Tadinya yah tadinyaaa Author gakan ngelanjutin nih cerita terus mau dibiarin gitu aja sih.
Author malesssss pake banget nerusinnya, kagak ada semangat aja buat ngetik chapter TW.
Pegal-pegal nih jari, mana agak puyeng cenat-cenut sama kerjaan Author pula di RL, lelahnya diriku.
Karena ada yang komen buat 'terus lanjut' jadinya ya bakalan Author lanjutin deh cerita TW ini.
Demi readers aku rela begadang. Makasih udah berani berpendapat ya komenin Author.
Jangan lupa Vote dan Komen biar jadi penambah stamina buat Author !!
Next part ⤵️⤵️⤵️⤵️⤵️⤵️⤵️
____________________________________
"Salah paham katamu ?"
Adhika menyalakan lampu-lampu lilin, wajah mereka terlihat jelas sekarang.
Pandangan mereka saling menghunjam.
"Dimana etikamu saat sedang bertamu mengunjungi rumah orang ?"
"Jangan bicara tentang etika jika kamu dan Adhika saja memiliki hubungan gelap kan ?"
"Iya atau tidak bukan urusanmu, pergilah."
"Kamu berani sekali mengusirku."
Dasar perempuan tak tau diri, cukup sabar Adhika menghadapi Carissa, sudah seenaknya menampar tanpa sebab, sekarang malah menuduh sembarangan.
Apa dia benar-benar pewaris sebuah Kekaisaran ? Sikapnya tidak mencermikan itu.
"Lalu, apa maumu ?"
"Dimana kamu sembunyikan Adhika."
"Aku tidak tau."
"Bohong !!!!" Teriak Carissa.
"Orang yang dihadapanmu ini Adhika."
"Kamu bercanda ? Berani-beraninya kamu berbuat padaku !!"
Adhika frustasi melempar topinya.
"Lihat aku baik-baik, kamu tidak mengenaliku ?"
Carissa menatap lekat, pria tampan ini dari semenjak pertama bertemu memang ia merasa akrab dengan wajah Yasa.
"Ya kau pria bejat yang kukenal."
"Astaga, kamu benar-benar. Aku Adhika temanmu. Aku sedang menyamar. !!"
"Sudah kubilang jangan bercan—"
"Aku tidak bercanda Putri Carissa." Nada tinggi frustasi Adhika menggema.
"Darimana kamu tau aku seorang Putri ?" Selidik kuat Carissa.
"Aku teman sekamarmu.. Aku Adhika. Lihat aku baik-baik." Adhika menepuk dada meyakinkan dirinya pada Carissa.
Orang itu menatap wajah Yasa lamat.
"Kamu benar Adhika ?"
"Astaga.... benar aku ini teman Putri Carissa. Tak ada yang tau kamu seorang Putri Kaisar selain aku sebagai teman sekamarmu,..
,..aku menyamar menjadi laki-laki agar tidak diketahui orang masuk ke Bunga Malam."
Haruskah Adhika menjelaskan jika mereka bahkan pernah saling bergumul panas di atas ranjang bersama ?!
"Adhika, aku tau suaramu."
"Benarkan Aku ini Adhika ?"
Carissa mengangguk dan mendekat kearah Yasa, memeluknya.
"Kupikir kamu kekasih Adhika. Aku sudah salah sangka padamu. Kenapa kamu tidak berkata jujur dari awal, tak ada yang tau rahasia besarku sebagi Putri Mahkota."
Keluh Carissa di sela-sela pelukan mereka.
"Maaf tapi aku tidak mau orang-orang terlalu gamblang mengenaliku. Dan yah akhirnya Putri tau juga kan."
Carissa mengangguk pelan. Lalu, ia melepas pelukan.
Mereka saling menatap satu sama lain.
Membelai halus wajah Adhika yang menyamarkan diri sebagai Yasa.
"Kamu ingin berciuman ?" Tanya Adhika pelan. Oh shit, dengan banyaknya kata malah kata ajep-ajep ini yang keluar, Adhika menggigit bibir.
Ia mengangkat dagu Carissa yang lebih pendek darinya.
Carissa tak menjawab dirinya pun bingung harus menjawab iya atau tidak, sebab dia rikuh jika harus mengungkapkan.
Cup..
Adhika mengecup bibir Carissa lembut.
Terus melumat bibirnya. Dan Adhika akui sudah gila dibuat oleh wanita dihadapannya.
"Maaf aku salah. Oh tidak, Putri Zhi pasti akan menghajarku huh. Ini tidak boleh, kita tidak boleh kelepasan seperti kemarin." Kelutus Adhika.
Meluputkan ciumannya. Carissa merajuk agak kecewa entah kenapa.
"Kamu tau aku menyukai Putri Zhi ?"
"Terlihat jelas." Kata Adhika, menyindir.
Carissa tak bisa fokus, dia hanya menatap bibir Adhika lembut.
"Kamu piawai berciuman. Apa kamu sudah sering melakukannya ?"
"Oh tentu saja." Ucap Adhika bangga.
"Aku sering melakukannya dengan kekasihku."
Tapi ketika sedang di dunia asliku, hmmm... aku sangat merindukan Dave. Lanjutnya dalam hati.
"Siapa kekasihmu ?"
"I-itu r-rahasia."
Mendengar ucapan menusuk jiwa dan tatapan menyengat dari Carissa, ia jadi gelagapan dan merinding.
"Kamu ingin main rahasia,
Kudengar kamu akan menempatkan seorang wanita disini ? Apa dia itu kekasihmu ?"
Carissa baru ingat dengan perkataan Mojhe pada Adhika saat sembunyi di depan rumah tadi.
"Bukan, wanita siapa ? aku tak kenal banyak orang disini."
"Jelas, kamu sedang berbohong."
Carissa menatap lesu. Adhika menyembunyikan sesuatu darinya.
"Bukankah kamu juga wanita, Sayang ?" Alihnya pada si pewaris Amalthea.
Adhika kembali menarik dagu Carissa dan melumat bibir pink-nya.
Dari ciuman lembut sampai ciuman penuh gairah mereka buat.
Baik Carissa maupun Adhika mereka sama-sama di mabuk.
Hormon Adhika sebagai seorang pria naik. Kali kedua dalam hidupnya dia merasakan sesuatu menegang dibawah sana.
Carissa mampu membuatnya kehilangan akal sehat.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO WORLD
RandomWARNING !! GXG AREA !! FUTA !! Dimensi Dua Dunia Rame ga rame pokonya ramein aja :) HARAP BIJAK SAAT BERKOMENTAR. NO WAR !!