"Maaf kasurmu basah karena Donka."
"Apa yang terjadi ? Tandon air minum pecah ?"
"Iya dan kasurmu terkoyak, besok aku akan mengganti yang baru untukmu."
"Tak usah, aku akan membeli kasur besok." Raut kecewa menghampiri Adhika.
Adhika pergi, tak mungkin jika hari ini tidur di asrama.
Padahal ia sudah sangat lelah karena menari dengan Fei tadi siang.
Malam mulai menggelap, Adhika pergi ke tempat tersembunyi. Gubug itu lagi.
Mau tak mau ia akan menginap di Rumah Bordil Bunga Malam.
Dengan pakaian hanbok indahnya dia menemui seorang penata rias, Nona Eve, untuk melakukan penyamaran wajah.
Ya, dia menyamar menjadi Yasadana Alsaki.
•••••••••
"Kemana dia pergi ?"
"Kearah timur."
"Kita ikuti saja."
"Tapi Adhika sudah pergi jauh, hari sudah gelap Yang Mulia sebaiknya istirahat saja."
"Baiklah, aku akan manaikkan upetimu karena sudah membawa air untuk menyiram kasur Adhika dan mengoyaknya."
"Tentu tidak masalah Yang Mulia wanita itu pantas mendapatkannya karena sudah berani mengganggu Putri Kaisar kami."
Donka tak tahu alasan sebenarnya kenapa Carissa berbuat demikian.
Tapi dengan wajah cemberut menahan kesal Carissa mengadu jika Adhika sudah membuat kesalahan padanya.
"Dia membuatku jengkel, apakah Adhika tak pernah mendengar perkataanku untuk tidak menari dengan Fei ? Itu sangat mengganggu dia sengaja menantangku." Rutuk Carissa.
"Memang kenapa dengan menari ?"
"Tidak apa-apa hanya mereka tak pantas melakukannya, Adhika menggangguku juga dengan tarian gilanya di asrama."
"Dia mengganggumu ?"
"Ya, dia membuatku tak nyaman."
Tak nyaman untuk jantungku. Lanjutnya dalam hati.
"Beraninya dia, Yang Mulia apa yang harus Saya lakukan untuk membalas Adhika ?"
"Buat dia tidak betah dan tidak menggangguku hari ini di asrama."
Carissa kemudian menyuruh Donka untuk menyiram kasur Adhika hingga banjir dan mengoyaknya.
••••••••
Pria itu keluar dari rumah yang pernah disinggahi Adhika.
Wanita pemilik rumah bertanya kemana Yasadana akan pergi.
Yasa bilang dia harus menemui seseorang dan menginap disana.
Rasa penasaran Carissa pada Yasa meninggi.
Diam-diam tanpa diketahui Donka dan juga siapapun, ia menyusul ke arah timur tempat Adhika pergi.
Apa pria itu akan menginap dengan Adhika di tempat yang sama ?
Tiba-tiba ia panik, segera mengikuti langkah Yasa menuju rumah bordil.
Carissa berkerut wajah melihat rumah bordil bunga malam.
Dia mengikuti langkah Yasa ke suatu tempat di rumah bordil itu.
Ya, orang yang ingin ditemui Yasa adalah si pemilik Bunga Malam.
Yasa disambut ramah oleh Mojhe sang pemilik yang menunjukkan sebuah rumah di belakang.
Carissa sembunyi, namun sekilas mendengar percakapan antara Yasa dan Mojhe.
"Wanita itu hendak Saya tempatkan disini, ini adalah hunian mewah di Bunga Malam. Nikmati waktu Anda sepuasnya, Saya permisi."
Mojhe pergi melewati Carissa yang kini mengendap-endap dibalik tembok.
Tanpa pikir panjang begitu Yasa masuk ke dalam rumah yang terdapat dua kamar langsung di gebrak kencang oleh Carissa.
Yasa jelas kaget melihat sang Putri Mahkota Kaisar Amalthea berada disini. Rumah Bordil.
"Apa yang kamu lakukan disi—"
Plakkkk.. tamparan keras memenuhi ruangan terdengar.
"Dasar bajingan mesum, kamu tidak bisa merenggut dan mempermainkan temanku,..
,..banyak wanita di rumah bordil ini jangan tiduri Adhika yang tidak tau apa-apa, gadis itu masih murni dan perlu kamu tau dia punya kelamin ganda,..
,..jangan pernah menyentuh temanku aku akan membawanya pergi sekarang, kamu bisa menuntaskan kebejatanmu dengan jalang lain."
Teriak Carissa membentak ke wajah Yasa. Dengan nafas memburu marah.
Gadis yang termaktub sebagai wanita berparas sangat cantik. Segera menjelajahi kamar-kamar di rumah itu dan menggeledah mencari sosok Adhika.
Tapi nihil, tak ada siapapun selain Yasadana disini.
Yasadana tersenyum remeh, menyimpan pedang di alat perkakas. Sorot matanya meruncing.
"Kamu sudah salah paham."
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO WORLD
De TodoWARNING !! GXG AREA !! FUTA !! Dimensi Dua Dunia Rame ga rame pokonya ramein aja :) HARAP BIJAK SAAT BERKOMENTAR. NO WAR !!