TW : JUJUR TAK SELALU BAIK

221 25 0
                                    

Setelah Pangeran Juno menolak menjadikan Adhika permaisurinya. Sang Pangeran kemudian pergi dari Kekaisaran Deimos.

Pindah ke wilayah Kekaisaran Zelarion, dimana pendidikannya sama baiknya dengan Kekaisaran Deimos. Dan termasuk dalam jajaran 10 Universitas terbaik di dunia.

Pangeran Juno sadar jika terus-menerus tinggal di Deimos dirinya akan kesulitan untuk menghindari Adhika. Dia ingin melupakan wanita itu.

Sebagai gantinya Juno mengizinkan tanam saham di lumbung emas di seluruh wilayah Kekaisaran Charon.

•••••••••

Bahkan Pangeran Juno pun sudah pergi sejak seminggu yang lalu tapi orang yang duduk disampingnya ini tidak menghiraukan keberadaannya.

Apa-apaan ini ?

"Kamu masih marah gara-gara aku pergi dengan Pangeran Juno ?"

Dia mendelik, "kenapa masih menyebut nama dia ? Kamu menyukainya kan ?"

Adhika tersenyum, "Kamu ini kenapa ? Aku tidak suka dia makanya kami tidak jadi meneruskan perjodohan ini !"

"Lalu kenapa kamu mau berduaan di tempat khusus saat di restoran kemarin ? Apa yang kalian lakukan disana ? Kamu bercinta dengan Juno ?"

"Biar aku jelaskan, aku ini hanya mengobrol dengannya tidak lebih, lagian masalah kami tidak begitu penting."

"Tidak penting ? Kamu pikir aku ini apa ?"

"Bisakah kamu tenang, dan tidak menuduhku sembarangan ? Kamu ini calon pewaris besar Amalthea, tidak patut kamu bersalah sangka pada orang lain !"

"Aku juga manusia biasa sepertimu, apa aku salah jika menuduhmu dan Juno bercinta ? Lagian untuk apa mengobrol di tempat sepi berduaan, semua pasangan akan salah sangka jika melihat kalian seperti itu !!" Pekiknya.

"Sebentar, Sayang. Kami tidak bisa mengatakan masalah pribadi kami, apalagi di hadapan banyak orang, kami ini bangsawan yang menyamar.

Aku memberikan pernyataan seputar kekuranganku pada Pangeran Juno, dia akhirnya menolak menikahiku karena dia dan keluarganya tidak akan mampu menerima orang cacat sepertiku.

Apakah harga diriku tidak terinjak jika berbicara di tempat ramai ? Juga aku membicarakan masalah Negara kami jika perjodohan ini batal.

Konsekuensinya adalah perang, jika menolak dijodohkan, Charon tidak akan terima kalau aku menolak pinangan dari Juno.

Nusantara bisa dalam bahaya jika begitu, dan aku berusaha meminta pengertian dari Juno demi masalah ini.

Akhirnya Juno-lah yang meminta untuk putus hubungan dariku, dengan begitu Charon tidak merasa dihina oleh seorang Putri Nusantara sepertiku.

Dan Ayahku pun sudah berjanji tidak akan menyerang Charon jika pernikahan kami dibatalkan Pangeran Juno.

Raja Amengkutyo tidak pernah peduli pada anak-anaknya selama tidak membuatnya dalam masalah. Dia akan baik-baik saja." Jabar Adhika panjang lebar.

Carissa menatap Adhika yang bicara permasalahan dengan Juno, bodoh dirinya tidak pernah mau mendengar penjelasan dari Adhika.

Dia sudah terlanjur kecewa dan marah pada Adhika, wanita mana yang tidak salah paham jika melihat pasangannya berduaan dengan orang lain di tempat sepi.

Carissa menggenggam tangan Adhika lembut.

"Maaf sudah salah sangka padamu selama seminggu ini."

"Tidak masalah kamu wajar melakukan itu."

"Jadi kalian sepasang kekasih ?"

Putri Zhi datang berjalan kearah kami yang sedang duduk santai di taman kota.

"Putri Zhi, apa yang sedang Anda lakukan disini ?" Carissa berkilah.

"Tentu saja mengikuti kalian, aneh saja kalian tidak sedekat ini dulu. Kalian seperti sepasang kekasih."

"Jika Putri Carissa kekasihku memangnya Anda mau apa ?" Adhika bangkit menghampiri Putri Zhi.

Tatapan mereka saling menghunus tajam, "Putri Zhi tidak berhak ikut campur dalam masalah kami."

"Tentu saja, Aku tidak berhak untuk mencampuri urusan kalian, tapi aku ini sahabat Putri Carissa. Kamu hanya orang baru tak jelas di dalam hubungan kami." Tukiknya sengit pada Adhika.

"Hentikan, kalian akan bertengkar dan berkelahi jika tidak kulerai !!"

Adhika dan Zhi menatap bersamaan kearah Carissa.

"Putri Zhi, aku dan Adhika sudah menjadi sepasang kekasih. Maafkan aku tapi aku menolak permintaanmu untuk meminangku."

"Apa Putri yakin memilih penghianat seperti dia ?" Zhi tak bisa berkata-kata.

"Aku percaya pada Adhika, dia orang yang aku cintai, justru dialah yang menolongku saat hampir dibunuh dan mengorbankan nyawanya demi diriku."

"Baik jika memang itu menjadi keputusanmu, kuharap Putri Carissa bahagia. Permisi."

Kejujuran terkadang menyakitkan, Putri Zhi pergi dengan langkah tak menentu. Matanya berkaca-kaca, cintanya bertepuk sebelah tangan.

Salah dia karena tidak memperjuangkan cintanya untuk Putri Carissa dan malah menarik-ulur hubungan mereka.

Seharusnya Zhi terus maju tak peduli apakah Putri Carissa akan menyukainya atau tidak.

Yang jelas jika dia terus maju, Zhi yakin Putri Carissa akan menyukainya juga. Tapi kini terlambat, dia sudah sangat terlambat melihat hubungan Adhika dan Carissa seolah tak terpisahkan.

Dirinya ragu untuk merebut kembali cintanya, mereka berdua terlihat saling menyayangi dan mengasihi.

Hatinya sesak, menangis di jalan pulang.

*******
Sabar Zhi Sabar...

I feel U...

:'(

********







TWO WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang