Kuburan Ranggajaya di wilayah Kekaisaran Amalthea dipenuhi rumput dan ilalang.
Ratu Irina berdiri setiap bulan dia rutin mengunjungi kuburan sang pujaan hati.
Dulu kala, Irina yang menjanda di usia 16 tahun dan memiliki satu orang Putri bernama Qin Helna Carissa de'Irina adalah anak semata wayangnya dari mendiang suami Irina, Pangeran Dawne, yang gugur di medan perang.
Saat kunjungan Negara ke Wilayah Nusantara dirinya yang berusia 19 terpincut dengan Ranggajaya dan berniat melamar pujaan hati.
Akan tetapi Rangga menilai bahwa Irina hanyalah seorang janda anak satu meski bergelar Putri Mahkota saat itu, dan dia sudah mendapatkan kekasih, seorang gadis cantik dari wilayah Kekaisaran Artanian Wan Yi Luong. Kakak Wan Yi Fei.
Semuanya semakin rumit, kala Yi Luong bertengkar hebat dengan Irina karena merebutkan cinta Kakang Ranggajaya.
Racun mematikan itu di tenggak. Ranggajaya bilang di nafas terakhirnya, "Jika aku tidak menikah dengan Wan Yi Luong maka lebih baik aku mati."
Irina menangis, kejadian 15 tahun lalu membuatnya tidak akan pernah lupa akan cinta pertamanya.
Meski dia sudah menjanda tapi ia baru merasakan jatuh cinta sedalam-dalamnya saat melihat Rangga di usia yang masih sama-sama muda.
"Rangga, Putriku sudah meneruskan cintaku padamu. Carissa menikah dengan adikmu. Meski kita tidak bisa bersatu tapi darah keturunan kita akan meneruskannya."
"Aku tau dalam matamu terdapat cinta untukku, karena aku merasakannya Rangga, hanya saja kamu tidak bisa menyakiti hati Yi Luong yang lebih dulu mencintaimu."
"Kamu bimbang dan dilema bukan ? Memilih antara aku dan Yi Luong ? Karena dalam hatimu akulah cintamu, tapi dalam hal komitmen dan rasa menghargai, kamu memilih Yi Luong."
"Kamu benar, aku seorang janda dibanding dia yang masih gadis, tapi kamu tidak bisa membohongiku. Binar matamu sangat jelas kalau kamu mencintai dan menyayangiku.
Semua orang dapat melihatnya Rangga, bahwa kamu memiliki rasa untukku. Gengsimu yang mencintai seorang janda menghalangi jalan cintamu padaku."
"Aku akan tetap setia, semoga di kehidupan selanjutnya kita bisa bahagia bersama, Ranggajaya Kekasihku."
Ratu kemudian pergi, tangisan dari pipi Irina jatuh ke permukaan tanah kuburan Ranggajaya.
Secara ajaib satu kuncup bunga anyelir merah gelap tumbuh mekar di atas kuburan itu berasal dari tetesan air mata Irina.
"Bunga Anyelir berwarna merah gelap adalah tanda cinta dan kasih sayang mendalam." Beritahu Ranggajaya pada Irina saat di Nusantara dulu.
"Irina, Jika aku tidak menikah dengan Wan Yi Luong maka lebih baik aku mati. Dan kamu akan mengerti nantinya, jika bunga anyelir akan tumbuh diatas tanah gersang, rendah, dan hina sekalipun."
Usai berkata demikian, Ranggajaya menghembuskan nafas terakhir dengan darah yang keluar dari mulutnya.
Makna mendalam dari bunga anyelir versi Ranggajaya, bahwasannya Lelaki itu memang mencintai Irina meski ia seorang Janda yang dipandang sebelah mata oleh masyarakat sekalipun.
Kebimbangan akan siapa yang harus dicintai membuat Rangga ingin mati, dia tidak bisa menikahi Wan Yi Luong. Sebab cintanya hanya untuk Irina.
Dan Rangga tak bisa menikahi Irina karena komitmennya pada Yi Luong lebih dulu, serta gengsinya yang tinggi tentang seorang bujangan menikahi wanita janda.
Apalagi statusnya sebagai Putra Kaisar yang menjunjung tinggi kehormatan Negara, membuatnya semakin tercekik dan tersiksa.
*******
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO WORLD
RandomWARNING !! GXG AREA !! FUTA !! Dimensi Dua Dunia Rame ga rame pokonya ramein aja :) HARAP BIJAK SAAT BERKOMENTAR. NO WAR !!