Acha. Jaga diri baik-baik."
Ucapku sambil berlalu pergi dari kunjungan lapas meninggalkan Acha yang masih menangis bahagia, haru, dan sedih secara bersamaan.
******
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO WORLD
De TodoWARNING !! GXG AREA !! FUTA !! Dimensi Dua Dunia Rame ga rame pokonya ramein aja :) HARAP BIJAK SAAT BERKOMENTAR. NO WAR !!