Rektor Universitas Phobos memanggil dua orang wanita ke kediamannya.
Rais Nikolay mempersilakan mereka duduk di kursi ruang tamu.
"Mister Nikolay, ada apa Mister memanggil kami ?" Rais memandang dua wajah yang berbeda ekspresi.
Yang satu terlihat tegang dan satunya lagi terlihat kebingungan.
"Ada hal yang ingin Saya katakan terkait pencarian benda mistik." Jawab Rais pada Adhika yang memiliki ekpresi bingung di kepalanya.
"Benda mistik ? Maksud Anda ?"
"Putri Carissa sudah menjelaskan padaku mengenai sembilan cahaya bola naga dan telur naga emas."
Carissa yang merasa namanya disebut semakin mengeruh. Hatinya mulai berdetak gelisah.
Adhika melirik Carissa, "Apa maksudnya tentang pelatihan untuk berburu tentang pencarian itu ?"
"Ya, dan Saya baru menemukan Guru yang tepat. Tidak seperti Guru yang lain 'dia' datang padaku dengan sendirinya." Bukan Carissa yang menjawab. Rais Nikolay menyela.
"Siapa yang Anda sebut Mister ?" Adhika kembali berpaling dan bertanya pada Nikolay.
Carissa hanya diam membisu. Tak ada kata yang mampu ia keluarkan dari mulutnya. Ia meradang, takut terjadi sesuatu padanya dan Adhika. Lebih-lebih terhadap hal beresiko seperti ini, yang dimana taruhan tersebut dibayar nyawa.
Tak..tak..tak..
Suara tongkat berbunyi diatas lantai kayu menghampiri meja tamu.
"Orang yang disebut adalah Aku." Seorang wanita tua menunjuk dirinya sendiri sambil menatap tiga orang dihadapannya dengan tatapan datar.
"Nenek Dorothy Shu ?" Panggil Carissa dan Adhika hampir bersamaan seraya membelalakan mata.
••••••••••
"Aku sudah memberitahu kalian berdua tentang benda mistik itu kan ?"
"Maaf Nek, tetapi kenapa Nenek tidak menemukannya sendiri saja dan malah kami yang harus pergi ke Pulau Tirton ? Bukankah Nenek sendiri guru besar dan memiliki ilmu yang sangat tinggi untuk melawan para monster disana ?" Tanya Carissa tak terima.
Ctaakkkk....
Tempat itu bergetar saat Nenek Dorothy Shu mengempaskan tongkatnya ke lantai kayu.
Mereka semua terhuyung saat merasakan getaran, giris.
"Kamu pikir selama 749 tahun aku hidup hanya berdiam diri saja ?" Nenek Shu menggeram pada Carissa.
"Kamu anak kecil tidak tau apa-apa, selama ratusan tahun aku hidup untuk mengabdikan diriku sebagai Guru yang bisa membawa kedamaian bagi seluruh negeri."
"Aku terus melakukan pendalaman untuk bisa meraih benda-benda mistik, dan ini adalah saatnya kalian untuk maju kedepan, kamu tidak lihat tenagaku semakin hari semakin berkurang, kamu berharap apa dariku ini, Putri Mahkota Carissa ?"
"Aku bahkan bisa menghancurkan negeri kesayanganmu dalam sekejap atas kelancanganmu mempertanyakan hal ini !! Deimos lebih besar daripada yang kamu kira, semua Guru-guru berilmu tinggi berkumpul di Negeri ini."
"Meski kekaisaranmu tidak bisa dianggap remeh, tapi peringkat Amalthea ada dibawah kami, itu artinya Deimos tidak bisa kamu anggap enteng, jangan terlalu sombong."
"Tapi aku bukanlah pendendam, kemurnian harus tetap terjaga karena aku seorang Guru yang wajib memberikan teladan yang baik ! Dan kalian adalah orang terpilih untuk menyelamatkan dunia."
"Jaga ucapanmu mulai saat ini Carissa, tidak semua harus sesuai keinginanmu, Sekarang ada tanggung jawab berat yang harus kamu dan Adhika pikul di dunia ini !!" Tegas Nenek Shu.
"Kalian semua harus berbesar hati, dan menguatkan tekad." Ucap Nenek Shu sedikit melunak.
Mereka semua diam menciut tak berani berkomentar apapun lagi.
*******
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO WORLD
RandomWARNING !! GXG AREA !! FUTA !! Dimensi Dua Dunia Rame ga rame pokonya ramein aja :) HARAP BIJAK SAAT BERKOMENTAR. NO WAR !!