Adhika yang sedang menyamar sedang berdiri di jembatan, orang-orang mulai memenuhi pinggiran danau.
Melihat sekumpulan yang menghidupkan lampion bahkan ada banyak sepasang kekasih yang sampai rela ke tengah danau dengan menaiki sampan sambil menenteng lampionnya.
Cahaya bulan bersinar cukup terang. Membuat malam kian syahdu.
Carissa yang terpisah dari Donka sekarang kalang kabut.
Donka kini sedang membeli pakaian hanbok untuk mengganti baju Adhika.
Sebenarnya untuk kedua kalinya Carissa membelikan hanbok pada Adhika lewat Donka, dia berencana akan mengajak orangnya langsung ketika membeli hanbok lagi nanti.
Tapi ia terpisah dari pelayannya itu. Pandangan Carissa menemukan siluet Pria yang keluar dari rumah yang disinggahi Adhika tadi, sedang berdiri di tengah jembatan melihat kearah orang-orang yang sedang bermain lampion.
"Tuan !!!"
Pria itu berbalik menatap Carissa. Terkejut melihat Putri Carissa orang itu malah berlari menjauh.
Kipas yang dibawa untuk menutupi wajah Adhika. Sedangkan tangan kirinya memegang erat pedang.
Carissa yang merasa heran dan aneh bergegas menyusul. Akhirnya terjadi kejar-kejaran diantara mereka.
Setelah di tempat yang sepi. Adhika mulai berhenti. Kipasnya ia taruh di pengait baju
"Anda mengikutiku sampai kesini." Ucap Adhika berbalik menatap tajam kearah Carissa.
Dibalik remangnya cahaya bulan ia dapat melihat jelas wajah Pria dihadapannya.
Merasa asing tak asing, Carissa akui dia Pria yang tampan.
"Tuan, kamu kenal dengan Adhika ?"
"Adhika ? Kenapa bertanya tentang dia ?"
"Aku temannya. Apa hubungan Anda dengan temanku ?"
"Dia juga temanku."
"Tunggu suaramu..mirip dengannya."
"Sungguh jeli pendengaranmu, bukankah yang mirip tandanya jodoh." Adhika terkekeh jahil, make up dari Nona Eve benar-benar memuaskan.
Jelas teruji, Putri Carissa pun terkecoh oleh penyamaran dan penampilan wajah Adhika yang hampir sempurna terlihat asing.
"Jangan bercanda."
"Aku tidak bercanda, kenalkan namaku Yasadana Alsaki."
"Aku tidak bertanya namamu."
Carissa menyipitkan mata menelisik tampaknya ia kenal dengan Yasadana.
Tapi dimana mereka pernah bertemu ? Karena baru pertama kali rasanya mereka bersemuka.
"Dimana kalian kenal ?"
"Aku lupa, tapi kami memiliki hubungan yang sangat dekat tak terpisahkan. Istimewa."
"Begitukah ? Kami juga teman satu kamar dan dekat." Sinis Putri Carissa.
"Hmmm... tapi kurasa hubunganmu dengan Adhika tidak sedekat aku dan dia." Ejek Adhika.
Adhika benar-benar ingin tertawa melihat ekspresi kesal Putri Carissa, terlebih karena tidak bisa mengenalinya.
"Dia tak pantas dengan orang sepertimu." Remeh Carissa.
"Kenapa tidak ?"
"Karena kamu memang bajingan bahkan aku lihat tadi kamu habis bersenang-senang di rumah Bor—"
"Yang Mulia, Anda kemana saja aku mencarimu." Melirik ke arah suara yang menyela pembicaraan mereka.
Donka lari tunggang langgang kearah Putri Carissa.
Carissa kembali menoleh kearah Pria tadi tapi sudah tidak ada. Dia sudah hilang di belokkan sana secepat kilat.
Putri Carissa menatap tajam kearah punggung pria yang barusan menghilang.
"Donka apa kamu kenal dengan pria brengsek Yasadana barusan ?" Ucap Carissa kecut.
Donka hanya menggeleng tidak tau.
"Siapa dia Putri ?"
"Dia pria yang tadi keluar dari rumah itu."
"Ahh, apa pria itu kekasihnya Adhika ? Aku melihat sekilas di gubug tadi, dia pria yang tampan."
"Tidak !!! dia hanyalah pria jelek brengsek tak cocok dengan Adhika." Sentak Carissa menghempas tangan ke udara seolah meninju angin kosong. Kesal.
Donka menggaruk tengkuknya yang tak gatal, kenapa Tuannya marah-marah saat membahas Yasadana ?
*****
Cemburu niyee_^*****
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO WORLD
RandomWARNING !! GXG AREA !! FUTA !! Dimensi Dua Dunia Rame ga rame pokonya ramein aja :) HARAP BIJAK SAAT BERKOMENTAR. NO WAR !!