TW : PINGSAN

317 42 0
                                    

Keesokan pada waktu dini hari Memaksakan pulang ke asrama. Mengendap-endap.

Pintu gerbang masih dikunci terpaksa menaiki pagar pembatas di belakang asrama.

Adhika masuk ke kamarnya. Ia belum sempat membeli kasur.

"Kamu pulang ?"

"Eh, Ya Putri Carissa..Saya pikir Anda masih tidur."

"Dimana Kamu menghabiskan malam ?"

"Di penginapan Bunga Malam."

"Kamu sendirian ?"

"Tidak Yang Mulia, Saya ditemani Rutmi."

"Rutmi ? Siapa dia ?"

"Dia pelayanku."

"Kamu memiliki pelayan ?"

"Ya, keluarga kami memiliki pelayan masing-masing."

"Putri Carissa, karena Rutmi sudah datang Saya tidak lagi menginap disini, kami akan tinggal di Bunga Malam."

"Izin saja pada Ketua Dekan apa kamu diperbolehkan keluar."

"Satau Saya peraturan disini membolehkan."

"Jika itu memang keinginanmu aku bisa apa ? Kamu bisa pergi."

Putri Carissa menutup kelambu ranjang kasar. Dia marah ?!

Adhika berbalik dengan rasa heran, dia berjalan menuju kamar mandi.

Gubrakkkk...

Baru berapa langkah ia ambruk di lantai, secara tiba-tiba Kepala Adhika pusing sekali, seketika langsung pingsan ditempat.

Putri Carissa yang mendengar suara jatuh, langsung menghampiri Adhika yang sudah terkujur di lantai.

"Adhika...Adhikaa.. bangun.."

"Donka... Donka panggil Tabib...!!"

Donka yang sedang tidur di pendopo depan seketika langsung bangun mendengar jeritan Putri Carissa.

Sungguh sepanik apapun Carissa tak pernah menjerit histeris, perlu digaris bawahi Tuan Putrinya itu termasuk wanita paling tenang sedunia.

Maka dengan panik pula Donka menghampiri Carissa sangat cepat bagai kilat.

Adhika sudah pingsan. Donka segera mengambil alih.

Dia memeriksa denyut nadi Adhika namun dia tak merasakan.

"Aku tidak merasakan denyut nadinya."

Dia beralih menyentuh hidung dan hendak mendengar deru nafas Adhika.

Donka menatap Putri Carissa yang sudah tegang.

"Adhika tidak bernafas."

Carissa menutup mulut tak percaya. Air mata mulai bercucuran.

"Tidak mungkin.. Adhikaaaa.."

"Aku akan memanggil Tabib dan ketua Dekan." Donka berlari meninggalkan Adhika dan Carissa.

"Adhikaaa..bangun.." Carissa menggoyangkan tubuh Adhika kuat.

"Kamu tidak boleh mati, Adhika..bangun..arrrhhh huhuu.."

"Kumohon bangun....." Jerit Carissa melengking.

Di terus berusaha menyadarkan Adhika, tangisnya kian mengencang.

Seluruh tubuhnya terasa lemas memanggil nama Adhika yang tidak sekalipun terganggu dengan isakan orang dihadapannya.

"Adhika... Cepat bangun.. apa yang terjadi padamu.."

"Kamu baik-baik saja tadi..kenapa sekarang kamu begini..jangan mati dan tinggalkan aku.. kumohon aku menyukaimu Adhika.. aku sangat menyukaimu.." histeris Carissa tak tertahankan.

Dia merengkuh tubuh dan menciumi wajah Adhika.

Carissa tiba-tiba merasa hilang kesadaran, dirinya tumbang di samping tubuh Adhika. Pingsan.

Orang-orang mulai berlarian, termasuk Putri Zhi mendengar keributan dari Ketua Dekan hingga membangunkan hampir separuh asrama.

******

TWO WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang